Berita Buleleng

Pasien Stroke Tinggi, RSUD Buleleng Akan Kembangkan Layanan Cuci Otak

Setiap bulan, IGD RSUD Buleleng rata-rata menerima 50 hingga 60 pasien baru yang mengalami stroke.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha tentang Pasien Stroke Tinggi, RSUD Akan Kembangkan Layanan Cuci Otak 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Setiap bulan, IGD RSUD Buleleng rata-rata menerima 50 hingga 60 pasien baru yang mengalami stroke. Namun selama ini pihak medis hanya mampu memberikan perawatan dengan pemberian obat-obatan. Hal ini pun sempat mendapat teguran dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk itu pada 2023 ini, kementerian memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) agar RSUD Buleleng dapat mengembangkan layanan cuci otak hingga pemasangan ring jantung. 

Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi Minggu (15/1) mengatakan, pemerintah pusat telah memberikan DAK sebesar Rp 16 Miliar untuk RSUD Buleleng. Dana itu akan digunakan oleh pihaknya untuk membeli sarana dan prasarana pengembangan intervensi otak non bedah (cuci otak), serta intervensi jantung non bedah (pemasangan ring jantung). 

Sementara terkait dokter spesialis yang mampu memberikan layanan cuci otak, telah dimiliki oleh pihaknya bahkan telah berstatus ASN. Sementara dokter spesilias pemasangan ring jantung, sedang mengikuti pendidikan dan diperkirakan selesai pada pertengahan tahun ini. Sedangkan terkait ruang pelayanannya, juga sudah disediakan oleh pihaknya, di bekas ruang IGD. 

"Jadi sekarang tinggal menunggu dokter spesialis untuk penanganan pasang ring itu selesai pendidikan saja. Kemudian Juli kami akan teken kontrak dengan rekanan, sehingga tiga atau empat bulannya sudah mulai memasang alat-alat medisnya. Jadi paling lambat Desember 2023 ini sudah mulai jalan pelayanannya," jelas dr Arya. 

dr Arya menyebut, kebutuhan layanan cuci otak memang sangat tinggi di Buleleng. Mengingat jumlah pasien stroke baru yang diterima pihaknya per bulan mencapai 50 hingga 60 orang. Sementara selama ini, penanganan terhadap pasien stroke hanya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan. Hal ini pun dinilai kurang efektif, karena sulit untuk menyembuhkan kelumpuhannya. 

"Kalau sejak awal sumbatan yang ada di otak dibersihkan, akan lebih baik. Sama juga dengan jantung, kalau ada penyumbatan selama ini hanya kami kasih obat saja. Sedangkan idealnya sumbatan itu harus diperlebar dengan pemasangan ring," jelasnya. 

Tingginya jumlah pasien stroke di Buleleng kata dr Arya terjadi akibat berbagai faktor. Salah satunya karena pola makan yang tidak sehat, usia, kurang berolahraga, gen, serta stres. Faktor ini kemudian menyebkan munculnya penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. 

"Semakin banyak populasi, semakin banyak pula kasus penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. Tiga penyakit ini menyebabkan komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan diabates yang mengharuskan pengambilan tindakan amputasi," terangnya. 

Tindakan cuci otak ini diterangkan dr Arya tidak dilakukan dengan operasi. Dokter hanya akan memasukan kateter lewat lipatan paha ke bagian otak pasien, lalu membersihkan sumbatan yang menyebabkan kelumpuhan. Demikian dengan pemasangan ring jantung, hanya memasukan keteter, lalu melepaskan balon kateternya dibagian jantung yang tersumbat agar darah mengalir dengan baik.

"Ring dipasang biar salurannya lebar. Kalau penanganannya terlambat, otot jantung akan mati karena tidak ada aliran darah. Kalau banyak yang mati, bisa menyebabkan gagal jantung. Apabila pelayanannya ini mulai beroperasi, kami bisa melakukan penanganan satu pasien per harinya," ucapnya. 

RSUD Buleleng nantinya akan menjadi satu-satunya rumah sakit tipe B di Bali yang mampu melalukan intervensi cuci otak dan pemasangan ring jantung. Bahkan pihaknya juga sedang berupaya meningkatkan akreditasinya menjadi tipe B plus, rujukan regional. Mengingat di Buleleng saat ini telah terdapat fakultas kesehatan dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). 

"Untuk menjadi tipe B plus, harus ada empat layanan yang dikembangkan. Jantung terpadu, stroke center, urologi dan kanker terpadu. Kami mantapkan dulu semuanya, karena dokter ahli untuk kanker yang kami punya baru bedah kanker saja, kalau penyakit dalamnya belum. Kalau bed sekarang sudah mendekati 300 unit," tandasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved