Kadiskop UMKM Denpasar Sambut Baik Seleb GenSi Tribun Bali, Transformasi Koperasi akan Lebih Cepat

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perhelatan perdana pemilihan Duta Koperasi yang akan diinisiasi oleh Tribun Bali akan segera dilaksanakan tahun ini. 

Pemilihan Duta Koperasi ini merupakan ajang untuk memperkenalkan koperasi kepada anak muda Bali, khususnya SMA/SMK sederajat dan mahasiswa. 

Penyebutan nama untuk para duta sendiri pun disesuaikan dengan anak muda yang kekinian dan milenial, yaitu Seleb GenSi atau Seleb Generasi Koperasi. 

Audisi Seleb GenSi telah dimulai pada bulan April 2023 dan akan mencapai puncaknya pada 12 April 2023 yang juga merupakan peringatan Hari Koperasi. 

Keberadaan Seleb GenSi lantas mendapat respon positif oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, I Dewa Made Agung. 

“Ini keren dan merupakan hal yang menarik. Kalau kita melihat adanya duta ini membuat komunikasi dengan sesama anak muda menjadi lebih mudah karena mereka sefrekuensi,” kata I Dewa Made Agung. 

Apabila dilihat dari data & statistik, keberadaan anak muda yang milenial ini menjadi bonus demografi untuk Indonesia karena jumlahnya lebih banyak. 

Tetapi disamping itu, masih terdapat tantangan karena anak muda ini belum banyak yang tertarik dengan koperasi. 

Kolaborasi antara Tribun Bali dan Diskop UMKM Kota Denpasar ini diharapkan bisa membantu dalam menghadapi tantangan tersebut. 

Baca juga: Tribun Bali Kolaborasi dengan Diskop Denpasar Gelar Seleb GenSi, WaWali: Program Luung Nenenan

Sebelumnya, Diskop UMKM Kota Denpasar telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta terkait koperasi. 

Ini merupakan upaya mendorong transformasi digital dengan melibatkan peran civitas akademika, khususnya mahasiswa agar bisa magang dan melakukan pendampingan koperasi. 

Mereka bisa turut berkontribusi dengan melakukan hal-hal sederhana seperti pemaksimalan media sosial dan penggunaan web sebagai sarana komunikasi dan informasi. 

“Anak-anak muda, apalagi ilmunya itu di teknologi tentu saja ilmunya mempuni walaupun mereka saat ini masih mahasiswa. 

Ini sangat diapresiasi oleh teman-teman koperasi sampai berlanjut ke angkatan kedua dari awalnya itu 50 angkatan kedua itu berjumlah 100 mahasiswa dari satu perguruan tinggi,” tambahnya. 

Upayanya ini pun diharapkan dapat membuat pengelola koperasi menjadi lebih melek teknologi dan semakin meningkatkan kapasitasnya di bidang teknologi. 

Selain itu, dari upaya ini diharapkan anak muda setidaknya mengetahui dan lebih terbuka terhadap koperasi dengan menyingkirkan stigma yang beredar saat ini. 

“Bahwa koperasi itu tidak seperti mereka dan teknologi itu bisa dimanfaatkan di koperasi. Dan semoga mereka merasa ternyata mengelola koperasi itu merupakan suatu hal yang keren dan ada peluang bisnisnya.

Tidak hanya berbentuk star up, ingin bekerja dengan orang lain, atau menjadi PNS, tetapi mereka bisa bekerja di koperasi atau bahkan membuat koperasi,” ujar Dewa. 

Salah satu yang menjadi andalannya adalah melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memasukan koperasi dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka. 

Fenomena yang menarik dari salah satu universitas negeri yang awalnya mengirimkan delapan orang tiba-tiba di angkatan kedua mengirimkan 40 orang. 

Ternyata ini pengaruh dari “magic mouth” dari angkatan pertama ke angkatan kedua. 

Dari sini dapat diketahui bahwa selama magang, angkatan pertama ini menemukan hal-hal menarik di koperasi, bahkan mahasiswa ini sempat ditawari pekerjaan. 

Hal ini lantas terdengar hingga ke angkatan kedua sehingga jumlah di angkatan kedua membludak. 

Dengan adanya kerja sama bersama Tribun Bali diharapkan proses transformasi koperasi dengan pelibatan anak muda semakin cepat untuk tercapai. 

Seleb GenSi ini pun sangat bermanfaat sehingga diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. 

Disamping mencari dan memilih, kegiatan yang bisa dilaksanakan selanjutnya adalah menyelenggarakan camp untuk para duta. 

Camp ini dapat menjadi wadah bagi anak muda untuk berdiskusi banyak hal tentang koperasi sehingga munculkan koperasi milenia maupun koperasi usaha yang digemari anak muda.

“Kami ingin anak muda tidak hanya melihat koperasi sebagai hal-hal yang bersifat seperti stigma saat ini, tetapi mereka bisa melakukannya sebagai sesuatu yang modern. 

Saya berharap kedepannya anak muda bisa memunculkan koperasi yang lebih keren dan menyalurkannya kepada teman-teman milenial lainnya,” tutup Dewa. 

(*)