Berita Badung
Maksimalkan Potensi Ekspor, Udang Vaname Jembrana Bali Kini Dapat Pendampingan LPEI
Maksimalkan Potensi Ekspor, Udang Vaname Jembrana Bali Kini Dapat Pendampingan LPEI
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dalam memaksimalkan ekspor atau pasar dunia Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank melakukan pendampingan kepada petani Udang di Kabupaten Jembrana Bali.
Pendampingan dilakukan dengan membuat Desa Devisa Klaster Udang Jembrana.
Desa Devisa Klaster Udang Jembrana sendiri terwujud atas kolaborasi antara LPEI/ Indonesia Eximbank dengan Kementerian Keuangan RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dalam hal ini Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana.
Kepala Kantor Wilayah III LPEI, Koerniawan Prijambodo dalam siaran persnya Kamis 27 April 2023 mengaku peresmian Desa Devisa itu bertujuan untuk memberikan peningkatan kapasitas berbasis pemberdayaan komunitas kepada pengelola koperasi, nelayan, serta petambak udang Vaname di wilayah Kabupaten Jembrana, Bali.
Diharapkan program tersebut dapat meningkatkan kompetensi pelaku budidaya antara lain dari aspek perijinan, prosedur dan dokumen ekspor hingga peningkatan kualitas produksi.
"Sebagai penggagas program, LPEI siap mendorong pengembangan Desa Devisa Klaster Udang Jembrana menuju pasar dunia. Selain memberikan bantuan pengadaan dalam bentuk pembuatan kolam tambak sebagai sarana praktek dan edukasi budidaya udang Vaname. Selain itu kita LPEI juga turut melakukan pendampingan, monitoring, publikasi, serta menyiapkan infrastruktur pelatihan agar proses peningkatan kapasitas produksi dan prosedur ekspor berjalan secara maksimal," ujarnya.
Pihaknya mengakui pendampingan dan pelatihan yang diberikan LPEI khusus kepada Koperasi Produsen Cahaya Mina PKPJ sebagai lembaga pendamping bagi para petambak udang yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Bahkan pembinaan yang dilakukan pun berkesinambungan selama 2 hingga 3 tahun hingga diharapkan para petambak dapat melakukan ekspor secara mandiri.
"Kami juga melakukan pemberdayaan terhadap ibu rumah tangga untuk melakukan
proses produksi makanan olahan berbahan baku udang Vaname yang diharapkan dapat
meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan nelayan, pembudidaya, hingga masyarakat lokal," jelasnya.
Pelatihan dan pendampingan budidaya udang Vaname dilakukan di empat lokasi antara lain Desa Pengambengan, Lelateng, Budeng, serta Cupel Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
Diakui Udang Vaname memiliki keunikan seperti daya tahan baik terhadap kondisi lingkungan dan penyakit, harga jual yang kompetitif, biaya produksi yang relatif rendah, laju pertumbuhan produksi yang cepat, hingga kandungan gizi berupa asam lemak omega-3 yang tinggi.
"Udang Vaname sebagai komoditas unggulan di wilayah Jembrana. Potensi dan produktivitas inilah yang membuat desa-desa ini terpilih untuk menerima sejumlah tahapan pembinaan dalam program Desa Devisa," bebernya.
Sementara Kepala Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Kamaruzzaman berharap dengan resminya Desa Devisa Klaster Udang Jembrana ini dapat meningkatkan pemahaman para nelayan serta petambak udang Vaname dalam mengelola komoditas unggulan.
Selain itu yang utama memperluas pasar di ranah mancanegara.
"Dalam hal ini LPEI menargetkan Desa Devisa Klaster Udang Jembrana dapat mengantar udang Vaname ke berbagai negara tujuan utama ekspor udang seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, dan Eropa," ucapnya
Dijelaskan setidaknya ada 253 orang nelayan dan pembudidaya udang Vaname yang tergabung dalam 8 Kelompok Usaha Bersama (KUB).
"Ini merupakan bukti komitmen berkelanjutan LPEI dalam menjalankan fungsinya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI untuk meningkatkan ekspor nasional," tutup Koerniawan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.