Berita Denpasar
Tidak Cukup HKB, Kalaksa BPBD Bali Tegaskan Simulasi Bencana Perlu Setiap Bulan
Tidak Cukup HKB, Kalaksa BPBD Bali Tegaskan Simulasi Bencana Perlu Setiap Bulan
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Merealisasikan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru sebagai visi Pembangunan Daerah Provinsi Bali tidak terlepas daru kesiapsiagaan bencananya.
Bali sebagai destinasi pariwisata memang tidak dipungkiri disertai dengan berbagai potensi bencana yang bisa menimpa Bali kapan saja dan di mana saja.
Upaya kesiapsiagaan bencana memiliki peran penting untuk menjaga Bali sehingga perlu dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah Provinsi Bali dan stakeholdernya.
Melihat hal tersebut, Gubernur Bali kemudian menetapkan Hari Simulasi Bencana Provinsi Bali melalui SK Gubernur Bali Nomor 434/04-G/HK/2021 tentang Hari Simulasi Bencana Provinsi Bali.
Pertimbangan penetapan Hari Simulasi Bencana ini juga dibuar berdasarkan SE Gubernur Bali Nomor 5938 Tahun 2019 tentang Himbauan Simulasi Bencana Berkelanjutan.
Peringatan Hari Simulasi Provinsi Bali ini ditegaskan kembali oleh I Made Rentin selaku Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali.
Hal itu disampaikan dalam konferensi pers informasi update bencana bulanan yang dilakukan perdana secara virtual pada Senin, 27 Februari 2023.
“Kalau drill simulasi secara rutin hanya sekali dalam setahun menurut kami di Bali tidak cukup.
Oleh karena itu dengan kita simulasi melatih diri secara rutin harapannya kita lebih tenang,” kata I Made Rentin.
Seperti yang diketahui, pada tingkat nasional sendiri telah ditetapkan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pada peringatan yang jatuh setipa 26 April, BNPB menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan simulasi secara rutin.
Namun, Kalaksa BPBD Provinsi Bali ini menjelaskan hal itu perlu ditambahkan lagi dengan simulasi yang dilaksanakan setiap bulan.
Ia menuturkan simulasi setiap bulan saja sebenarnya masih membuat masyarakat ketakutan, panik, hingga akhirnya berhamburan dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba.
Simulasi setipa bulan diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang manajemen bencana untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana.
“Bencana itu pasti akan selalu ada, bagaimana kita berupaya untuk menyelamatkan diri agar manusia bisa selamat itu yang harus diupayakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.