Penganiayaan Pria di Bangli
Kronologi Penganiayaan Nyoman Rai hingga Tewas: Dilakukan 2 Keponakannya, Sempat Dilihat Anak Korban
Berikut ini adalah kronologi penganiyaan terhadap Nyoman Rai yang dilakukan oleh dua keponakannya sendiri.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Berikut ini adalah kronologi penganiyaan terhadap Nyoman Rai yang dilakukan oleh dua keponakannya sendiri.
Pelaku penganiyaan, I Gede Darmawan menuturkan jika aksinya sempat dilihat oleh anak pamannya berinisial GS (2,5 tahun).
Gede Darmawan saat ditemui di Polsek Kintamani, Jumat 6 Januari 2023, mengaku penganiayaan yang dilakukan dirinya lantaran kesal akibat dituduh menanam pohon alpukat di kebun pamannya.
Dijelaskan, pohon tersebut memang sengaja dia tanam dan baru berusia delapan hari.
Bersama sang adik, I Made Ariawan, dia tega menghabisi nyawa sang paman.
Kejadiaan tersebut pun terjadi di Desa Belandingan, Kintamani, kini keduanya telah diamankan Unit Reserse Kriminal Polsek Kintamani bersama Tim Opsnal Polres Bangli.
Setelah puas menganiaya pamannya, barulah Gede Darmawan sadar jika perbuatannya dilihat oleh anak korban yang masih berusia 2,5 tahun berinisial GS.
"Saya baru sadar ada dia (GS) disana. Tapi dia tidak menangis, hanya diam saja. Lalu saya menyuruh adik saya pergi dengan dia (GS). Kemana perginya, saya tidak tahu," ucap Darmawan.
Setelah adiknya pergi, Darmawan menyeret tubuh pamannya ke dekat tebing yang berlokasi di pondokan Bone. Jaraknya diperkirakan mencapai 50 meter dari lokasi penganiayaan. "Saat buang ke jurang biar tidak ada yang menemukan.
"Setelah itu saya langsung kembali ke pondokan Selau untuk ngaturang banten," katanya.
Baca juga: Paman Dianiaya Hingga Tewas di Bangli, Diduga Salah Paham Terkait Batas Wilayah Lahan Perkebunan
Sementara, Ariawan setelah membantu kakaknya melakukan penganiayaan, kembali melanjutkan aktifitasnya menyabit rumput untuk pakan ternak.
Ia menyabit rumput ditemani GS. Hingga tak berselang lama datanglah I Merta yang merupakan ayah Ariawan dan Darmawan.
Merta yang melihat GS, selanjutnya mengantar pulang ke rumahnya, kemudian diserahkan pada Ni Nengah Widi yang merupakan istri Nyoman Rai. Melihat sang anak yang pulang tidak bersama ayahnya, Nengah Widi kemudian berupaya menelfon suaminya, namun panggilan itu tak kunjung dijawab.
Nengah Widi yang khawatir kemudian meminta tolong pada keluarga untuk dilakukan pencarian keberadaan Nyoman Rai, hingga akhirnya ditemukan jasadnya berada di jurang setelah mengikuti bercak darah yang ditemukan di sekitar jalan.
Kronologi Pengenaiyaan
Lebih lanjut, mengaku penganiayaan yang dilakukan dirinya lantaran kesal akibat dituduh menanam pohon alpukat di kebun pamannya.
Dijelaskan, pohon tersebut memang sengaja dia tanam dan baru berusia delapan hari.
Namun ia menegaskan lokasi penanaman pohon alpukat berada di kebun milik orang tuanya.
"Kebun itu lokasinya atas bawah, dan sudah diberi batas menggunakan jaring. Batas itupun yang membuat juga dia sendiri (Nyoman Rai). Saya pun menanam pohon alpukat itu berjarak satu meter dari jaring dan itu lahan orang tua saya," ucapnya.
Darmawan lantas menceritakan awal mula kejadian penganiayaan tersebut.
Di mana pada hari Rabu 4 Januari 2022 pukul 13.00 WITA, dia hendak pergi ke ladang miliknya yang berlokasi di Pondokan Selau, wilayah Desa Belandingan dengan maksud menyabit rumput dan menghaturkan Banten.
Mengingat saat itu sedang hari raya Galungan.
Namun saat ditengah jalan, lanjut Darmawan, motor yang dikendarainya dicegat oleh Nyoman Rai yang kebetulan baru pulang dari tegalan miliknya.
Pamannya itu kemudian bertanya menggunakan kata-kata kasar, perihal pohon alpukat yang ditanam di atas pondokan milik pamannya. Pemuda 19 tahun ini juga sudah menjelaskan bahwa dia tidak mungkin dan tidak berani menanam pohon jika bukan di lahan miliknya.
Adu mulut pun terjadi beberapa saat, dan ketika Darmawan hendak pergi, secara tiba-tiba Nyoman Rai melayangkan pukulan ke bagian kepala belakang sehingga mengakibatkan sepeda motor miliknya terjatuh.
"Dia juga sempat mencekik leher saya. Kemudian saya berteriak meminta tolong dengan cara memanggil adik saya yang bernama I Made Ariawan," katanya.
Di sisi lain Made Ariawan hendak menyabit rumput tiba-tiba mendengar teriakan kakaknya. Karena mengira kakaknya mengalami kecelakaan, Ariawan langsung bergegas mendatangi sumber suara untuk mengecek apa yg terjadi.
Sesampainya di jalan setapak di Pondokan Bone wilayah Desa Belandingan, Ariawan mendapati kakaknya sedang bergulat dengan pamannya.
Baca juga: Lanjutan Pembangunan Gedung BMB Setda Bangli Dianggarkan Rp 4 Miliar
Melihat adiknya yang telah tiba, Darmawan dengan segera menyuruh pemuda 18 tahun itu untuk memegang kaki Nyoman Rai dengan kedua tangannya, sambil menduduki kedua betis korban.
Setelah dua kaki pamannya ditahan, Gede Darmawan segera melayangkan bogem mentah ke pamannya.
Dia juga melepas salah satu sepatu boot yang dia kenakan, kemudian menggunakan sepatu tersebut untuk memukul pamannya di bagian kepala dan wajah.
Seolah belum puas, Gede Darmawan yang melihat sabit di sekitar langsung mengambilnya. Dan bagaikan kerasukan setan, dia kemudian menebas dan membacok pamannya secara brutal. Akibatnya Nyoman Rai mengalami luka-luka di bagian kepala, mulut dan tangan.
Nyoman Rai sendiri sejatinya sempat meronta-ronta, namun tidak berdaya karena kakinya dalam keadaan dipegang oleh I Made Ariawan.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.