Geliat Usaha Ternak Jangkrik di Bali, Minim Pasokan dari Jawa, Peternak Kesulitan Penuhi Pesanan

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sebulan terakhir menjadi berkah bagi peternak jangkrik di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kabupaten Klungkung, Bali.

Pasokan jangkrik dari Jawa mulai minim, yang membuat harga jangkrik lokal melonjak.

Kondisi ini juga membuat peternak lokal banjir pesanan jangkrik.

Seorang peternak jangkrik di Dusun Lepang, Desa Takmung, Made Yoga mengungkapkan, saat ini harga jangkrik melonjak dari Rp 45 ribu per kilogram, menjadi Rp 55 ribu per kilogram.

Baca juga: Waktu Panen Pendek dan Resiko Mati Rendah, Warga Dusun Lepang Mulai Tertarik Budidaya Jangkrik

Kondisi ini tidak terlepas dari minimnya pasokan jangkrik dari Jawa, sementara permintaan di pasaran juga sedang tinggi.

Hal ini membuatnya cukup kesulitan memenuhi permintaan pelanggan.

Bahkan pernah ketika jangkrik langka dipasaran, harganya tembus mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

"Sejak sebulan sudah cukup kewalahan memenuhi permintaan," ungkap Made Yoga, Selasa 6 Juni 2023.

Made Yoga sudah mengembangkan usaha ternak jangkrik saat masa pandemi Covid-19, atau sekitar tahun 2020 lalu.

Bermula belajar dari Youtube, ternyata bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.

Untuk 1 kotak tempat penangkaran, untuk sekali panen mampu menghasilkan sekitar 30 kilogram jangkrik.

Panen biasanya dilakukan selama 1 bulan sekali. Saat ini ia sudah memiliki sekitar 50 kotak penangkaran jangkrik.

"Banyak pesanan yang tidak bisa terpenuhi. Kadang sampai mencarikan ke peternak lain untuk memenuhi pesanan pelanggan," ungkap dia.

Biasanya pembeli jangkrik datang dari kalangan penangkar burung kicau, ataupun para pedagang pakan burung.

Para pedagang pakan biasanya setiap hari membeli 5 sampai 10 kilogram jangkrik.