Berita Bali

Akan Setahun Beroperasi di Bali, Kapal Mobula 8 Bisa Bersihkan Sampah Permukaan Pesisir Pantai

Kapal Mobula 8 sudah berada di Bali beberapa waktu lalu, dan Menko Marves Luhut B. Pandjaitan meninjau kapal tersebut.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menunjukkan konsistensi Pemerintah Indonesia dalam memerangi sampah laut melakukan kerja sama dengan Pemerintah Prancis, dan difasilitasi oleh The Seacleaners (LSM dari Prancis fokus dalam sampah plastik) dengan mendatangkan Kapal Mobula 8. Kapal Mobula 8 sudah berada di Bali beberapa waktu lalu, dan Menko Marves Luhut B. Pandjaitan meninjau kapal tersebut. 

Dengan menempatkan Kapal Mobula 8 pertama di Bali, ingin memberikan pesan kepada dunia bahwa kita Pemerintah Indonesia sangat concern dengan kebersihan laut.

Dengan kapal ini dapat membersihkan sampah-sampah plastik, sampah ranting-ranting kecil dan jenis sampah kecil lainnya yang berada diatas dipermukaan pesisir pantai.

Sementara ini coverage area Mobula 8 di Bali akan dilakukan sekitar wilayah perairan pesisir pantai di Badung dan Denpasar.

“Sementara ini baru Badung dan Denpasar tapi nanti bisa berkembang tergantung kebutuhan dan kesepakatan,” imbuh Helyus.

Head of International Communication for The SeaCleaners, Elise d'Epenoux bersama Perwakilan The Sea Cleaners Indonesia I Ketut Sudarwata bersama Koordinator Operasional Kapal Mobula 8 Antoine Iche, mengatakan dengan kondisi perairan saat ini, idealnya Bali membutuhkan 10 kapal pembersih laut.

Meskipun kapal Mobula 8 hanya bekerja untuk perairan yang tenang namun dapat membersihkan sampah sampai 12 mil jauhnya.

Kondisi sampah yang ditemukan seperti dipermukaan terlihat sekarang di area dekat Mobula 8 sandar yang telah mengalami perubahan warna yaitu berwarna kecokelatan.

Hal itu menandakan bahwa usia sampah plastik tersebut cukup tua dan cukup lama berada di perairan.

“Sampah seperti itu dalam perjalanan menuju mikro plastik yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan biota laut," imbuhnya.

Menurutnya, sampah adalah bahan plastik dan sejenisnya yang merupakan buatan manusia dan tidak terpakai.

“Sampah buatan manusia inilah yang perlu kita tangani, agar tidak merusak lingkungan khususnya perairan. Kayu, daun bukan sampah, itu bahan natural.

Sampah adalah buatan manusia dan dibuang manusia. Sedangkan kayu-kayu, daun itu tidak masuk kategori sampah," ucapnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved