Berita Buleleng

Pernah Diguncang Gempa Dahsyat, Pengastulan Buleleng Akan Dipasangi Alat Sensor Pendeteksi Tsunami

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar berencana memasang satu alat sensor pendeteksi tsunami di Desa Pengastulan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
BMKG Denpasar bersama BPBD Buleleng saat survei lokasi pemasangan alat sensor pendeteksi tsunami 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar berencana memasang satu alat sensor pendeteksi tsunami di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Bali.

Pemasangan ditargetkan akan dilakukan pada 2023 ini. 

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi pada Minggu (14/5) mengatakan, pihaknya bersama BMKG telah melakukan survei lokasi terkait rencana pemasangan alat sensor ini.

Baca juga: 11.439 Siswa SD di Buleleng Ikut PSAJ, Tidak Jadi Faktor Penentuan Kelulusan

Mulanya ada empat lokasi yang masuk dalam survei tersebut, di antaranya di Eks Pelabuhan Buleleng Kecamatan Buleleng, di Pelabuhan Sangsit Kecamatan Sawan, perairan Desa Sumberkima Kecamatan Gerokgak, serta perairan Desa Pengastulan Kecamatan Seririt


Dari survei tersebut kata Ariadi, Desa Pengastulan dinilai sebagai lokasi yang tepat untuk dipasangi alat sensor pendeteksi tsunami.

Selain pernah diguncang gempa berkekuatan 6,2 skla richter pada tahun 1976 silam hingga menelan ratusan korban jiwa, desa ini dipilih lantaran jarak antara laut dan daratan ketika terjadi air surut cukup pendek, yakni hanya dua meter.

Baca juga: Ervan Bacok Kepala Pamannya di Buleleng, Tak Terima Tokoh Masyarakat Idolanya Disebut Pembohong

Sementara di tiga wilayah lainnya jaraknya cukup panjang sekitar 20 hingga 50 meter. 


Selain itu di sepanjang pantai Desa Pengastulan juga telah dibangun tanggul pembatas.

Sehingga bangunan berukuran 2x1,5 meter yang dibuat sebagai tempat penyimpanan alat pendeteksi tsunami akan lebih aman.

"Jadi memang dalam pemasangan alat ini, saat air surut jarak antara daratannya harus pendek. Karena di bangunan itu nanti akan dipasang sensor yang alatnya harus menyentuh dengan air laut," katanya. 

Baca juga: Pedagang Ikan di Pasar Anyar Kembali Datangi DPRD Buleleng, Simak Pembahasannya!


Pemasangan alat sensor pendeteksi tsunami ini kata Ariadi akan dilakukan oleh BMKG pada tahun ini.

Alat tersebut nantinya akan memberikan deteksi pergerakan air laut yang dapat langsung dibaca oleh BMKG, untuk selanjutnya disebarkan kepada masyarakat sebagai bentuk antisipasi. 


Selain itu pada 30 Mei mendatang BPBD Buleleng akan menggelar program sekolah lapang gempa bumi.

Baca juga: Sisir Hingga ke Perairan Buleleng, Pencarian Nelayan yang Hilang di Perairan Kubu Masih Nihil

Dalam program ini nantinya akan dibentuk relawan pengurangan risiko bencana.

Relawan itu nantinya akan diberikan pemahaman terkait gempa yang berpotensi tsunami, serta latihan simulasi jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman.

"Gempa di Seririt kan pernah terjadi 2019 lalu, banyak masyarakat yang lari karena menerima kabar hoax yang menyebut air laut  naik. Jadi untuk mengantisipasi itu kami akan simulasikan titik kumpul yang aman dimana, supaya masyarakat paham," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Buleleng

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved