KKB Papua

Pengamat Militer Menilai Ancaman KKB Akan Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis

"Video itu juga bisa merupakan reaksi psikologis yang hadir sebagai dampak operasi psikologis yang dilakukan pemerintah."

Editor: Mei Yuniken
TribunPapua
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. Pengamat Militer Menilai Ancaman KKB Akan Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis 

TRIBUN-BALI.COMPengamat Militer Menilai Ancaman KKB Akan Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua pimpinan Egianus Kogoya baru-baru ini menyebarkan video berupa ancaman terhadap Indonesia.

Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens yang menjadi sandera KKB berbulan-bulan lamanya dijadikan sebagai umpan.

KKB mengancam akan menembak pilot asal Selandia Baru ini jika Indoensia tak segera melakukan negosiasi untuk mengakui kemerdekaan Papua.

Berbagai tanggapan dan penilaian terhadap ancaman KKB ini kemudian bermunculan.

Salah satunya, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai ancaman KKB pimpinan Egianus Kogoya yang melalui video menunjukan dampak operasi psikologi oleh pemerintah.

Dilansir dari Tribunnews, Khairul mengungkapkan, ancaman terhadap Mehrtens menjadi wujud habisnya kesabaran KKB terkait kemerdekaan Papua yang tak kunjung tercapai.

Baca juga: KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Ancam Tembak Pilot Susi Air, Satgas Damai Cartenz Buka Suara

"Video itu juga bisa merupakan reaksi psikologis yang hadir sebagai dampak operasi psikologis yang dilakukan pemerintah."

"Artinya, rangkaian kombinasi langkah yang ditempuh pemerintah baik yang dilakukan secara senyap, yang dipropagandakan, ditambah dengan narasi-narasi persuasif yang dilakukan telah berhasil menghadirkan persepsi ketidakpastian berlarut dan menghabiskan kesabaran sehingga direaksi dengan peningkatan ancaman dan tenggat waktu," tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin 29 Mei 2023.

Kendati demikian, Khairul menganggap jalur persuasif yang telah diambil pemerintah dalam pembebasan Mehrtens bukan merupakan bentuk kegagalan.

Menurutnya, langkah persuasif oleh pemerintah bukan menjadi satu-satunya strategi yang diambil.

Namun, sambungnya, ada kombinasi strategi yang dipakai pemerintah untuk membebaskan pilot kelahiran Christchurch, Selandia Baru tersebut.

"Lantas apakah ini menandakan jalur persuasif telah gagal? Saya kira tidak ada kegagalan dalam hal ini. Sejak awal jalur persuasif bukanlah satu-satunya langkah yang ditempuh."

"Dalam hal ini tentu saja ada serangkaian kombinasi langkah yang telah dan sedang ditempuh secara bertahap dan terukur oleh pemerintah," kata Khairul.

Khairul menambahkan setidaknya ada beberapa langkah yang mungkin telah dan sudah dilakukan pemerintah terkait pembebasan Mehrtens dari KKB seperti mendengarkan tuntutan, membangun dialog, hingga lewat operasi psikologis.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved