Pemilu 2024
Wakili Petani dan Peternak, I Ketut Hari Suyasa Siap Rebut Kursi DPD RI Pemilu 2024
I Ketut Hari Suyasa menyerahkan dukungan minimal pemilih bakal calon Anggota DPD RI Pemilu 2024 ke KPU Bali
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - I Ketut Hari Suyasa menyerahkan dukungan minimal pemilih bakal calon Anggota DPD RI Pemilu 2024 ke KPU Bali pada Selasa 27 Desember 2022.
I Ketut Hari Suyasa yang hadir sekitar pukul 15.15 WITA itu disambut oleh seluruh Komisioner KPU Bali.
Dalam kesempatan tersebut, pria yang juga menjadi Ketua GUPBI Bali itu menyerahkan sebanyak 3.250 dukungan pemilih kepada Komisioner KPU Bali dalam rangka memenuhi persyaratan menjadi calon Anggota DPD RI.
Baca juga: I Ketut Wisna Serahkan Dukungan Minimal Pemilih Bakal Calon Anggota DPD RI Pemilu 2024
Kendati telah menyerahkan 3.250 dukungan pemilih, Hari Suyasa mengaku masih memiliki sejumlah cadangan KTP.
“Untuk menjadi calon, itu pasti harus ada dukungan persyaratan KTP yang harus diberikan. KTP yang kita kumpulkan, dari masyarakat yang sudah masuk ke database kita sejumlah 3.250. Jadi kita anggap jni sudah cukup mewakili karena jumlah minimalnya itu 2.000.”
“Sekitar lagi 2.000 belum kita masukkan, tapi karena waktu, harus kita closed ya,” ujar Hari Suyasa saat ditemui Tribun Bali usai penyerahan berkas.
Baca juga: Sugawa Korry Digadang-Gadang Akan Memperebutkan Kursi DPR RI Pada Pemilu 2024
Pasalnya, ribuan dukungan pemilih tersebut tersebar di 8 Kabupaten/Kota seluruh Bali.
Keinginan I Ketut Hari Suyasa guna mewakili Rakyat Bali melalui jalur independen muncul lantaran belum ada DPD RI dari Bali yang berbicara soal pertanian dan peternakan di Senayan, Jakarta.
Sementara itu, ia menilai, selama ini sektor pertanian dianggap sebagai komoditi politik. Sehingga, ia ingin menunjukkan bahwa petani dan peternak memiliki bargaining politik.
Baca juga: Partai Buruh Peroleh Nomor Urut 6 Pemilu 2024, Ini Profil Partai Buruh Exco Bali
“Selama ini kita menganggap DPD belum pernah ada yang membicarakan atau mengkomunikasikan masalah pertanian dan peternakan ke pusat.”
“Kedua, kita juga ingin memberikan pemahaman kepada elit politik misalnya yang notabenenya kita di pertanian dianggap sebagai komoditi politik, dan hari ini kita tunjukkan kita punya bargaining politik,” ujarnya.
Pria yang juga mantan aktivis tahun 98 itu mengungkapkan, ingin mengubah citra DPD RI yang selama ini dianggap sebagai panti jompo politik.
Baca juga: Kota Denpasar Tetap 5 Dapil dengan 45 Kursi Anggota DPRD dalam Pemilu 2024
“Saya tidak ingin DPD ini dianggap sebagai panti jompo politik. Menjadi akhiran bagi orang-orang yang masuk, mengakhiri masa politiknya di DPD.”
“Sehingga DPD yang selama ini kita harapkan menjadi bargaining politik Bali terhadap pusat, ini nggak ada,” tambahnya.
Hari Suyasa yang akrab dengan sektor pertanian dan peternakan itu menjelaskan, nantinya ia akan mengawal kesejahteraan petani maupun peternak.
Ia menilai, pemerintah kurang peduli terhadap sektor pertanian maupun peternakan.
Baca juga: Pengamat Pemilu: Pemilih Pilpres 2024 Dapat Memilih Berdasarkan Sumber Informasi di Medsos
Ketika kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang hingga menyebabkan wilayah Bali di-lockdown, menimbulkan konflik ekonomi di tengah masyarakat.
Namun, Hari Suyasa berpandangan, belum ada tokoh maupun pemangku kepentingan yang menyuarakan hal tersebut.
“Yang jelas, kita menganggap selama ini pemerintah kurang peduli. Secara teori mereka hebat, secara aplikasi mereka lemah.”
“Kasus PMK, bagaimana kemudian kita di Bali lockdown begitu hebat, sehingga menimbulkan konflik ekonomi di masyarakat dan kita diam, tidak melakukan upaya apapun,” jelas Hari Suyasa, Ketua GUPBI Bali.
Selain itu, Hari Suyasa menjelaskan bahwa Bali semestinya membentuk tumpuan baru, selain sektor pariwisata.
Pandemi Covid-19 yang sempat menerjang Bali menyebabkan pendapatan sebagian besar masyarakat Bali yang notabenenya bertumpu pada sektor pariwisata menurun drastis.
Bahkan, banyak pelaku pariwisata yang akhirnya bertumpu pada sektor pertanian dan peternakan guna memenuhi kebutuhan hidup.
“Covid ini mengajarkan kita bahwa kita tidak bisa terlalu menggantungkan harapan kepada satu kaki saja yaitu pariwisata. Kita hidup harus punya dua kaki. Artinya sisi ekonomi, seharusnya selain pariwisata, kita harus kembangkan pertanian.”
“Covid mengajarkan kepada kita bahwa pertanian ini tidak bisa ditinggalkan. Banyak pelaku pariwisata yang diberhentikan saat covid-19 itu beralih ke peternakan dan pertanian. Harapan pertanian ini masih sangat tinggi,” pungkas I Ketut Hari Suyasa, Ketua GUPBI Bali saat sesi konferensi pers. (*)
Berita lainnya di Pemilu 2024