Berita Denpasar
Ketut Pasek Jadi Korban Tabrak Lari dan Perampokan di Renon Bali, Ayah Bermimpi Aneh Seminggu Ini
Pasek meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari sekaligus korban perampokan di Renon Bali, Selasa dini hari.
Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Duka amat mendalam dialami keluarga mendiang I Ketut Pasek Adi Putra (23) saat ditemui di rumah mereka di Jalan Raya Sesetan, Banjar Suwung Batan Kendal, Sesetan, Denpasar Selatan, Bali, Selasa 7 Februari 2023.
Pasek meninggal dunia setelah menjadi korban tabrak lari sekaligus korban perampokan, Selasa dini hari.
Berdasarkan keterangan polisi, Ketut Pasek dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalulintas (lakalantas) di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, pukul 02.00 Wita.
Ketika Tribun Bali mengunjungi ke rumah duka, tampak keluarga besar korban sedang berkumpul dan dalam keadaan sangat berduka.
Baca juga: Kerap Kecelakaan! Jalan Desa Cempaga Rusak, Masyarakat Ancam Tanami Pohon, Ini Kata Pemkab Buleleng
Putu Sumantra (32), kakak kandung korban, mengaku masih tidak pecaya dengan kepergian adik kesayanganya tersebut.
Keluarga pun mengenang Ketut Pasek selama hidupnya merupakan anak yang tidak banyak bicara.
“Nggak banyak bicara, anaknya polos sekali. Sering memendam kalau ada masalah,” kata Putu Sumantra.
I Ketut Arta Gunawan (56), ayahanda korban, juga tampak sangat terpukul atas kepergian anak laki-lakinya.
Bahkan Ketut Arta mengaku seminggu belakangan sebelum kejadian ini sering bermimpi yang aneh.
“Kami semua ternyata bermimpi yang tidak bagus terus beberapa hari belakangan. Saya sempat mimpi sedang mengganti wastra pelinggih, di mana di rumah saya ini ada acara, bahkan anak pertama saya (kakak korban) sering mengigau ngamuk-ngamuk saat tidur,” ujarnya.
Ketut Arta pun mengenang hal terakhir sebelum anak keempatnya tersebut meninggal.
“Tumben sekali, sebelum kejadian ini sekitar pukul 22.00 Wita, dia nanya keadaan saya, sambil pijit kaki saya. Perhatian sekali. Saya berpesan sama dia untuk bangunkan saya dan ibunya jam 1 untuk ke pasar. Tapi ia mengatakan saya harus hidupkan sendiri alarm agar bangun. Katanya, siapa tahu dia nggak sempat membangunkan,” tuturnya.
Putu Sumantra mengaku keluarga besarnya sudah mengikhlaskan sang penabrak adiknya tersebut.
“Kami sudah ikhlaskan. Jika dia mau mengaku ke sini, ya kami terima juga. Karena bagaimanapun juga adik saya nggak bisa kembali,” katanya.
Namun mirisnya, Putu Sumantra menjelaskan, dalam kejadian tabrakan tersebut ternyata ada seorang tak dikenal yang mengaku-aku sebagai kerabat adiknya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.