Berita Bangli

DLH Bangli Masih Tetap Gunakan BBM Bersubsidi, Putu Ganda: Aturannya Masih Memperbolehkan

DLH Bangli Masih Tetap Gunakan BBM Bersubsidi, Putu Ganda: Aturannya Masih Memperbolehkan

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
Muhammad Fredey Mercury
Angkut sampah - Truk pengangkut sampah milik DLH Bangli saat membersihkan sampah di Pasar Kidul Bangli. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Instansi pemerintahan salah satunya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam penanganan sampah. Pihak Dinas berasalan pengunaan solar bersubsidi ini karena aturannya masih memperbolehkan.

Kepala DLH Bangli, Putu Ganda Wijaya, Minggu (5/2/2023) mengatakan, dalam penanganan sampah pihaknya memanfaatkan BBM jenis solar. Di mana rata-rata solar yang dibutuhkan per hari beriksar 17 hingga 20 liter. "Dalam penanganan sampah kami memanfaatkan truk, yang totalnya ada 14 unit," ucapnya.

Dikatakan pula, kebutuhan solar 17 hingga 20 liter per hari merupakan kebutuhan rutin. Adapun permintaan pengangkutan sampah dari masyarakat di luar rute layanan, maka BBM yang diperlukan bertambah. "Pada APBD induk 2023 untuk BBM kendaraan pengangkut sampah sebanyak Rp 700 juta. Jumlah ini lebih sedikit, sebab pada tahun 2022 lalu anggaran BBM untuk pengangkutan sampah mencapai Rp 1,1 miliar," sebutnya.

Putu Ganda yang saat itu didampingi Kabid Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas, Ida Ayu Made Muniasih mengungkapkan alasan pihaknya menggunakan BBM bersubsidi dalam layanan pengangkutan sampah, karena aturannya masih memperbolehkan. Aturan tersebut mengacu pada Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran 
Bahan Bakar Minyak. 

Di mana pada aturan ini, imbuhnya, ada beberapa kendaraan yang diperbolehkan menggunakan solar bersubsidi. Salah satunya mobil pengangkut sampah. "Jenis kendaraan untuk pelayanan umum seperti lain mobil ambulans, mobil jenazah, mobil pengangkut sampah, dan mobil pemadam kebakaran masih bisa menggunakan BBM bersubsidi," ucapnya.

Kendati demikian, Ganda menegaskan kendaraan diluar dari layanan pengangkutan sampah, memanfaatkan BBM Non Subsidi.

Selain karena aturan yang masih memperbolehkan, Mantan Kepala Bappeda Bangli ini menambahkan, alasan pihaknya menggunakan BBM bersubsidi dalam pelayanan pengangkutan sampah karena kondisi keuangan daerah yang terbatas. Dikatakan jika pihaknya memanfaatkan BBM jenis Dexlite, biaya operasional untuk pembelian bahan bakar bisa mencapai dua kali lipat.

"Saat ini harga Solar Rp 6.800 per liter sedangkan dexlite Rp 16.150 per liter. Tentu jika 14 armada truk seluruhnya menggunakan Dexlite, anggaran BBM bisa berlipat ganda. Memang di beberapa kabupaten ada yang sudah memanfaatkan Dexlite, tapi ada juga yang masih menggunakan solar. Salah satunya Bangli," tandasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved