Penusukan di Denpasar

Dikeluhkan Lama Tangani Pasien Korban Pembunuhan Jalan Veteran, Ini Klarifikasi RSUD Wangaya

Dikeluhkan lama saat tngani pasien korban pembunuhan di Jalan Veteran saat pawai Ogoh-ogoh di Denpasar, ini klarifikasi RSUD Wangaya.

|
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
Honey/Tribun Bali
Suasana rumah duka korban penusukan I Putu Eka Astina (40), yang meninggal dunia setelah dikeroyok oleh beberapa pria di Jalan Veteran Denpasar saat pawah Ogoh-ogoh - Dikeluhkan lama saat tngani pasien korban pembunuhan di Jalan Veteran saat pawai Ogoh-ogoh di Denpasar, ini klarifikasi RSUD Wangaya. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - RSUD Wangaya Denpasar dikeluhkan oleh keluarga Putu Eka Astina (40) karena diduga tidak melakukan penanganan selama 1,5 jam pada Eka, korban penusukan saat pawai Ogoh-ogoh di Denpasar.

Putu Eka merupakan korban pembunuhan saat menonton pawai ogoh-ogoh di malam Pengerupukan, pada Selasa 21 Maret 2023 lalu di Jalan Veteran, Denpasar, Bali

Mengenai hal tersebut, RSUD Wangaya Denpasar pun turut buka suara.

Ketika dikonfirmasi Tribun Bali, dr I Wayan Edi Wirawan selaku Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Wangaya mengatakan bagaimana kronologi awal saat korban tiba di RSUD Wangaya, Denpasar, Bali

“Pasien diterima pukul 21.35 di IGD, pukul 21.36 pasien ditangani langsung oleh tim jaga IGD dari dokter dan perawat. Pertama dilakukan pemeriksaan pada pasien untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien. Sambil dilakukan pemeriksaan juga dilakukan pemeriksaan TTV atau pemeriksaan tanda tanda vital seperti tekanan darah, nadi, sekaligus dilaksanakan pemasangan infus,” jelasnya pada, Jumat 24 Maret 2023. 

 

Lebih lanjutnya ia mengatakan ketika dilakukan pemasangan infus pada pukul 21.35 tim medis juga mengambil darah Putu Eka untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pada saat itu juga dilakukan penanganan luka juga pemberian obat emergency.

Setelah itu sekitar pukul 21.53 usai dilakukan pemeriksaan kurang lebih 17 menit, petugas IGD sambil melaksanakan stabilisasi kondisi pasien mereka menghubungi dokter spesialis bedah Wangaya dan melaporkan kondisi pasien yang pada saat itu belum stabil. 

“Atas instruksi dokter bedah, pertama untuk tetap menstabilkan pasien secara maksimal di IGD serta melaksanakan pemeriksaan penunjang dalam hal ini adalah pemeriksaan ronsen USG perut dan rekam jantung. Ini dilakukan untuk persiapan operasi segara pada pukul 21.53. Pada pukul 21.55 pasien dilaksanakanlah pemeriksaan ronsen USG perut, pemasangan selang kencing dan tetap dilakukan observasi keadaan pasien,” paparnya. 

Baca juga: Diduga Dipicu Ketersinggungan, Putu Eka Tewas Ditikam Saat Nonton Ogoh-ogoh di Denpasar

Setelah itu pukul 22.15 petugas melaporkan hasil ronsen ke dokter bedah dan tentunya berkonsultasi pada dokter radiologi.

Selanjutnya pukul 22.25 hasil konsultasi dokter radiologi dengan dokter bedah ini untuk dilaksanakan rekam jantung.

Rencana operasi akan dilakukan segera di RSUD Wangaya.

Pada saat itu, kembali dilakukan koordinasi pada dokter anastesi dengan petugas di ruang operasi petugas di ruang intensif dengan tetap melaksanakan stabilisasi pasien pada pukul 22.25. 

“Ternyata usai melakukan konfirmasi lagi pada dokter bedah karena dicurigai pada hasil ronsen adanya cairan didalam lapisan jantung tentunya pihak RS dalam hal ini kita tidak punya spesialis bedah torax dan bedah cardio paskuler karena ini sudah sub spesialis. Artinya kompetensi dari dokter bedah di RSUD Wangaya kompetensi dokter bedah umumnya tidak bisa untuk melaksanakan itu,” imbuhnya. 

Sehingga diputuskanlah pasien dirujuk ke RSUP Prof. Ngoerah pada pukul 22.50 WITA.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved