Berita Buleleng

Banjir Bandang Terjang Desa Banyupoh di Buleleng Bali, Rendam 50 Rumah Warga, Dua Pelinggih Ambruk

Banjir bandang terjang Desa Banyupoh di Buleleng Bali pada 11 Februari 2023, rendam 50 rumah warga, dua pelinggih Pura Tirta Sudamala ambruk.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Kondisi pelinggih di Pura Taman Tirta Sudamala, Desa Banyupoh yang ambruk diterjang banjir bandang, pada Minggu 12 Februari 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Banjir bandang melanda Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali pada Sabtu,11 Februari 2023 sore.

Banjir tersebut merendam sebanyak 50 unit rumah warga yang ada di Dusun Melanting dan Dusun Kerta Kawat.

Bencana ini juga menyebabkan dua pelinggih Pura Taman Tirta Sudamala yang ada di desa tersebut ambruk.

Dari pantauan Tribun Bali pada Minggu 12 Februari 2023, Pura Taman Tirta Sudamala nampak memprihatinkan.

Bagian halaman pura dipenuhi lumpur dan sejumlah kayu glondongan.

Pelinggih ratu gede, pelinggih pengayatan dalem ped, hingga bale genah banten yang ada di pura tersebut ambruk akibat disapu banjir.

Pemangku Pura Tirta Taman Sudamala, Jero Mangku Alit Sugiri (43) mengatakan, sebelum musibah itu terjadi, anak keduanya bernama Dayu Kadek Manik Sari (19) sempat bermimpi aneh dua kali.

Dimana pada mimpi pertama, atau tiga hari sebelum musibah banjir bandang itu melanda, seluruh pengayah yang ada di Pura tersebut terendam di lautan dan harus dipendak menggunakan gong.

Sehari sebelum kejadian, Sari kembali bermimpi aneh.

Baca juga: Kerusakan Barang Hingga Kendaraan Tidak Ditanggung Pemda, Buntut Banjir Bandang di Desa Kalibukbuk

Dalam mimpi tersebut ia melihat seluruh pelinggih yang ada di pura itu terendam banjir.

Setelah bermimpi itu, Sari yang kala itu sedang berada di Denpasar, bergegas menghubungi sang ibu dan menceritakan terkait mimpi yang ia alami.

"Setelah anak saya cerita tentang mimpi itu, saya langsung sembahyang dan bermeditasi di merajan, memohon keselamatan. Namun saat sore hari, ternyata langsung ada kejadian banjir bandang. Sejak kecil anak saya itu memang sering saya ajak ngayah di Pura Taman Sudamala," terangnya.

Selain merusak dua pelinggih, Jero Sugiri menyebut banjir juga menyebabkan lima dari 11 sumber mata air yang ada di pura tersebut tertutup lumpur.

Mata air yang ada di pura tersebut sejatinya sering dimanfaatkan oleh umat Hindu untuk melukat, memohon kesembuhan.

"Akibat kejadian ini saya masih bingung belum tau harus berbuat apa. Masih menunggu keputusan pengempon," katanya.

Banjir bandang setinggi pinggang orang dewasa itu juga menyebabkan dapur berukuran 3x4 milik Ketut Nita (50) amblas.

Pria yang tinggal di Banjar Dinas Kerta Kawat ini menyebut, banjir datang secara tiba-tiba.

Padahal saat itu cuca sedang cerah dan tidak ada hujan.

Sungai yang ada di sebelah rumahnya pun tiba-tiba naik, membawa material kayu hingga menghancurkan bagian dapurnya.

"Seluruh isi dapur hanyut. Saya langsung mengajak anak dan istri lari ke rumah tetangga, karena lokasinya agak tinggi. Arus banjirnya itu deras sekali. Banyak kayu-kayu besar. Saya sampai ketakutan," ungkapnya.

Sementara Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana mengatakan, banjir bandang ini hanya menimbulkan kerusakan berat pada kediaman milik Ketut Nita.

Sementara puluhan rumah warga lainnya, hanya terendam.

Akibat kejadian ini, tidak ada warga yang mengungsi.

Mereka memutuskan untuk tetap berada di rumah, sembari membersihkan lumpur dan puing-puing kayu yang terbawa oleh banjir.

"Ada beberapa sumur warga yang juga tidak berfungsi karena pipanya hanyut. Belum tau jumlahnya berapa, karena masih data. Sumur digunakan oleh warga untuk kebutuhan MCK dan perkebunan," jelasnya.

Banjir bandang yang melanda Desa Banyupoh ini terjadi lantaran posisi hutan yang ada di atas desa miring.

Sehingga air hujan dengan mudah tumpah, dan meluber ke desa. (rtu)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved