Berita Kesehatan
Mengenal Lebih Dalam Soal Katarak, Penyebab Kebutaan Tertinggi di Indonesia
Katarak merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat kekeruhan pada lensa mata dan penyebab kebutaan tertinggi di Indonesia.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Katarak merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat kekeruhan pada lensa mata.
Lensa mata yang mula dan normalnya bening akan mengalami kekeruhan menjadi putih sebab pengaruh usia.
Dilansir dari laman Kemkes RI, Katarak menjadi salah satu penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto menyebut katarak merupakan penyebab tertinggi kebutaan sekitar 81 persen.
Baca juga: Tahun 2022, 972 Warga Gianyar Derita Katarak di Tahun 2022, Terbanyak di Sukawati
Penyakit pada mata ini sangat mengganggu aktivitas manusia karena dapat mengakibatkan penglihatan menjadi buram.
dr. Ni Made Widya Mahayani, M.Biomed, S.pM selaku dokter mata di JEC Bali menjelaskan katarak rata-rata menyerang orang dengan usia lanjut.
“Katarak ini merupakan suatu penyakit di mana terjadi kekeruhan di lensa mata.
Baca juga: 12 Manfaat Mengkonsumsi Buah Alpukat, Menyehatkan Jantung hingga Cegah Katarak pada Mata
Memang semua orang akan mengalami katarak, entah muncul di usia 50, 60, atau 70 tahun,” kata dr. Ni Made Widya Mahayani, M.Biomed, S.pM.
Munculnya katarak pada seseorang terjadi secara perlahan dan tidak disertai dengan rawat sakit, mata merah, atau gejala awal lainnya.
Seseorang yang mengalami katarak akan mengeluh buram seperti melihat di tengah kabut asap.
Baca juga: Kenali Katarak Kongenital Yang Biasanya Serang Bayi Baru Lahir
Dokter Maha menegaskan penyebab katarak bukanlah karena melihat layar handphone dalam waktu yang lama.
Terkait dengan penyebabnya, dokter Maha mengatakan kekeruhan pada lensa mata memang terjadi karena faktor usia.
Namun, tidak dipungkiri katarak juga bisa terjadi pada bayi, anak-anak, remaja, dan orang tua.
“Biasanya pada bayi terjadi karena adanya infeksi pada saat kehamilan sementara sehingga saat ia lahir bayi tersebut akan mengalami katarak.
Baca juga: Penyakit Katarak Dapat Menyerang Semua Usia, Ini Beberapa Faktor Risiko Katarak
Bisa juga disebabkan oleh trauma akibat benturan pada mata yang akibatnya menyebabkan katarak pada mata,” tambahnya.
Katarak hanya dapat ditangani dengan cara melakukan tindakan operasi dan bukan dengan mengonsumsi obat-obatan.
Di samping itu, tidak semua selaput putih pada mata dapat disebut dengan katarak.
Bisa juga selaput putih tersebut adalah luka pada kornea mata.
Baca juga: RS Mata Bali Mandara Lakukan Skrining, Skrining dan Operasi Katarak Tidak Dikenakan Biaya
Untuk memastikannya, dokter Maha mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini apabila selaput putih tersebut telah mengganggu penglihatan.
Sejauh ini, dokter Maha melihat sebagian besar masyarakat sudah mau memeriksakan dirinya ke dokter mata secara mandiri.
Namun, tidak sedikit juga yang tidak mau melakukan pemeriksaan karena takut didiagnosa katarak dan mendapatkan risiko lebih buruk setelah operasi.
Padahal risiko seusai tindakan operasi juga dipengaruhi oleh kondisi pasien itu sendiri.
Seperti yang terjadi dalam Bakti Sosial Operasi Katarak serangkaian HUT ke-1 Klinik Utama Mata JEC Bali.
Dari 100 pendaftar yang telah melalukan screening, hanya 40 yang bersedia untuk berlanjut ke pengambilan tindakan katarak.
“Memang setiap tindakan operasi semuanya pasti ada resikonya, kalau seandainya hanya katarak saja, lensanya bisa diganti dan lebih jelas melihat.
Tetapi apabila disertai dengan penyakit komplikasi lainnya seperti kencing manis, glaukoma, mungkin saja setelah operasi masyarakat masih mengeluh buram,” ujar dokter Maha.
Untungnya, katarak menjadi gangguan mata nomor satu di dunia, di Indonesia, dan di Bali ini dapat disembuhkan.
Masyarakat dapat melakukan pengobatan langsung ke fasilitas kesehatan terdekat seperti rumah sakit atau klinik mata.
Salah satunya juga pada Klinik Utama Mata JEC Bali yang berada di Jalan Teuku Umar Barat, Nomor 170 Denpasar. (*)
Lima Orang Idap TB-HIV di Jembrana Dapat Perlakuan Khusus |
![]() |
---|
LAGI, BBPOM Denpasar Sita Obat Kuat Pria Berbahaya, Pelaku Tidak Ditahan |
![]() |
---|
Isu Covid-19 Kembali Muncul, Dinkes Pastikan Belum Ada Kasus di Denpasar |
![]() |
---|
Kasus Diabetes Remaja di Bali: BBPOM Denpasar Nilai Minuman Kemasan Belum Tentu Jadi Penyebabnya |
![]() |
---|
Diabetes Usia Remaja di Bali Mengkhawatirkan, Diduga Karena Sering Pesan Makan Melalui Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.