Advetorial

Sedana Arta Terima Kunjungan Teten Masduki, Kunjungi Produsen Kopi Kintamani di Desa Belantih

Sedana Arta kemudian memaparkan, di bidang pertanian Kabupaten Bangli memiliki potensi kopi, jeruk dan bawang merah merupakan komoditas ungulan.

Istimewa
Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki saat kunjungan kerja di Desa Belantih, Kintamani. Senin (1/5/2023) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, menerima kunjungan Teten Masduki beserta jajaran, Senin (1/5/2023).

Kunjungan Menteri Koperasi dan UMKM RI itu, dipusatkan di Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Banjar Luahan, Desa Belantih Kecamatan Kintamani, Bangli.

Dalam sambutannya, Bupati Sedana Arta menyampaikan, suatu kehormatan bagi Pemerintah Kabupaten Bangli karena Menteri Koperasi dan UMKM RI bersama rombongan berkesempatan hadir di Kabupaten Bangli. Untuk bertemu dengan pelaku koperasi.

Khususnya koperasi yang bergerak di bidang komunitas unggulan kopi dan jeruk.

Sedana Arta kemudian memaparkan, di bidang pertanian Kabupaten Bangli memiliki potensi kopi, jeruk dan bawang merah merupakan komoditas ungulan.

Pemasarannya dari tingkat regional, nasional bahkan sudah ke tingkat internasional, khususnya untuk komoditas kopi.

Baca juga: 34.164 Penumpang Masuk Bali Lewat Padang Bai Karangasem Bali

Baca juga: Usaha Praperadilan Rektor Unud Kandas, Begini Alasannya!

Baca juga: 34.164 Penumpang Masuk Bali Lewat Pelabuhan Padang Bai Karangasem Bali Pasca Libur Lebaran

Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki saat kunjungan kerja di Desa Belantih, Kintamani. Senin (1/5/2023)
Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki saat kunjungan kerja di Desa Belantih, Kintamani. Senin (1/5/2023) (Istimewa)

Komoditas kopi Kintamani yang dikenal oleh masyarakat pencinta kopi adalah jenis kopi Arabika, yang memiliki aroma khas.

Secara statistik, ujar Sedana Arta, jumlah lahan kopi yang ada di Kabupaten Bangli seluas 5.921,18 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun sebanyak 2.082,30 ton.

"Sedangkan untuk luasan lahan jeruk di Kabupaten Bangli seluas 3.554.123 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun 147.278 ton," paparnya.

Lanjut Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini, potensi tersebut merupakan salah satu kekuatan ekonomi masyarakat Bangli.

Apabila dikelola secara baik, tentu akan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.

"Salah satu bentuk pengelolaannya adalah berupa koperasi, disamping juga bentuk usaha lainnya," ucapnya.

Ditambahkan pula, jumlah koperasi aktif yang ada di Kabupaten Bangli adalah 202, dengan jumlah anggota seluruhnya 63.685 orang dan total asset Rp 698.566.125.240. Adapun jumlah tenaga kerja yang terserap dari keberadaan koperasi ini sebanyak 1.067 orang.

Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki saat kunjungan kerja di Desa Belantih, Kintamani. Senin (1/5/2023)
Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki saat kunjungan kerja di Desa Belantih, Kintamani. Senin (1/5/2023) (Istimewa)

"Dari jumlah koperasi tersebut, Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Koperasi Pemasaran KBS Kopi Arabika MPIG dan Koperasi Konsumen Mitra Sentana Mandiri, merupakan koperasi yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan jeruk.

Sementara koperasi yang bergerak di bidang komoditas kopi, masih lebih sedikit di banding potensi yang ada, karena masih banyak kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak secara sendiri dalam pengelolaan kopi," ungkapnya.

Pada acara yang dihadiri anggota DPR RI Nyoman Parta, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Wakil Bupati Bangli, Pimpinan OPD, dan sejumlah undangan tersebut.

Bupati Sedana Arta mengucapkan terimakasih kepada Menteri Koperasi dan UMKM RI.

Ia berharap semoga kunjungan kerja ini, dapat menginspirasi masayarakat Bangli khususnya di Kintamani dalam pemulihan ekonomi baik pelaku koperasi maupun pelaku UKM.

"Dengan demikian pergerakan ekonomi Kabupaten Bangli dapat memberikan kontribusi menuju Indonesia maju," tandasnya.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki dalam arahannya menyampaikan, kopi kintamani sudah terkenal di tingkat nasional dan internasional.

Bahkan kopi kintamani pernah masuk istana negara untuk menjamu tamu-tamu negara saat pelaksanaan upacara 17 Agustus. "Kualitas Kopi Kintamani sudah bagus, namun saat ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana bisnis modelnya," kata Teten.

Lanjut dia, slain kopi di Kintamani juga memiliki jeruk dengan kualitas yang baik, namun disaat musim panen raya malah harga jeruk turun, bahkan sampai jatuh sendiri dari pohonnya. Maka dari itu pihaknya menilI perlu dilakukan dua hal, yaitu kelembagaan produksinya dan hilirisasi.

"Kita tidak boleh lagi bertani sendiri-sendiri, tetapi harus menerapkan corporate farming dengan memperkuat kelembagaan koperasi. Koperasi inilah yang nantinya membuat tempat pengolahan jeruk saat panen raya, sehingga jeruk masih memiliki nilai ekonomi. Kementrian koprasi dan UMKM akan hadir untuk membantu proses tersebut," tegasnya. (Adv/mer)


Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved