Berita Jembrana

Gempuran Abrasi di Pantai Pebuahan Jembrana Semakin Parah, Warga Swadaya Buat Tanggul

pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru tergerus abrasi, warga pun secara swadaya membuat enderan sementara menggunakan bahan batu dan pasir

Tribun Bali/ I Made Prasetia
Kondisi pesisir Pantai Pebuahan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana yang digempur abrasi sejak beberapa tahun lalu, Minggu 26 Maret 2023 - Sejengkal Tanah Batas Laut dan Rumah, Gempuran Abrasi di Pantai Pebuahan Jembrana Semakin Parah, Warga Swadaya Buat Tanggul Selamatkan Bangunan 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Abrasi di Pantai Pebuahan, Kecamatan Negara, Jembrana, kian parah.

Sejumlah rumah warga terancam tergerus.

Jarak bibir pantai dengan pemukiman tinggal beberapa meter saja.

Bahkan ada yang berjarak satu meter.

Baca juga: Karangasem Darurat Tanggul Pantai, 31 Kilometer Pesisir Masuk Wilayah Abrasi

Dalam beberapa tahun terakhir, pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru tergerus abrasi.

Warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan dengan memasang tanggul atau senderan agar abrasi tak semakin parah.

Akan tetapi karena was-was, warga pun secara swadaya membuat enderan sementara menggunakan bahan batu dan pasir.

Bahan diambil dari wilayah pantai.

Sedangkan untuk penggarapannya menggunakan alat berat yang dipinjam dari Pemkab Jembrana.

Yanto, warga setempat mengatakan, pembuatan senderan ini adalah upaya masyarakat melindungi rumah mereka dari ganasnya abrasi.

Sejak beberapa tahun lalu, abrasi di pesisir Pebuahan semakin parah.

"Hanya menyisakan beberapa meter saja jarak antara pantai dengan pondasi rumah warga. Ini sudah yang kesekian kalinya (garap senderan). Untuk kali ini kami dapat pinjam alat berat dan solar dibeli secara swadaya dengan uang hasil urunan," ujar dia, Minggu 26 Maret 2023.

Namun hingga berita ini diturunkan, otoritas belum memberi konfirmasi terkait kepastian anggaran yang didapatkan untuk penanganan abrasi ini.

Sebelumnya, Pemkab Jembrana mengusulkan alokasi anggaran Rp 100 miliar di 2023.

Anggaran tersebut nantinya akan untuk pengerjaan fisik revetment Pantai Pebuahan dan Pantai Cupel.

Dua lokasi ini adalah kawasan yang kondisinya sudah sangat parah.

Sedangkan pantai lainnya dilakukan perbaikan menyusul.

"Untuk tahun depan (2023) sudah kami perjuangkan, karena masih ada beberapa titik yang paling kritis abrasi, seperti di Pebuahan hingga merusak rumah warga. Pebuahan nilai itu Rp 100 miliar. Masyarakat mohon bersabar, semoga bisa direalisasikan," ujar Bupati Jembrana, I Nengah Tamba akhir 2022 lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta mengatakan, dari total panjang 71 kilometer pesisir di Jembrana, sebagian besar terdampak abrasi.

"Di Jembrana, ada 71 kilometer panjang pesisir. Itu hampir semua terdampak abrasi," kata Sudiarta.

Pada 2022, ada tiga titik yang mendapat penanganan abrasi memakai revetment batu armor.

Di antaranya Kelurahan Gilimanuk, Desa Candikusuma, dan Desa Delod Berawah.

Tahun-tahun sebelumnya, juga telah dilakukan penanganan di Desa Penyaringan, Desa Baluk, hingga Desa Pulukan.

Kata dia, masih banyak pesisir yang perlu penanganan.

Namun penanganan prioritas nanti pada lokasi yang kondisinya sudah sangat kritis.

"Pebuahan yang paling kritis. Termasuk juga Cupel, di sebelah barat Pengambengan," ungkapnya.

Untuk penanganan di paling kritis itu, kata dia, pihaknya mengusulkan anggaran Rp 100 miliar di tahun 2023.

Anggaran itu nantinya kemungkinan akan bisa menangani dua sampai tiga kilometer.

"Untuk di Pebuahan mungkin dua kilometer, kemudian di Cupel 750 meter sampai satu Kilometer kalau bisa," tandasnya. (mpa)

Kami Menunggu Langakh Pemerintah

Meskipun upaya penanganan swadaya tidak akan bertahan lama, setidaknya warga yang tinggal di Pantai Pebuahan berjuang untuk menyelamatkan rumah mereka agar tak tergerus abrasi.

Di pesisir Pebuahan ini sudah ada puluhan rumah yang rusak berat diterjang ombak.

"Agar rumah kami selamat sambil menunggu perbaikan dari pemerintah," ujar Yanto, warga setempat.

Yanto mengaku telah berkoordinasi dengan Pemkab Jembrana terkait penanganan abrasi ini.

Kata dia, Pemkab sudah mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk penggarapan revetment.

"Katanya sudah diusulkan ke Pemerintah Pusat. Semoga di tahun 2023 ini bisa terealisasi (pembangunan tanggul pantai, red). Ini sudah sangat parah, rusak akibat abrasi," jelasnya. (mpa)

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved