Berita Bali

Nyepi Berbarengan Dengan Puasa Hari Pertama, Ketua PHDI Yakin Umat Bisa Saling Menghargai

Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Pada tahun 2023 ini salah satu perayaan Umat Hindu, ternyata bersamaan dengan perayaan umat Muslim. Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak mengatakan hal tersebut bukanlah pertama kalinya. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tahun ini menjadi tahun istimewa bagi Indonesia, dengan ragam masyarakatnya.

Pada tahun 2023 ini salah satu perayaan Umat Hindu, ternyata bersamaan dengan perayaan umat Muslim.

Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak mengatakan hal tersebut bukanlah pertama kalinya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan hari raya umat satu dan yang lainnya sudah pernah terjadi.

Baca juga: Tanggapi Turis Nakal di Bali, Luhut: Turis Nakal Tidak Diperlukan di Bali

Baca juga: Sampai Sekarang Pemilik Lamborghini Belum Jelas! Polda Bali Kirim Surat Pangggilan

Pada tahun 2023 ini salah satu perayaan Umat Hindu, ternyata bersamaan dengan perayaan umat Muslim.

Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak mengatakan hal tersebut bukanlah pertama kalinya.
Pada tahun 2023 ini salah satu perayaan Umat Hindu, ternyata bersamaan dengan perayaan umat Muslim. Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak mengatakan hal tersebut bukanlah pertama kalinya. (TB/Istimewa)

“Dulu sudah pernah terjadi dan juga tidak hanya dengan umat muslim tapi juga dengan umat lainnya.

Kalau tidak salah saat dengan umat Muslim itu Nyepi barengan dengan Idul Fitri, lebih meriah lagi daripada terawih,” kata I Nyoman Kenak.

Merespon hal tersebut, Ketua PHDI menuturkan pihaknya telah mengeluarkan himbauan terkait dengan tata cara pelaksanaan hari raya Nyepi.

Termasuk juga dari pemerintah yang juga memberikan arahan terkait dengan pelaksanaan terawih dan Nyepi.

Karena bukan kali pertama, Nyoman Kenak sudah yakin saudara dari umat Muslim dan umat Hindu bisa saling memaklumi dan menghargai.

Nyoman Kenak menuturkan terkait dengan pelaksanaan puasa hari pertama, umat Muslim sebenarnya bisa melakukan persembahyangan ke tempat ibadah.

Namun, untuk mereka bisa mencari lokasi yang terdekat sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Kemudian, untuk proses persembahyangan di dalam tempat ibadahnya bisa tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar hingga area luar tempat ibadah.

Hal ini bukanlah merupakan himbauan yang baru darinya, melainkan merupakan pola yang sudah diterapkan sejak dulu.

Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya.
Umat Hindu akan merayakan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1945, sementara umat Muslim akan melaksanakan ibadah bulan puasa dengan terawihnya. (freepik)

“Dulu juga mereka bisa tetap melakukan sembahyang ke tempat ibadah, tetapi yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan tidak melakukan kunjungan ke rumah-rumah sanak saudara.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved