Berita Buleleng
Pasutri di Kendran Buleleng Bali Terjebak Puing Bangunan Selama Tiga Setengah Jam
Pasangan suami istri asal Keluarahan Kendran, Kecamatan/kabupaten Buleleng, Bali empat terjebak puing bangunan yang ambruk, selama tiga setengah jam.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pasangan suami istri asal Keluarahan Kendran, Kecamatan/kabupaten Buleleng, Bali bernama Made Artawa (73) dan Luh Marsiki (53) selamat dari maut, pada Sabtu 11 Februari 2023.
Keduanya sempat terjebak puing bangunan yang ambruk akibat dihantam tembok penyengker milik tetangganya yang jebol akibat hujan deras, selama tiga setengah jam.
Sembari mengusap air matanya, Luh Marsiki menceritakan, hujan deras disertai petir terjadi sejak Jumat 10 Februari 2023 malam.
Ia bersama suami pun tak bisa tidur, lantaran takut mendengar suara petir tersebut.
Mereka hanya berbaring di kamar semi permanen berukuran 3x2 meter, yang mereka buat di dalam warung kontrakannya.
Saat tengah berbaring itu lah, tiba-tiba tembok penyengker milik tetanggnya bernama Gede Eka Wirajaya, setinggi kurang lebih tujuh meter dan panjang 10 meter itu ambruk lalu menimpa warung kontrakannya yang ada dibawah.
Kejadian tersebut kata Luh Marsiki terjadi dengan sangat cepat.
Tidak ada tanda-tanda seperti getaran maupun suara.
Luh Marsiki berusaha menahan puing bangunan yang nyaris menimpa tubuhnya dan suaminya, menggunakan salah satu tangannya.
Baca juga: Warga Petang Badung Bali Ini Kaget Lihat Penyengkernya Longsor Karena Cuaca Ekstrem
Sementara tangan yang lain ia gunakan untuk menjaga sang suami yang dalam keadaan sakit stroke.
Luh Marsiki sempat berteriak minta tolong, namun teriakannya itu tidak didengar oleh tetangganya. Mengingat kejadian itu terjadi pada Sabtu 11 Februari 2023 sekitar pukul 01.00 wita.
Ia kemudian berusaha meraba bagian kasurnya, untuk mencari ponsel.
Beruntung akhirnya Marsiki berhasil menghubungi salah satu anaknya.
Mendapat telepon dari sang ibu, anak dan sejumlah keluarganya pun bergegas mendatangi warung kontrakan tersebut, dan menyelamatkan Marsiki serta suaminya.
Mereka membobol pintu pagar dan pintu kamar menggunakan linggis.
Lalu menyingkirkan puing bangunan yang ambruk akibat dihantam longsor tersebut secara perlahan.
Marsiki bersama suaminya akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 03.30 wita.
Suaminya yang dalam keadaan stroke tampak syok akibat kejadian ini.
Pria malang tersebut langsung dibawa ke rumah keluarganya, yang ada di wilayah Kelurahan Kendran.
"Suami saya sakit pada bagian pundaknya, karena tertindih kayu. Kaki saya juga sakit. Kami berdua sangat syok, karena kejadiannya sangat tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda getaran atau bunyi," katanya.
Marsiki mengontrak warung tersebut sejak tiga tahun yang lalu.
Di warung tersebut ia menjual berbagai makanan seperti bakso, sate dan rawon.
Mereka juga menggunakan warung sederhana itu sebagai tempat tinggal.
Ini agar sang suami bisa bersantai, sembari melihat kendaraan lalu-lalang. Mengingat warung kontrakannya terletak di pinggir Jalan Gajah Mada, Kelurahan Kendran.
"Dulu suami saya tinggal di rumah tua. Karena stroke tidak bisa jalan, kami tinggal di warung biar bisa lebih santai sambil liat kendaraan lalu-lalang. Sekarang warungnya sudah ambruk,kami mengungsi sementara ke rumah tua lagi. Kursi roda suami saya sudah hancur tertimpa material longsor," tandasnya. (rtu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.