Human Interest Story

Letkol Teguh Ceritakan Kisah I Ketut Sutama di Jembrana, Puluhan Tahun Hidup di ‘Gubuk’

Letkol Teguh meilhat situasi yang miris dari kehidupan keluarga I Ketut Sutama, buruh tani berusia 60 tahun

Istimewa
I Ketut Sutama (60) bersama istri dan dua orang cucunya berdiri di depan rumah tempat tinggal berukuran 1 meter x 1,5 meter - Letkol Teguh Ceritakan Kisah I Ketut Sutama di Jembrana, Puluhan Tahun Hidup di ‘Gubuk’ 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Komandan Kodim 1617/Jembrana, Letkol Inf Teguh Dwi Raharja menuturkan sebuah kisah memprihatinkan di balik program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang diinisiasi Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto.

Dirinya sangat tersentuh saat melihat kondisi salah satu rumah sasaran bedah rumah yang dilaksanakan oleh satuannya Kodim 1617/Jembrana di Banjar Kaliakah, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Letkol Teguh meilhat situasi yang miris dari kehidupan keluarga I Ketut Sutama, buruh tani berusia 60 tahun yang tinggal bersama istri, anak dan dua orang cucunya di sebuah rumah yang seperti terlihat hanya seperti gubuk, dua buah bangunan semi permanen berukuran 1 meter x 1,5 meter.

Selama puluhan tahun mereka bertahan dalam kondisi sedemikian rupa.

Baca juga: Kisah Pilu Pembunuhan Made DS Sisakan Duka Lara, Sang Ayah Tak Kuasa Menahan Rasa Sakitnya

“Ada 13 rumah yang kami rehab secara bertahap, yang terakhir ada 7. Salah satu sasaran rumahnya yang sangat tidak layak huni hanya berukuran 1-1,5 meter, pakai papan triplek, hanya tertutup pakai kelambu saja. Sangat tidak layak. Sangat miris,” ujar letkol Tegguh kepada Tribun Bali, Rabu 22 Februari 2023.

Rehabilitasi dilakukan oleh jajaran Kodim 1617/Jembrana oleh 6 orang prajurit yang memiliki skill pertukangan, pembangunan rumah layak huni untuk keluarga I Ketut Sutama ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 minggu atau tidak sampai satu bulan.

“Saat ini sudah mencapai 50 persen, ya kami bangunkan rumah yang baru di lokasi tersebut. Kami targetkan 3 minggu yang mengerjakan anggota Kodim 1617 /Jembrana 6 orang yang kemampuan dulunya da di Bataliyon memiliki pengalaman pertukangan jadi bisa sangat cepat. Untuk tenaga murni TNI, tidak menggunakan tenaga lainnya,” tutur Teguh.

Dalam kondisi yang terbatas Ketut Sutama selalu berusaha untuk memberikan tanggung jawab bagi anak dan cucunya.

Kini sang anak bekerja sebagai buruh pasar.

Dua cucunya juga harus tinggal dengan kondisi yang sangat tidak layak.

Padahal, perkembangannya sebagai generasi penerus perlu diperhatikan dari segi kesehatan maupun pendidikan.

“Rehab ini juga tujuannya untuk bagaimana generasi penerus tetap semangat dalam belajar, bersekolah, tidak terhalang kondisi yang tidak nyaman. Rumahnya seringkali mengalami kebocoran bila hujan turun dan rumahnya seringkali kemasukan serangga yang akhirnya mengakibatkan mereka jarang tidur dengan nyenyak,” jabarnya.

Hal ini sebagai tindaklanjut dari Kodam IX/Udayana melalui program rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebagaimana yang telah diprogramkan TNI AD.

Rehabilitasi RTLH dilaksanakan di tiga wilayah Kodam IX/Udayana yaitu di Provinsi Bali, NTB dan NTT (Bali-Nusra).

Hal ini sesuai dengan instruksi Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman, bahwa TNI Angkatan Darat harus hadir di tengah-tengah rakyat dan menjadi solusi terhadap kesulitan masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved