Dokter Mawar Meninggal Dunia

Isak Tangis Ayah Dokter Mawar Lepas Kepergian Putrinya, Diduga Ada Kejanggalan dari Kondisi Jenazah

Isak tangis sang ayah, Luter Toding Palamba pun pecah di rumah duka, saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty ke peristirahatan

TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Suasana rumah duka dan foto almarhumah dr Mawartih Susanty di Jl Manuruki II, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin (13/3/2023) siang. Keluarga meminta kasus meninggalnya dr Mawartih Susanty diungkap secara terang. 

Pita hitam itu sebagai ungkapan solidaritas dan dukacita atas meninggalnya dr Mawartih Susanti, SpP.

Mawartih Susanty adalah dokter spesialis paru yang meninggal dunia di rumah dinas RSUD Nabire, Kamis (9/3/2023) lalu.

Jenazahnya telah dimakamkan di Pekuburan Panaikang, Makassar, setelah sebelumnya diotopsi oleh Tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel di RS Bhayangkara.

Sekretaris Jendral (Sekjen) PB IDI Ulul Albab dalam keterangan persnya mengatakan, penggunaan pita hitam di lengan kanan ini dimulai sejak pemakaman almarhumah dr Mawarti pada Senin, 13-15 Maret 2023.

Surat edaran resmi PB IDI tersebut ditujukan kepada segenap ketua IDI Cabang, segenap Ketua IDI Wilayah, segenap Ketua Perhimpunan, serta segenap Ketua Keseminatan mulai pagi ini, Senin, 13 Maret 2023.

Dalam ucapan dukacitanya pada saat melayat ke rumah duka, Ketua Umum PB IDI, dr Moh Adib Khumaidi menyatakan sangat mengagumi jejak pengabdian Dr Mawartih Susanti.

Sebab, sejak lulus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 2004, dr Mawartih mengabdi PTT (Pegawai Tidak Tetap) di dua tempat yaitu di Wilayah Kalimantan Tengah dan kemudian PTT di Tolikara, Papua.

Selepas Pendidikan Spesialis Paru Universitas Airlangga Surabaya, almarhumah dr Mawartih memilih Nabire sebagai tempat pengadian hingga akhir hayatnya 9 Maret 2023.

Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dari sekitar 1,424 dokter spesialis paru di seluruh Indonesia, jumlah Dokter Spesialis Paru untuk Indonesia Timur hanya kurang lebih 50 dokter.

Padahal kebutuhan dokter spesialis paru sangat dibutuhkan utamanya daerah-daerah seperti Nabire.

Namun kendala seperti jaminan keamanan dan keselamatan, infrastruktur akses yang tidak memadai menjadi kendala bagi para dokter spesialis untuk bertugas secara maksimal.

PB IDI meminta kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah terutama di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.

Selain itu, pemerintah kata dia, juga perlu memperbaiki infrastruktur akses baik menuju antar desa atau daerah.

Juga menuju fasilitas kesehatan sehingga baik tenaga kesehatan dokter maupun masyarakat bisa mengakses layanan dan fasilitas kesehatan dengan lebih baik.

"PB IDI akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah untuk mendorong berkembangnya layanan kesehatan di Indonesia," terangnya.

"Namun kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah," tegasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kasus Kematian Dokter Mawartih Susanty Janggal, Ketua PDPI Papua Sebut Keluarga Temukan Luka Lebam

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved