Pura Kahyangan Jagat di Bali
Pura Pucak Mangu, Bangkitnya Pendiri Kerajaan Mengwi dari Kekalahan Perang, Pertapaan di 2.096 Mdpl
Sejarah Pura Pucak Mangu, pamedek dan pendaki harus siap menjajal jalan jalan licin terlebih saat musim hujan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Pura Pucak Mangu memiliki fungsi penting dalam posisi kahyangan jagat di pulau Bali. Pura ini berfungsi sebagai Catur Loka Pala yakni empat pura yang menempati posisi arah mata angin berfungsi sebagai pelindung dan menjaga pulau Bali. Empat pura itu diantaranya Pura Pucak Mangu menempati posisi di Utara, Lempuyang di sebelah Timur, Andakasa di Selatan dan Batukaru di Barat," ucapnya.
Pura Pucak Mangu juga adalah Padma Bhuwana sebagai simbol dari bhuana agung dan tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Dewa Sangkara.
Di pelataran Pura Pucak Mangu juga terdapat sejumlah palinggih.
Ada Meru Tumpang Lima yang memiliki fungsi sebagai stana atau linggih Batara Pucak Mangu.
Selain itu juga ada Meru Tumpang Tiga adalah linggih Batara Teratai Bang.
Terdapat Padma Capah di Pura Pucak Mangu yang berfungsi sebagai pangubengan atau palinggih dari Panca Rsi.
Di dalamnya terdapat lima ruangan yang masing-masing menghadap ke empat penjuru dan sebuah ruangan yang besar berada di tengah atau di pusat. (gus)

Resonansi Energi Spiritual
Sulitnya akses ke Pura Pucak Mangu menjadi alasan dibangunnya Pura Penataran Agung Tinggan pada tahun 1830.
"Karena hutan belantara, akses Pura Pucak Mangu ini dulu sangat sulit dijangkau. Akhirnya pada tahun Caka 1752 atau sekitar tahun 1830 Masehi, Pura Penataran Tinggan didirikan. Pura Penataran ini yang memiliki fungsi untuk melakukan hubungan persembahyangan dengan pura di Penataran Ulun Danu Beratan," kisah Jero Mangku Gede Pucak Mangu.
Sekarang umat cukup sembahyang di Pura Penataran yang secara kosmologi diyakini memiliki resonansi energi spiritual yang sama dengan Pura Pucak Mangu.
Piodalan atau pujawali berlangsung pada Purnama Kalima.
"Jam empat pagi kami mendaki saat piodalan di Pura Pucak Mangu. Setelah itu nuwur bhatara tirta menuju penataran, dan langsung melakukan upacara piodalan di penataran. Jadi krama yang melakukan persembahyangan bisa sembahyang di penataran saja," jelasnya. (gus)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.