Dokter Mawar Meninggal Dunia
Isak Tangis Ayah Dokter Mawar Lepas Kepergian Putrinya, Diduga Ada Kejanggalan dari Kondisi Jenazah
Isak tangis sang ayah, Luter Toding Palamba pun pecah di rumah duka, saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty ke peristirahatan
Ia tidak menampik, proses penyelidikan kasus kematian dr Mawartih itu membutuhkan waktu.
Utamanya hasil otopsi terhadap jenazah yang dilakukan tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.
"Membutuhkan waktu supaya tidak salah analisanya, dan nanti saya akan memberikan kesempatan kepada kepolisian karena mereka yang menjadi pemimpin dalam penyelidikan ini dibantu oleh Kemenkes," jelasnya.
Ayah dr Mawar Sangat Terpukul
Isak tangis Luter Toding Palamba pecah, saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty ke peristirahatan terakhirnya.
Ayah lima orang anak ini, terlihat begitu terpukul atas peristiwa yang dialami putri ketiganya itu.
Menurut Luter, begitu banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan dr Mawar sapaan Mawartih di rumah duka itu.
"Di rumah ini kita berkumpul bersama-sama, kamu (Mawar) tumbuh besar dan menjadi dewasa dan mencapai cita-cita mu," kenang Luter.
"Kamu sudah mewujudkan cita-cita Mus sebagai dokter spesialis paru. Namun, sayang tidak panjang perjalananmu," ucapnya lagi.
Menurut Luter, apa yang dialami dokter Mawar adalah kejahatan.
"Di ujung sana terjadi suatu musibah yang tidak diduga, yang menurut perasaan itu sangat jahat," sebutnya.
Sepatah kata sang ayah itu, pun membuat jemaat yang hadir tidak kuasa menahan tangis.
Nyaris semua pelayat yang hadir terisak sembari mengusap air matanya.
Pita Hitam untuk Almarhum
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan edaran resmi yang menghimbau segenap anggota IDI untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.