Berita Buleleng
1.000 Bibit Tanaman Pangan Disalurkan ke Sekolah di Buleleng Bali
Sebanyak 1.000 bibit tanaman pangan disalurkan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ke 10 sekolah yang ada di Buleleng, Bali.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng mendistribusikan 1.000 bibit tanaman pangan kepada 10 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di Buleleng, Bali.
Hal ini sebagai upaya untuk mencegah stunting dan mengentaskan kemiskinan.
Kepala DKPP Buleleng, I Gede Putra Aryana mengatakan bibit tanaman pangan itu telah didistribusikan ke sekolah beberapa waktu lalu, menggunakan total anggaran Rp 59 juta yang bersumber dari APBD.
Selain bibit, pihaknya juga memberikan sarana dan prasarana berupa pupuk organik sebanyak satu ton serta polybag.
Tanaman pangan yang didistribusikan ini terdiri dari lemon tea, sirsak, belimbing wuluh, sembung, jarak, cabai, tomat, terong bayam dan kangkung.
Selain itu juga terdapat bibit tanaman rambat seperti cincau, sirih merah, binahong, pegagan, dan mint. Serta bibit empon-empon seperti jahe, kunyit dan temulawak.
Bibit tanaman pangan ini diberikan khusus kepada 10 sekolah yang masuk dalam wilayah kemiskinan ekstrem.
Siswa nantinya akan diberikan edukasi bagaimana cara memanfaatkan lahan pekarangan, sehingga kebutuhan pangan di lingkungan keluarganya dapat terpenuhi.
Apabila bibit yang ditanam tumbuh dengan baik, sekolah pun dapat mengembangkan dan menyalurkan hasilnya untuk membantu masyarakat miskin yang tinggal di sekitar sekolah tersebut.
Baca juga: 55 Subak Cocok Ditanami Jagung, Bibit Disebar ke Selemadeg Timur
"Jadi sekolah ini bisa disebut jadi rumah bibit. Jika berhasil tumbuh, siswa sebagian bisa membawanya pulang dan diberikan kepada masyarakat miskin yang ada di sekitarnya," terangnya.
Aryana menyebut, SD dipilih sebagai lokasi pendistribusian bibit lantaran pihaknya ingin mengedukasi makanan sehat dimulai dari usia dini.
Selain itu arahan dari seorang guru pun dinilai akan efektif dan lebih didengar oleh para siswa.
"Kalau edukasi kepada orang yang dewasa rasanya lebih sulit, karena orang dewasa cenderung susah untuk mengubah pola konsumsi," jelasnya.
Pihaknya akan memberikan pendampingan dan pengawasan selama satu tahun penuh, agar bibit yang disalurkan dimanfaatkan dengan baik secara berkelanjutan.
"Jadi anak-anak kami ajarkan bagaimana cara menumbuhkan makanan sehat yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Kami bersinergi juga dengan Dinas Pendidikan agar program ini terus berlanjut," tandasnya. (rtu)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.