Dukun Pengganda Uang Banjarnegara
Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: 6 Korban Berhasil Teridentifikasi, Asal Jawa Sampai Sumatera
kepolisian daerah Jawa Tengah berhasil mengidentifikasi 6 dari 12 korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Banjarnegara
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kepolisian daerah Jawa Tengah berhasil mengidentifikasi 6 dari 12 korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Banjarnegara.
Polda Jateng menjelaskan kalau korban pembunuhan yang sudah berhasil teridentifikasi tak hanya berasal dari daerah pulau jawa namun juga berasal dari luar pulau sampai Pulau Sumatera.
Sampai saat ini, beberapa korban yang sudah berhasil teridentifikasi antara lain berasal dari daerah Sukabumi, Palembang, Lampung, Gunungkidul, Jakarta dan Jogja.
2 korban terbaru yang berhasil teridentifikasi adalah sepasang suami istri asal Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung berinisial S dan R.
Baca juga: Update Kasus Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: Mbah Slamet Akui 2 Korban Baru Asal Lampung
Fakta ini diungkapkan langsung oleh Camat Negeri Katon, Enggo Pratama pada Rabu (5/4/2023).
Menurutnya kedua korban sudah merantau ke Jawa sejak 25 Juli 2021 dan hilang kontak pada 8 September 2021.
“Kami bersama kepolisian telah mendatangi rumah korban kedua untuk meminta keterangan dari pihak keluarga,” paparnya, dikutip dari TribunLampung.com.
Ia menambahkan pasutri tersebut pergi ke Tulungagung, Jawa Timur untuk bekerja dengan membawa mobil.
“Kalau korban kedua ini berpamitan kepada keluarga untuk berangkat kerja bangunan di Tulungagung.”
“Dan korban membawa uang sejumlah Rp 15 juta dan satu unit mobil Daihatsu Xenia,” lanjutnya.
Baca juga: Inilah Jurus yang Digunakan Mbah Slamet Si Dukun Palsu: Tawarkan Hidup Makmur Tanpa Kerja Keras
Pihak keluarga korban akan berangkat ke Banjarnegara untuk memastikan jasad yang ditemukan merupakan S dan R.
Proses identifikasi membutuhkan anak korban untuk dilakukan tes DNA.
“Kemungkinan mereka akan berangkat dengan difasilitasi oleh Polres Pesawaran,” tandasnya.
Jika hasil autopsi menunjukkan S dan R meninggal dibunuh, pihak keluarga meminta agar jasad korban dimakamkan di Lampung.

Baca juga: Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Hilang sejak 2021
2 Korban Teridentifikasi Berasal dari Lampung
Sebelumnya, dua korban yang telah teridentifikasi merupakan pasangan suami istri asal Lampung.
Sedangkan kedua korban lain yang sudah teridentifikasi berinisial PO dan M.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Muhammad Iqbal Alqudusy menjelaskan, identitas pasutri asal Lampung diketahui karena ada KTP di tubuh korban.
Kedua korban asal Kabupaten Pesawaran, Lampung berinisial I (44) dan WTN (41).
"Kami sudah hubungi Polda Lampung untuk mencocokkan data antemortem keluarga korban," ujarnya, Rabu (5/4/2023).
Kakak WTN, Helmi menjelaskan, pasangan suami istri tersebut izin pergi dari Lampung untuk bekerja di Jawa pada tahun 2021.
“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” lanjutnya.
Setelah keduanya merantau, pihak keluarga tidak pernah berkomunikasi lagi hampir setahun.
I dan WTN memiliki dua orang anak yang ditinggal di Lampung dan diasuh oleh keluarga.
“Untuk komunikasi ke saya juga enggak dan anaknya juga enggak,” imbuhnya.
Ia mengaku mendapat kabar pasutri tersebut menjadi korban pembunuhan dari berita.
“Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jelasnya, dikutip dari TribunLampung.com.
Kini pihak keluarga masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian tentang kebenaran identitas kedua korban.

2 Korban Baru Berasal dari Desa Kalirejo
Bertambah dua orang lagi korban keganasan pembantaian Mbah Slamet dukun palsu pengganda uang.
Hal tersebut dikatakan oleh Camat Negeri Katon, Enggo Pratama pada Rabu (5/4/2023).
Dikatakannya, selain dari pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Triningsih dari Dusun Simbaretnto, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, terdapat dua orang korban lainya asal Pesawaran.
Korban yang yang terbaru yakni, Suheri dan Riani yang menjadi korban pembunuhan dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu.
Enggo menjelaskan, pasutri tersebut merupakan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
“Kami bersama kepolisian telah mendatangi rumah korban kedua untuk meminta keterangan dari pihak keluarga,” ucap Camat Negeri Katon tersebut.
Dirinya mengatakan, korban kedua yakni Suheri dan istri pergi bersama dari 25 Juli 2021.
Kemudian hilang kontak dengan keluarga pada 8 September 2021 lalu.
“Kalau korban kedua ini berpamitan kepada keluarga untuk berangkat kerja bangunan di Tulung Agung,” ucap dia.
“Dan korban membawa uang sejumlah Rp 15 juta dan satu unit mobil Daihatsu Xenia,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, keluarga para korban ini akan berangkat ke Banjarnegara untuk melakukan pendampingan dalam melakukan autopsi.
“Hal itu guna memastikan identitas para korban,” jawabnya.
Hal itu dikarenakan korban saat ini sudah menjadi tengkorak.
Dan pengidentifikasiannya harus melalui autopsi dengan menggunakan anak korban sebagai tes dna.
“Kemungkinan mereka akan berangkat dengan difasilitasi oleh Polres Pesawaran,” terang Enggo.
Korban yang sudah diautopsi akan segera diurus pemulangan jenazahnya.
Dan para keluarga korban meminta untuk dimakamkan di Lampung.

Daerah Asal Para Korban Pembunuhan
Para korban pembunuhan ditemukan setelah polisi dan relawan melakukan pencarian selama 3 hari di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, jasad korban yang sudah teridentifikasi berinisial PO warga Sukabumi dan M warga Palembang.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitas para korban.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama M dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ungkapnya, Rabu (5/4/2023).
Daftar daerah asal korban pembunuhan Mbah Slamet:
1. Paryanto warga Sukabumi
2. Mulyadi warga Palembang
3. Irsad warga Lampung
4. Wahyu Tri Ningsih warga Lampung (istri Irsad)
5. Suheri warga Lampung
6. Riani warga Lampung (istri Suheri)
7. 1 warga Palembang
8. Warga Gunungkidul berjenis kelamin laki-laki
9. 2 warga Jakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
10. 2 warga Jogja
Daftar tersebut didapat dari keterangan Mbah Slamet yang tidak dapat mengingat nama-nama korban pembunuhan.
Usia para korban pembunuhan yang berjenis kelamin laki-laki antara 40-50 tahun, sedangkan korban perempuan sekitar 25-35 tahun.
Irjen Ahmad Luthfi mengungkapkan dalam proses pencarian, ada satu liang lahat yang berisi lebih dari satu jasad korban.
"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," terangnya.
Untuk mempermudah proses identifikasi, ia meminta masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bertambah Lagi 2 Korban Teridentifikasi, Ada 4 Warga Lampung jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.