Berita Bali

Ajus Linggih Tagih Janji Kompensasi Blackout PLN

Ajus Linggih yang juga Ketua HIPMI Bali mengharapkan PLN agar menyesuaikan dan beradaptasi dengan adat dan budaya Bali.

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Ketua Komisi II DPRD Bali, Ajus Linggih 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih dikenal Ajus Linggih ikut angkat bicara mengenai imbauan PLN soal penjor jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Ajus Linggih yang juga Ketua HIPMI Bali mengharapkan PLN agar menyesuaikan dan beradaptasi dengan adat dan budaya Bali.

Oleh karena, perayaan Galungan berakar dari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan), yang pertama kali dirayakan pada tahun 882 Masehi atau Saka 804. Dimana pemasangan penjor sebagai ciri khas dalam setiap Hari Raya Galungan.

Baca juga: Putu Gede Astawa Dipercaya Jabat Direktur di Kejaksaan Agung, Hanya 5 Bulan Jabat Wakajati Bali

"Yaa harusnya PLN yg menyesuaikan. Masyarakat Bali kan sudah menaikkan penjor sebelum tiang listrik ada. Harusnya memasang tiang listrik itu mengantisipasi penjor-penjor yang ada di Bali," kata Ajus Linggih pada, Selasa 18 November 2025. 

Selain Ajus Linggih, polemik itu juga disoroti Rektor Undhira, Prof. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA., Pengamat Budaya Wayan Suyadnya, Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. I Wayan Jondra dan Ketua PHDI I Nyoman Kenak. 

Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Daging Babi Hingga Canang Di Bali, BI Fokus Kendalikan Inflasi Galungan

Begitu juga Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Oka Antara, Tokoh Publik, Dr. Somvir yang juga  Dr. Somvir yang juga Ketua Fraksi Demokrat NasDem DPRD Bali. Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka SE (Gung Cok).

 


Pada kesempatan itu, Ajus Linggih juga belum mendapatkan pengumuman soal janji PLN  yang akan memberikan kompensasi kepada pelanggan di Bali yang terdampak pemadaman listrik massal pada Mei 2025. 

 


Kompensasi itu dalam bentuk pengurangan biaya pada tagihan listrik pelanggan yang akan dieksekusi 1-2 bulan setelah kejadian dan diatur sesuai Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2017.

 


Dimana peristiwa black out (pemadaman total) listrik di Pulau Dewata yang terjadi pada Jumat 2 Mei 2025 menjelang Hari Raya Kuningan.

 


Ajus Linggih telah meminta PT PLN (Persero) harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan terhadap perekonomian Bali.

 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved