Sponsored Content

Akademisi & Tokoh Masyarakat Ajak Krama Bali Guyub, Tidak Terpancing oleh Kepentingan Oknum

Akademisi & Tokoh Masyarakat Ajak Krama Bali Guyub, Tidak Terpancing oleh Kepentingan Oknum

Editor: Fenty Lilian Ariani
zoom-inlihat foto Akademisi & Tokoh Masyarakat Ajak Krama Bali Guyub, Tidak Terpancing oleh Kepentingan Oknum
ist
Akademisi & Tokoh Masyarakat Ajak Krama Bali Guyub, Tidak Terpancing oleh Kepentingan Oknum

Berdasarkan tanggung jawabnya tersebut, Prof. Arya menyebut Gubernur Wayan Koster telah menyampaikan usulan terkait penolakan Tim Israel bertanding di Bali saat FIFA U-20 nanti kepada Menpora.

"Yang namanya usulan, tentu akan mendapatkan jawaban nantinya, entah itu akan disetujui atau tidak, namun secara khusus Saya mendukung sikap Gubernur Bali, karena berkaitan dengan segi keselamatan warga Bali dan Indonesia, terutama yang berkedudukan sebagai suporter sepak bola dan menonton langsung dilapangan, selain itu penting juga kita fikirkan dan pertimbangkan terkait keselamatan pemain U-20 asal negara Israel nantinya, karena segala macam kejadian dan kondisi saat itu tidak satu orangpun yang mampu memprediksi", ucapnya seraya menyakini surat yang diajukan oleh Gubernur Bali ke Menpora pasti untuk kepentingan Bali, dan hal tersebut wajar dan tidak apa-apa, karena surat itu mengingatkan Pemerintah Pusat untuk mencari jalan keluar atau solusi. 

Surat yang diajukan Gubernur Koster ke Menpora juga sebagai antisipasi terhadap potensi - potensi yang terjadi dikemudian hari, dan sah saja bagi pemerintah daerah yang mengetahui persis kondisi daerahnya untuk menyampaikan aspirasi dan permohonan tersebut ke Menpora, dimana nanti yang berperan menyetujui atau menolak kan Pemerintah Pusat, mengingat kewenangan dalam "konteks" jalinan atau hubungan internasional dengan luar negeri menjadi kewenangan wajib Pemerintah Pusat, dimana urusan luar negeri menjadi urusan dan kewenangan mereka, dan Gubernur tidak memiliki kewenangan dalam konteks luar negeri, tetapi memiliki tanggung jawab dan kewenangan sebagai Pimpinan Daerah dalam menyampaikan aspirasi ke Pusat tentang kondisi-kondisi yang mungkin beliau pertimbangkan dalam berbagai aspek dan tentu itu tidak salah. 

Meskipun FIFA telah memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena menyinggung tragedi di Kanjuruhan, bukan persoalan Israel.

Namun demikian, Prof. Arya mengajak warga Bali yang sebagai pecinta bola agar bisa menonton pertandingan Piala Dunia U-20 dari mana saja, baik itu televisi maupun penyedia siaran lainnya, ataupun YouTube. 

Terkait tidak diizinkannya pengibaran bendera dan berkumandangnya lagu negara Israel di wilayah Republik Indonesia sesuai PERMENLU RI Nomor 03 Tahun 2019, dan menyikapi sebelumnya ada pertemuan kenegaraan yang juga mengikutsertakan negara Israel sebagai partisipannya di Bali, Prof. Arya Utama berpandangan bahwa apabila dilandaskan kepada PERMENLU RI Nomor 03 Tahun 2019, maka hal tersebut sudah berkesesuaian dan aturan tersebut harus ditegakkan sekaligus diimplementasikan.

"Jadi sikap Pak Gubernur Bali sudah sesuai, namun Gubernur Bali tidak dapat secara langsung menentukan hubungan internasional dengan luar negeri. Contoh misalnya, jika suatu saat ada kegiatan yang mengikutsertakan negara Israel, terus keberadaannya di Bali dengan adanya pengibaran bendera Israel, maka Gubernur Bali berkewajiban melaporkan dan menyampaikan kepada Kementerian Luar Negeri untuk memperoleh pendampingan, dan koordinasi tersebut agar wajib dilakukan untuk menghindari terganggunya hubungan luar negeri. Sehingga tentu sikap Gubernur Bali ini sudah sesuai dengan aturan itu," jelasnya. 

Sedangkan, I Made Nariana yang menjabat sebagai Ketua KONI Badung menyatakan bahwa kita semua sebetulnya mencintai sepak bola, tetapi kalau ada kepentingan yang lebih luas dan besar, tentu bisa dipertimbangkan.

“Sekarang dengan adanya pro kontra atas rencana Piala Dunia U-20 di Indonesia, yang salah satunya Bali akan dijadikan tempat pertandingan, Saya pikir itu wajar – wajar saja,” kata Made Nariana seraya menyatakan ada dua Gubernur, yakni Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah yang melakukan penolakan terhadap Tim Israel di Piala Dunia U-20, sehingga atas hal ini beliau tidak menolak Piala Dunia U-20 di Bali dan di Indonesia, namun hanya menolak Tim Israel.   

Made Nariana juga menyinggung soal sikap FIFA. FIFA sendiri dikatakan tokoh asal Mengwi, Badung ini sedang bermain politik sebetulnya. Waktu Piala Dunia Qatar, Rusia tidak diperbolehkan bermain.

“Lalu kenapa, kalau kita meminta Israel tidak boleh main di Indonesia? Sebetulmnya bisa juga. Nah inilah persoalan yang Saya lihat dan ikuti di media sosial,” ujar Nariana yang juga merupakan salah satu jurnalis senior di Bali. 

Made Nariana pula menilai, bahwa alasan Bali terutama Bapak Gubernur Bali menolak Tim Israel bertanding di Bali, Pertama, Saya fikir itu ada sifat kesejarahan juga, dimana Bung Karno sejak lama tidak setuju kalau Israel diikutikan dalam kejuaraan yang diadakan di Indonesia. Karena dianggap Israel itu tidak mengakui Kemerdekaan Palestina, padahal pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 kita menyangkut perdamaian dunia, dimana seluruh negara harus merdeka.  

Kedua, menyangkut keamanan Bali sendiri. “Kita baru saja habis Covid19 selama dua setengah tahun, dan merangkak maju kedepan pariwisata kita, kalau nanti benar sesuai intelijen Israel bahwa, kalau Israel bermain di Bali dan di Indonesia akan diganggu oleh kaum ekstremis atau kaum radikal di dunia dan di Indonesia, kan nama Bali akan hancur.

Saya membaca yang terakhir, bahwa bukan sekedar karena penolakan ini, tetapi sejak lama atau sebelumnya intelijen Israel katanya sudah mengendus bahwa kalau Israel bermain di Indonesia akan diganggu atau jangan – jangan lebih serem lagi. Kalau itu yang terjadi di Bali, dan kita pengalaman sudah dua kali Bali di bom oleh kaum radikal, maka Bali kita akan hancur,” ungkapnya seraya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk harus memahami masalah ini secara lebih mendalam. 

Berbicara sepak bola, Made Nariana menyatakan sangat mencintai sepak bola. Bahkan dirinya berfikir, bahwa FIFA juga grasa – grusu dalam keputusan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved