Bharada I Wayan Pasek Sukma
Mendiang Bharada I Wayan Pasek Sukma Sempat Video Call Sang Ayah Sebelum Meninggal Dunia
Sebelum kabar duka itu tersiar kepada pihak keluarga, tamtama 23 tahun itu sempat melakukan panggilan video (video call) dengan sang ayah.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Bharada I Wayan Pasek Sukma Diana, meninggal dunia saat menjalankan tugas di perairan Selat Madura, Jawa Timur, Selasa (21/2/2023).
Mendiang terlibat dalam kecelakaan laut.
Sebelum kabar duka itu tersiar kepada pihak keluarga, tamtama 23 tahun itu sempat melakukan panggilan video (video call) dengan sang ayah.
Pantauan di rumah duka, yang berlokasi di Banjar Penatahan, Desa Susut, Kecamatan Susut, Bangli, Bali, tampak para kerabat maupun warga sudah mulai melayat.
Baca juga: BREAKING NEWS! Bharada I Wayan Pasek Sukma Gugur di Selat Madura Dalam Kecelakaan Laut!
Baca juga: BREAKING NEWS! Bharada I Wayan Pasek Sukma Gugur di Selat Madura Dalam Kecelakaan Laut!

Paman Wayan Pasek yang bernama Nyoman Setiawan, mengatakan almarhum dikenal sebagai pribadi yang pendiam, kalem, tidak pernah berbuat keributan.
Mendiang juga sangat patuh pada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya.
Ia juga kerap melakukan berkomunikasi dengan orang tuanya, melalui panggilan telepon maupun video.
Termasuk sehari sebelum kabar meninggal dunia.
Ponakannya itu sempat melakukan panggilan video dengan sang ayah.
Pada panggilan video itu, Bharada I Wayan Pasek Sukma sempat berucap ingin menggelar upacara potong gigi.
"Video call lama ngobrolnya, dan ada rencana (upacara) potong gigi pada bulan Juli," ungkapnya Rabu (22/2/2023).
Lanjut dia, dalam bidang non akademik Bharada I Wayan Pasek Sukma dikenal cukup berprestasi.
Ia pernah mengikuti lomba lari tingkat sekolah se-Bangli, saat SMP dan SMA.
Walaupun belum pernah ikut dalam ajang besar, namun keponakannya itu sangat aktif dalam bidang atletik.

Lulus dari SMAN 1 Susut, mendiang sempat ikut seleksi Bintara Polri.
Namun saat itu ia gagal.
Kendati demikian, Bharada I Wayan Pasek Sukma terus berusaha dan kembali ikut seleksi Tamtama Polri, hingga dinyatakan lulus.
"Saat seleksi almarhum langsung melamar di Polairud. Untuk bisa lulus, ia rajin latihan terutama berenang," ungkapnya.
Setelah menuntaskan pendidikan dan resmi menjadi anggota Polri sejak dua tahun lalu, anak pertama pasangan suami istri (pasutri) I Nengah Sukendra Pasek dan Ni Nengah Sutresni ini ditugaskan di Baharkam Mabes Polri.
Kemudian sekitar 6 bulan terakhir diperbantukan di wilayah Polda Jatim.
Selama bertugas di wilayah Polda Jatim, Bharada Wayan Pasek sempat pulang ke Bangli.
Terkahir kali pulang saat Hari Raya Galungan tahun 2022.
Pada saat itu, mendiang berencana untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Almarhum mau fokus meniti karir dulu, salah satunya dengan menempuh pendidikan perguruan tinggi. Namun saat itu dia masih pikir-pikir untuk melanjutkan pendidikan di mana.
Apakah Bali atau Jakarta. Itu sempat dirundingkan dengan saya," ucap kerabat lainnya.
Diketahui kabar meninggalnya Bharada I Wayan Pasek Sukma, diterima pihak keluarga pada hari Selasa (21/2/2023) sore.
Saat itu Dir Polairud dan Wadirnya langsung datang ke rumah untuk memberitahukan kabar duka.

"Disampaikan jika almarhum meninggal dunia saat menjalankan tugas patroli di perairan Selat Madura.
Disampaikan pula bagaimana kronologisnya.
Tapi karena posisi shock, jadi kami tidak mendengar secara jelas bagaimana kronologis kejadiannya.
Termasuk ayah ibunya, sampai sekarang masih shock dengan kabar duka ini," ucapnya.
Jenazah Bharada I Wayan Pasek Sukma telah diberangkatkan dari Surabaya ke Bali, pada Rabu pagi.
Jenazah tiba di Bangli sekitar pukul 10.00 WITA. Oleh pihak keluarga, jenazah dititipkan sementara di RSU Bangli.
"Jumat pagi akan dilakukan prosesi nyiramin jenazah. Setelah itu, jenazah dibawa ke setra untuk dilakukan mekingksan ring gni.
Sedangkan untuk upacara ngaben akan dilakukan pada 1 Juli mendatang, bertepatan dengan upacara ngaben massal," imbuhnya.
Menurut Nyoman Setiawan, jenazah dititipkan di RSU Bangli karena masih berlangsung pujawali atau piodalan di pura yang ada di Banjar Penatahan.
"Malam ini dilaksanakan upacara nyineb, makanya jenazah dititip sementara di rumah sakit.
Besok (Kamis) pagi jenazah baru dibawa pulang," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.