Berita Bali

Dinas Pariwisata Bali Keluarkan 15 Ikrar untuk Wisatawan, Wisman Wajib Jaga Pratima

Dinas Pariwisata Bali membuatkan ikrar agar para wisman tersebut mematuhi aturan yang ada di Bali

Dok. Tribun Bali
Ilustrasi pratima - Dinas Pariwisata Bali Keluarkan 15 Ikrar untuk Wisatawan, Wisman Wajib Jaga Pratima 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah banyaknya wisatawan mancanegara (Wisman) yang melakukan tindakan tidak senonoh di Bali beberapa waktu lalu, Dinas Pariwisata Bali membuatkan ikrar agar para wisman tersebut mematuhi aturan yang ada di Bali.

“Kita ke depan ini memang ingin menertibkan, artinya merapikan semua terkait wisatawan yang notabene seperti itu. Saya sudah diarahkan oleh Pak Gubernur agar sekarang menertibkan dan memang ada 15 ikrar yang akan saya sampaikan,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, Rabu 18 Januari 2023.

Tjok mengatakan, 15 ikrar tersebut salah satunya untuk wisman, seperti salah satunya menjaga pratima.

Termasuk juga bagaimana pengelolaan sampah dari kamar sampai ke hulu. Ikrar tersebut akan disampaikan tahun ini dengan harapan kualitas destinasi Bali tidak lagi seperti sebelumnya.

Baca juga: Sembilan Hari Pencarian Tak Buahkan Hasil, Pencarian Dua Wisman Hilang di Pantai Diamond Dihentikan

“Nah sekarang kita menyampaikan (ikrar untuk wisman) kepada melalui media-media yang ada. Seperti di bandara kita akan buatkan video seperti apa, apa yang boleh apa yang tidak,” sambungnya.

Tjok berharap event-event apa pun, termasuk event besar seperti Imlek yang akan diadakan di Bali, kedepannya agar juga mengangkat culture yang ada di Bali.

Bali, menurutnya memiki hubungan yang sangat erat secara emosional dengan kebudayaan China.

“Uang kepeng itu kan dari China. Itu diangkat biar ada diferensiasinya, di Bali itu beda merayakan Imlek dengan akulturasi kebudayaan dan sebagainya. Itu yang saya inginkan. Sehingga tidak sama jadinya kalau ke tempat lain China Town. Lebih baik ke Bali beda,” katanya.

Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak menyambut baik adanya ikrar tersebut.

Kenak mengatakan, dalam kemajuan pariwisata Bali, perlu juga ada komitmen untuk menjaga kesakralan Bali.

“Ini harus berjalan sejalan, adanya kemajuan pariwisata dan komitmen menjaga kesakralan di Bali,” kata Kenak, Rabu.

Ia mengatakan, selama ini terjadi beberapa kali aksi yang tidak senonoh dilakukan oleh wisatawan di tempat suci seperti naik ke pelinggih dan ada juga telanjang di tempat yang disakralkan.

Oleh sebab itu, kesakralan harus tetap dijaga di Bali termasuk perlindungan terhadap pratima ini.

“Ini menjadi tanggung jawab bersama, dari hulu ke hilir. Dan terkait komitmen itu, kami menyambut baik program Dispar Bali dalam ikut menjaga kesakralan Bali. Tentu ini sejalan dengan komitmen Gubernur Bali untuk menjaga Bali secara holistik,” kata Kenak.

Pihaknya pun berharap kolaborasi Dispar dengan PHDI dalam rangka menjaga kesakralan di Bali semakin baik.

“Ini demi terwujudnya Bali yang semakin Baik. Selanjutnya kami berencana bertemu pihak Dispar Bali, untuk mendiskusikan penerapannya,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster mengundang seluruh general manager, owner, dan pelaku pariwisata di Bali dalam pertemuan 'Ikrar Bersama Pelaku Usaha Pariwisata Bali' di Art Center, Denpasar, Selasa 31 Mei 2022 tahun lalu.

Seluruh stakeholder pariwisata di Bali turut menghadiri pertemuan ini seperti PHRI, BHA, GIPI, dan beberapa pelaku pariwisata lainnya. Untuk GM Hotel di Bali yang diundang 402 orang.

"Ini merupakan pertemuan pertama yang secara khusus untuk membahas membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan Bali. Agar terwujud kehidupan yang harmonis di Bali, alam manusia dan budaya. Pandemi Covid-19 itu adalah momentum untk kita semua untuk menilai melakukan introspeksi sedalam-dalamnya tentang berbagai hal," ujar Koster, waktu itu.

Koster mengatakan, tentunya banyak masyarakat umum berpendidikan tinggi bahkan masyarakat yang tinggal di desa-desa belum mengerti program Bali Era Baru.

Koster mengatakan program ini memang belum waktunya dibuka karena pemahaman itu harus ditangkap langsung.

Menurutnya, Bali jangan dilihat sama dengan daerah lain. Bali memiliki dimensi niskala yang membuat Bali sakral dan metaksu, yang membuat orang tertarik jatuh cinta untuk berkunjung ke Bali.

Adapun isi dari ikrar pariwisata tersebut yang menyangkut tentang wisatawan yang harus menaati peraturan yang ada di Bali berada di poin nomor 1 yang berbunyi melaksanakan standar penyelenggaraan kepariwisataan budaya Bali, sebagai pelaksanaan Perda No 5 tahun 2020 dan poin nomor 2 yakni melaksanakan tata kelola pariwisata Bali sebagai pelaksanaan Pergub No 28 tahun 2020. (sar/sup)

Jadi Tantangan Pariwisata

PEMBERLAKUAN Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah dicabut oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu tentunya membawa angin segar untuk pariwisata di Bali.

Namun terdapat beberapa tantangan kedepannya untuk pariwisata di Bali agar segera pulih seperti sebelum pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, salah satu tantangannya adalah harusnya bertambah banyak jumlah direct flight ke Bali.

“Sekarang kan pesawatnya belum sepenuhnya datang ke Bali. Berikut juga memang haru ada beberapa penambahan visa on arrival (VoA) karena sekarang ini kan sudah 86 (negara). Tetapi secara umum memang 86 ini sudah mencakup pangsa pasar Bali,” jelasnya, Rabu 18 Januari 2023.

Dan menurutnya, mengenai harga tiket pesawat yang sudah turun tentunya semakin bagus untuk pariwisata Bali.

Terlebih dalam waktu dua setengah tahun Bali itu stuck dengan wisatawan.

Bahkan pada 2021 lalu jumlah wisatawan mancanegara hanya 51 orang.

“Dan orang masih berkeinginan untuk datang ke Bali yang nomor satu lho di Bali. Destinasi yang ingin dikunjungi oleh wisatawan selama ini adalah nomor satu itu Bali hasil daripada TripAdvisor,” imbuhnya.

Sementara menanggapi laporan dari wisatawan yang mengeluhkan pelayanan di Bandara Internasional Ngurah Rai, ia langsung menyampaikan ke General Manager Angkasa Pura dan langsung ditindaklanjuti seperti apa counter-nya.

“Langsung turun. Bahkan Pak Wakil Gubernur turun langsung melihat pada saat jam-jam yang sedang sibuk. Akhir tahun saya juga sama Mas Menteri dan Pak Menparekraf turun ke Bandara melihat juga sebelum menerima wisatawan pertama. Jadi kita melihat di mana sih titik-titik yang membuat menjadi terhalang,” imbuhnya.

Dan untuk wisman yang baru tiba di Bali melalui kapal pesiar, kemarin, tentunya dari sisi jumlah kunjungan ke Bali jelas bertambah.

Baik itu melalui bandara maupun melalui pelabuhan. Karena wisata kapal pesiar ini kan memang besar sekali.

“Karena sekali mendarat itu sekian ratus bahkan ribuan itu (wisatawan yang turun). Pandemi saja berapa kali saya menerima kapal pesiar dari Prancis. Tetapi kaitannya waktu itu memang masih pandemi ya sehingga protokol kesehatan masih ketat lah waktu itu,” katanya. (sar)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved