Berita Bali
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal di Hari Jumat 21 April, Ini Lokasi Shalat Idul Fitrinya
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal di Hari Jumat 21 April, Ini Lokasi Shalat Idul Fitrinya
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berdasarkan Maklumat PP. Muhammadiyah mengenai hasil hisab, dalam hal ini oleh Majelis Tarjih & Tajdid PP.Muhammadiyah pertanggal Yogyakarta 29 Jumadil Awal 1444 H/23 Desember 2022 M, memutuskan diantaranya 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat Pahing 21 April 2023 M.
“Untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri pada hari Jumat 21 April 2023, hampir di setiap PDM atau Kabupaten & Kota menyelenggarakan, seperti Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Gianyar, dan Karangasem, sudah kami koordinasikan dengan panitia, di Kota Denpasar ada 4 titik yaitu di Gedung Dakwah PWM Bali Jalan Imam Bonjol Nomor 51 Denpasar, Perguruan Muhammadiyah Sebelanga Jalan Pulau Batanta, Lapangan Niti Mandala Renon, Parkir Barat Gor Ngurah Rai, Jalan Melati Denpasar,” kata, Safaruddin selaku Ketua Majelis Tabligh PWM Bali.
Lebih lanjutnya ia mengatakan adapun di Kabupaten Badung dilaksanakan di satu titik saja yaitu di Lapangan Politeknik Negeri Bali Jimbaran Badung. Sementara untuk koordinasi dengan PDM dikatakan sudah berjalan dengan baik, dan semua pihak telah mengadakan persiapan-persiapan sehingga diharapkan saat pelaksanaan Shalat Idul Fitri nantinya bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
“Pasca pandemi saya kira tidak ada aturan khusus, yang penting bisa saling menjaga keamanan dan keharmonisan dalam menjalankan ibadaha Shalat Idul Fitri, dan yang jelas semua umat muslim & muslimah, khususnya warga Muhammadiyah bersuka cita menyambut kedatangan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, kita ketahui sendiri saat pandemi kemarin, pelaksanaan Shalat Idul Fitri sangat terbatas,” imbuhnya.
Adapun berkenaan dengan perbedaan tanggal pelaksanaan Shalat Idul Fitri, antara Muhammadiyah & Pemerintah dikatakannya sambil menanti hasil sidang isbat oleh Kemenag & MUI, agar tidak diperuncing sehingga timbul gesekan-gesekan antar umat beragama Islam.
“Jangan sampai ada bahasa umat Shalat Id nya Muhammadiyah & Sabtu 22 April 2023 shalat id nya pemerintah, jadi terkesan Muhammadiyah ini tidak taat kepada pemerintah atau intoleran, kita harus bisa berfikir bijak dan dewasa menyikapi perbedaan, kita jadikan perbedaan ini adalah sunnatullah,” tutupnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.