Mudik Lebaran 2023

Pelabuhan Gilimanuk Bali Sangat Padat, Operasikan 33 Kapal Layani Pemudik, Ojek Dadakan Jadi Berkah

Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana padat, jumlah kendaraan dan pemudik sudah meningkat tajam sejak dini hari.

Tribun Bali/ I Made Prasetia
Suasana di areal dalam Pelabuhan Gilimanuk, Rabu 19 April 2023 - Pelabuhan Gilimanuk Bali Sangat Padat, Operasikan 33 Kapal Layani Pemudik, Ojek Dadakan Jadi Berkah 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pola sangat padat telah diterapkan pihak terkait pada aktivitas di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Rabu 19 April 2023.

Sebab, jumlah kendaraan dan pemudik yang menggunakan jasa penyeberangan Gilimanuk-Ketapang sudah meningkat tajam sejak dini hari.

Bahkan, jumlah armada yang dioperasikan 33 kapal.

Salah satu kapalnya adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Jatra II yang memiliki kapasitas hingga 600 unit sepeda motor dan puluhan mobil pribadi.

Baca juga: Kapolda Bali Cek Kesiapan Pos Terpadu Selabih Tabanan, Pastikan Pengamanan Arus Mudik Berjalan Baik

Armada yang kapasitasnya sekitar tiga kali lipat dari kapal biasa ini akan beroperasi melalui Dermaga MB II Pelabuhan Gilimanuk.

"Kapal Jatra II ini kita khususnya untuk sepeda motor. Karena saat ini antrean pengguna jasa menggunakan sepeda motor sudah sangat banyak," kata Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Djumadi, Rabu 19 April 2023.

Dia melanjutkan, dengan kondisi penumpukan kendaraan sejak dini hari bahkan sampai terjadi antrean di jalur nasional Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, sehingga diambil kebijakan untuk memberlakukan pola sangat padat serta penambahan armada berkapasitas besar.

Selain itu, waktu bongkar muat juga dipangkas.

Artinya ketika kapal sudah penuh langsung diberangkatkan tanpa menunggu jadwal.

"Total ada 33 kapal termasuk KMP Jatra II tersebut. Jatra II bakal terus beroperasi selama masih dibutuhkan. Nanti kita sesuaikan koordinasi dengan BPTD. Yang jelas, kami tetap siap memfasilitasi agar tidak sampai terjadi kemacetan dan bisa membantu mengurai kemacetan," tandasnya.

Antrean kendaraan pemudik ke Pelabuhan Gilimanuk ‘mengular’ di jalur nasional sempat mencapai 6 km lebih.

Polisi kemungkinan bakal menerapkan rekayasa arus lalulintas dengan memasukkan kendaraan ke jalur yang sudah disediakan untuk mengurai penumpukan kendaraan.

Di sisi lain, sejumlah kendaraan seperti truk panjang masih bisa beroperasi, Selasa 18 April 2023, meskipun pembatasan kendaraan kategori sumbu tiga ke atas sudah dibatasi sejak Senin 17 April 202.

Sebagian kendaraan juga tampak sudah ‘dikandangkan’ di areal parkir UPPKB Cekik.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, lonjakan pemudik menuju Pelabuhan Gilimanuk sudah mulai padat, bahkan menyebabkan antrean yang cukup panjang di jalur nasional.

Kenaikan jumlah pemudik disebutkan meningkat 60 hingga 70 persen dari sebelumnya.

"Kami imbau agar para pemudik meningkatkan kesabarannya saat antrean di sepanjang jalan menuju pelabuhan. Mungkin ini bisa berjam-jam. Sepertinya hari ini menjadi puncak arus mudik," katanya.

Dia melanjutkan, bagi pemudik yang tidak melaksanakan ibadah puasa, diharapkan untuk menyiapkan makanan atau minuman yang dikonsumsi saat mengantre menuju pelabuhan.

Kemudian para orangtua juga harus menjaga anak-anaknya selama arus mudik ini agar tak terjadi hal yang tak diinginkan.

"Jika ada yang merasa kurang sehat, bisa memeriksa kesehatannya di posko pelayanan yang sudah disediakan," imbaunya.

Kombes Satake Bayu mengingatkan kepada para pemudik yang mungkin masih berada di Denpasar agar memantau kondisi serta menunggu waktu di pelabuhan.

Artinya bisa disesuaikan kapan waktu yang tepat untuk menyeberang.

"Pemudik yang belum melakukan perjalanan agar bisa memantau kondisi di pelabuhan Gilimanuk ini. Ambil waktu yang lengang seperti siang atau malam hari sehingga kemacetan bisa diantisipasi," jelasnya.

Bagaimana dengan rekayasa lalulintas yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi adanya antrean terlalu panjang, Kombes Satake menyebutkan penerapannya bakal diterapkan ketika sangat padat.

Petugas di lapangan bakal menyesuaikannya.

Disinggung mengenai masihnya ada truk besar dengan sumbu tiga beroperasi di jalur Denpasar-Gilimanuk ini, Kabid Humas Polda Bali mengakui pihaknya telah mengimbau para sopir dan pemilik armada untuk menyesuaikan dengan SKB larangan melintas selama angkutan lebaran 2023.

"Terutama untuk barang bangunan bisa dialihkan dulu. Yang masih boleh adalah kendaraan pengangkutan bahan pokok kesehatan atau bahan yang dibutuhkan," tandasnya.

Meskipun telah diurai antrean kendaraan masih terpantau hingga kawasan hutan Cekik, Gilimanuk.

Kendaraan didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi.

Sedangkan truk berukuran besar tampak dikandangkan di areal UPPKB Cekik.

Situasi di Pelabuhan Gilimanuk terpantau padat merayap.

Antrean kendaraan motor sudah ‘mengular’ hingga 300 meter lebih dari loket pembelian tiket.

Sedangkan, mobil pribadi dan sejenisnya masih mengantre hingga kawasan hutan Cekik.

Di terminal kargo yang menjadi penampungan sementara tampak penuh mobil pribadi.

Seorang pengendara pikap, Santoso mengatakan, dia dan rekannya baru saja balik dari Denpasar untuk mengantarkan barang.

Saat ini, ia hendak mudik ke rumah asalnya, Banyuwangi.

"Sudah beberapa jam ngantre di sini. Memang selalu seperti ini (antre) jika sudah normal," ucapnya.

Sedikitnya, ia sudah mengantre selama dua jam lamanya.

Ia terpaksa sarapan di dalam mobil sembari menunggu antrean terurai dan ia berhasil menuju Pelabuhan Gilimanuk.

"Ya mau gimana lagi, kita manfaatkan waktu untuk sarapan," jelasnya. (mpa)

Ojek Dadakan Jadi Berkah

ANTREAN kendaraan yang lumayan panjang membuat banyak masyarakat, khususnya warga Gilimanuk beralih profesi, Rabu 19 April 2023.

Mereka memanfaatkan momen ini dengan menjadi ojek dadakan.

Bahkan, jumlahnya bukan satu dua orang saja, melainkan puluhan orang.

Tarifnya cukup bervariasi, yakni Rp 20-30 ribu sekali antar.

Menurut informasi yang diperoleh, ketika momen Lebaran ini biasanya sudah mempersiapkan diri dan kendaraan untuk menawarkan jasa ojek dadakan.

Ketika antrean mulai panjang atau memasuki kawasan hutan, mereka lantas bergegas mencari ‘pelanggan’.

Pelanggannya rata-rata mereka yang menumpang bus tujuan Denpasar-Gilimanuk.

Ojek dadakan diklaim sangat membantu karena lebih cepat sampai di pelabuhan.

Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma mengatakan, warga yang beralih profesi sebagai ojek dadakan ini ada sejak Rabu dini hari.

Sebagian besar, mereka yang menjadi ojek adalah warga Gilimanuk.

"Mulai tadi pagi, terlihat di kawasan tengah hutan ada warga yang ngojek (ojek dadakan) membawa penumpang. Penumpangnya, terutama yang naik bus dan travel," ungkapnya.

Dia melanjutkan, mereka yang berprofesi sebagai ojek dadakan adalah aktivitas musiman.

Mereka memanfaatkan momen ketika hari raya Lebaran dan ada antrean lumayan panjang.

Tentunya ini menjadi berkah bagi masyarakat.

"Ini musiman. Terutama pas mudik Lebaran. Mereka ngojek jika ada antrean kendaraan dan penumpang hingga melewati tugu Cekik," tandasnya.

Kehadiran ojek dadakan ini juga diakui sangat membantu penumpang yang terjebak macet, apalagi mereka yang sudah pesan tiket kereta api dengan jam tertentu.

Seperti pengakuan Harjiyo (45), pemudik dari Denpasar yang hendak menuju Jember (Jawa Timur).

Ia menumpang mobil Mitsubishi Expander bersama rombongan keluarganya dan keluarga temannya.

“Kami mulai menemui kemacetan pada pukul 03.30 Wita, Rabu 19 April 2023. Kemacetan terjadi sejak di kawasan hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), tepatnya di sekitar pertigaan antara ke arah Gilimanuk, Singaraja dan Denpasar. Padahal, titik awal kemacetan itu hanya berjarak sekitar 3 Km dari pintu masuk ke penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk,” ungkapnya.

Harjiyo mengatakan, di lokasi sekitar Cekik dekat TNBB itu, mobil yang ditumpanginya sudah tidak bisa bergerak.

Ratusan mobil lainnya juga mengalami kondisi yang sama.

Akhirnya, setelah menunggu 2 jam dan kemacetan belum juga terurai, Harjiyo beserta istri dan anaknya turun dari mobil.

Mereka masing-masing naik ojek motor dan melepaskan diri dari rombongan bermobil.

"Saya sebetulnya numpang mobil teman, dan akan didrop di Stasiun Banyuwangi untuk lanjut naik kereta api (KA) ke Jember. Saya sudah pegang tiket. Supaya tidak tertinggal jadwal keberangkatan KA, terpaksa kami pisah dari rombongan bermobil. Di sekitar lokasi kemacetan cukup banyak orang yang tawarkan jasa ojek," tutur Harjiyo kepada Tribun Bali.

Dari titik kemacetan menuju ke loket scan tiket Pelabuhan Gilimanuk, satu ojek menarik ongkos Rp 20 ribu.

"Banyak ojek dadakan di sana. Dan ini sangat membantu," kata Harjiyo yang saat dihubungi Tribun Bali sudah berada di dalam KA menuju Jember.

Sementara itu Yanda (32), warga Denpasar yang hendak mudik ke Lamongan, mengaku sudah sekitar 6 jam ia dan keluarganya terjebak macet di sekitar hutan di kawasan Cekik.

"Saat ini posisi saya sudah di dalam antrean pemeriksaan surat kendaraan. Sudah dekat dengan loket masuk Pelabuhan Gilimanuk sebetulnya. Tapi ini masih antre juga, pergerakannya sangat lambat. Belum nanti antre lagi di loket masuk. Nggak tahu ini akan berapa jam lagi kami terjebak kemacetan," kata Yanda, warga Jalan Soka, Denpasar Timur, Denpasar, saat dihubungi Tribun Bali, Rabu.

Yanda mengatakan, dia sekeluarga berangkat dari rumah menuju ke Gilimanuk, Selasa 18 April 2023, pukul 23.30 Wita.

Dengan mobil pribadi, harapannya berangkat pada malam hari lalu lintas kendaraan lebih sedikit. Ternyata yang terjadi sebaliknya.

"Kata beberapa warga di sekitar lokasi kemacetan, kemarin tidak separah ini kemacetannya," ungkap Yanda.

Sedangkan Didik (44), warga Pemogan yang hendak mudik ke Jombang, Jatim, tak bisa beranjak dari kantung parkir di Cekik sudah lebih 5 jam.

"Ini masih belum ada tanda-tanda kapan giliran kendaraan kami diminta maju," kata Didik yang menaiki kendaraan pribadi mudik bersama keluarga. (mpa/sko)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved