Berita Tabanan
Tebuk Lesung Dan Patung Anyaman Bambu Meriahkan Festival IV Jatiluwih
Dalam festival ke IV di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, akan ada banyak hal menarik disajik
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Dalam festival ke IV di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, akan ada banyak hal menarik disajikan.
Dua diantaranya ialah adanya kesenian tebuk lesung dan patung anyaman dari bambu setinggi lima meter yang disajikan.
Festival ke IV itu digelar selama 3 hari mulai 16-18 Juni mendatang.
Manajer DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa mengatakan, bahwa tebuk lesung akan dipentaskan siang hari.
Ini sebagai upaya menarik kunjungan wisatawan baik domestik dan asing.
Namun, lebih mengutamakan wisatawan asing.
Dan tebuk lesung juga sekaligus untuk mengenalkan budaya masyarakat Desa Jatiluwih.
Yang akan dipentaskan enam hingga delapan orang.
“Tebuk lesung ini adalah cara tradisional masyarakat Bali khususnya Desa Jatiluwih mengolah beras menjadi tepung untuk dijadikan sejumlah bahan makanan,” ucapnya Minggu 4 Juni 2023.
Menurut dia, nantinya akan ada juga sejumlah pementasan. Dan salah satunya, termasuk membuat patung Dewa Sedana dan Dewi Sri dari bambu setinggi 5 meter. Dan festival ini sendiri nantinya pada pertengahan Juni 2023 akan dilaksanakan bersamaan dengan panen raya.
“Saat ini sedang berproses. Dan akan dilaksanakan saat panen raya. Bisanya kan dilaksanakan di bulan September,” ungkapnya.
Nantinya, sambungnya, festival IV ini mengangkat tema Sri Sedana. Yang dimana itu, sebagai implementasi sedang dilaksanakan panen raya beras merah.
Selain juga akan menampilkan, sejumlah hiburan band lokal, UMKM dan hiburan lainnya.
Diharapkan, melalui festival yang dibuat ini kunjungan semakin bertambah utamanya domestik.
Karena untuk membuat icon patung setinggi 5 meter dari bambu memang diperuntukkan khususnya menarik wisatawan domestik sebagai tempat spot foto.
“Kunjungan di Jatiluwih per hari saja sudah tembus 700-800 orang. Paling mendominasi adalah wisatawan asing, untuk domestik memang berkurang,” paparnya.
Su Tirtayasa menambhakan, khusus untuk patung Dewa Sedana atau Dewi Sri setinggi 5 meter itu, akan ditempatkan di tengah objek wisata atau center point DTW yang menonjolkan keindahan terasering sawah.
Rencananya pemasangan patung di lokasi kegiatan akan dilakukan pada tanggal 8 Juni mendatang. Saat ini patung tersebut sedangkan dikerjakan oleh seniman dari Gianyar, Bali.
“Di lokasi penempatan patung, kami sudah pasang rangka dari besi sebagai pondasi. Tinggal nanti setelah patung selesai dianyam lanjut kemudian dilakukan pemasangan,” jelasnya.
Menurut dia, Patung Dewa Sedana dan Dewi Sri itu sesuai dengan ikon dan filosofi ada di Desa Jatiluwih.
Patung tersebut akan ditempatkan di center point kawasan DTW Jatiluwih, karena di lokasi itu banyak dikunjungi atau dilewati oleh wisatawan yang menikmati keindahan Jatiluwih. (*).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.