serba serbi
Ngembak Geni, Simak Maknanya Dalam Hindu Bali
Pada saat hari suci Nyepi, Minggu 14 Maret 2021 para umat Hindu, khususnya di Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sehari setelah hari suci Nyepi, disebut sebagai hari suci ngembak geni.
Pada saat hari suci Nyepi, Minggu 14 Maret 2021 para umat Hindu, khususnya di Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Diantaranya, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungaan, dan Amati Lelanguan.
Tetapi dalam tradisi penyebutannya hanya satu yaitu hari suci ngembak geni.
"Hal ini dikatakan secara tradisi seperti itu, karena berkaitan dengan pengertian ngembak geni itu sendiri," kata Jero Mangku Ketut Maliarsa kepada Tribun Bali, beberapa waktu silam.
Baca juga: Pengamanan Pawai Ogoh-Ogoh di Denpasar, Aparat Kepolisian Kerahkan 1.331 Personel
Baca juga: Hari Ngembak Gni Menjadi Atensi Polres Badung Untuk Lakukan Pengaman di Objek Wisata

Kata ngembak geni, terdiri dari dua kata yaitu ngembak yang berarti terbuka atau bebas.
Kemudian kata geni bermakna api yang mempunyai sifat panas.
Api adalah lambang semangat. Dengan perayaan hari suci setelah Nyepi yang terkenal penyebutannya secara tradisional dengan ngembak geni.
Penyebutan seperti ini karena geni secara makna bebasnya berupa simbol yaitu api, yang sering dianalogikan bahwa api itu adalah lambang semangat.
Bahkan zaman dulu semasih ada Departemen Penerangan pada pemerintahan Indonesia ada semboyan yang sering dikumandangkan dengan ucapan 'api nan tak kunjung padam'.
"Artinya semangat yang tak pernah mati. Dengan semangat yang membara atau berkobar sesuai dengan sifat api, maka setelah perayaan hari suci Nyepi sebagai pergantian tahun baru Saka bagi umat Hindu diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian," katanya.

Sebagai pegangan untuk mulat sarira atau introspeksi diri, sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa depan yang lebih baik. Agar terwujud hidup yang damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita).
Dan dari pengertian ngembak geni itu, kata dia, mengindikasikan bahwa para umat Hindu dalam kehadiran perayaan tahun baru Saka adalah sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam mengarungi hidup dan kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Makanya dalam perayaan penyambutan tahun baru Saka ini, para umat Hindu melaksanakan tahapan-tahapan perayaannya.
Yaitu adanya kegiatan upacara suci melasti yang bertujuan untuk membersihkan diri (bhuana alit) dan mengusung pratima atau pralingga, sebagai simbol Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya sebagai bhatara- bhatari ke segara dengan tujuan menghanyutkan kekotoran (sarwa mala).
Tahap berikutnya upacara tawur kesanga, atau upakara mecaru untuk nyomya watek bhuta kala agar menjadi bhuta hita. Sehingga mewujudkan kedamaian alam semesta (bhuana agung) dan alam manusia( bhuana alit).
Dengan maksud agar kehidupan alam semesta beserta isinya menjadi shanti,tenang,harmonis dan jagadhita.
"Tahap puncak ritualnya pada perayaan hari suci Nyepi dengan prosesi kegiatan melakukan Catur Brata Penyepian," sebutnya. Pada saat inilah umat Hindu nyepi atau nyipeng untuk merenung dan mulat sarira (introspeksi diri) serta tentang dari hal-hal yang dilaksanakan untuk koreksi diri agar pada tahun baru Saka ini muncul semangat baru, pikiran baru untuk masa depan yang lebih baik.
"Serta mengurangi bahkan menghilangkan pikiran, perkataan, dan perbuatan negatif dengan landasan ajaran Dharma/ajaran kebenaran ( ajaran agama Hindu ) yang sering disebut Tri Kaya Parisudha," jelasnya.
Akhirnya tibalah pada tahap terakhir dari rangkaian hari suci Nyepi, yaitu secara tradisional disebut hari suci Ngembak Geni. "Pada hari ini para umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memuja keagungan-Nya sebagai wujud syukur atas karunia-Nya telah melimpahkan kerahayuan dan kerahajengan.
Sehingga mencapai kebahagiaan lahir batin, baik di atas dunia, maupun di akhirat berdasarkan Dharma yang sering disebut dalam tujuan agama Hindu 'Moksartam Jagadhita ya Ca Iti Dharma'.
Di samping itu, pada saat hari suci Ngembak Geni ini para umat Hindu mekakukan 'Dharma Shanti' dengan keluarga besar, masyarakat, dan dengan para umat lain juga.
Sebagai wujud toleransi bahwa manusia itu sama bahkan diakui sebagai saudara 'Waisudewa Kutumbakam'. "Dalam kegiatan ini kita sebagai umat manusia saling mendoakan,mengucap syukur atas karunia-Nya dan sekalian silaturahmi serta saling maaf-memaafkan untuk memulai kehidupan yang lebih baik, lebih damai, lebih tenang sehingga terwujud keharmonisan bersama," ucapnya. (*)
TIDAK Boleh Keramas & Malukat, Tepat Purnama Wuku Wayang & Disebut Dina Gamya, Simak Penjelasannya! |
![]() |
---|
BAHAYA Kelahiran Wuku Wayang, Ruwatan Tumpek Wayang Bantu Terhindar Dari Sifat Bhuta Kala! |
![]() |
---|
TUMPEK Wayang & Kajeng Kliwon Uwudan 22 Juni 2024, Jangan Lupa Siapkan Pandan Berduri! Ini Maknanya |
![]() |
---|
ROH Tumimbal Kaitan Dengan Leluhur yang Akan Bereinkarnasi Kembali, Ini Maknanya Dalam Agama Hindu |
![]() |
---|
Arti Melik, Disenangi Bhatara, Bisa Terkena Musibah, Bagaimana Cara Menetralkannya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.