Berita Jembrana

Tradisi Nampah Kebo di Desa Asah Duren Jembrana Setelah Pandemi, Hanya Sembelih 6 Ekor Kerbau

Warga Desa Asah Duren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali nampak sibuk melakukan aktivitas penyembelihan hewan, Senin 2 Januari 2023.

Istimewa
Warga Desa Asah Duren saat melaksanakan tradisi nampah kebo di Jembrana, Bali, Senin 2 Januari 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Warga Desa Asah Duren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali nampak sibuk melakukan aktivitas penyembelihan hewan, Senin 2 Januari 2023.

Adalah tradisi nampah kebo (kerbau) yang sudah dilestarikan masyarakat setempat secara turun-temurun.

Untuk menyambut perayaan Hari Galungan dan Kuningan tahun 2023 ini, warga setempat sedikitnya memotong enam ekor kerbau untuk digunakan upakara dan juga konsumsi.

Baca juga: Sirkuit All In One Jembrana, Bali Diharapkan Bangkitkan Ekonomi dan Buka Peluang Kerja Baru


Bendesa Adat Asah Duren, I Kaden Suentra menuturkan, tradisi nampah kebo ini sudah dilaksanakan secara turun temurun.

Tradisi ini bermula dari beberapa putaran yang merupakan penyungsungan desa seperti Pura Penataran Luhur hingga Pura Kawitan yang tidak boleh dihaturkan sesajen daging babi. 


Sejak saat itu, leluhur warga setempat kemudian berembug dan disepakati untuk menggunakan daging kerbau.

Sehingga tradisi nampah kebo tersebut terus berlanjut hingga saat ini.

Baca juga: Tersangka Persetubuhan Anak di Bawah Umur Jembrana Ditahan, Minta Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tradisi ini dilaksanakan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan


Setelah usai mepatung, warga setempat kemudian mengolah menjadi beraneka ragam masakan mulai dari sate, tum, gorengan, kemudian olahan lainnya.

Olahan tersebut nantinya digunakan untuk sesajen ke pura saat hari raya. Sedangkan sisanya baru untuk dikonsumsi masyarakat setempat menjadi rawon, dendeng, dan lainnya.

Baca juga: Sampah Event Akhir Tahun Diprediksi 5 Ton, Pemkab Jembrana Terjunkan 50 Pasukan Hijau dan 3 Armada


"Sampai sekarang kita masih lestarikan (nampah kebo) di Desa Adat Asah Duren," tutur Kadek Suentra saat dikonfirmasi, Senin 2 Januari 2023.


Dia melanjutkan, sejak pandemi Covid 19 yang membuat ekonomi masyarakat menurun, pemotongan hewan kaki empat bertanduk ini jumlahnya juga menurun.

Jika sebelumnya mencapai 8-10 ekor, tahun ini hanya di kisaran enam ekor saja.

Baca juga: Sampah Event Akhir Tahun Diprediksi 5 Ton, Pemkab Jembrana Terjunkan 50 Pasukan Hijau dan 3 Armada


Kemudian, kata dia, untuk pengadaan hewan kerbau ini dilakukan secara arisan maupun patungan. Biasanya, setelah perayaan hari kemenangan Dharma melawan Adharma ini, masyarakat setempat mengumpulkan anggaran untuk pembelian kerbau hari raya mendatang.


"Per ekor harganya sampai Rp30-40 Juta lebih. Per ekor biasanya dibagi menjadi 40 bagian dan dibagikan ke masyarakat yang ikut kelompok," ungkapnya.

Baca juga: Diduga Sesak Nafas, Penumpang Ferry Asal Jembrana Jurusan Lembar-Padang Bai Meninggal Dunia!


Disinggung mengenai proses penampahan yang dilaksanakan hari Senin, Suentra menjelaskan pelaksanaan pemotongan hewan kebo ini memang dilaksanakan sehari sebelum hari Penampahan Galungan.

Untuk hari penampahan, hanya fokus pemotongan babi dan ayam juga. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved