Berita Bali

Tokoh Masyarakat Desa Adat Serangan Wayan Loka Dukung Pembangunan Tersus LNG Sidakarya di Titik Awal

Warga Desa Serangan dukung Tersus LNG Sidakarya tetap dibangun, tapi bukan di tengah laut.

|
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Tokoh Warga Desa Serangan, I Wayan Loka. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Proyek terminal khusus LNG (Liquified Natural Gas) yang rencana pembangunannya dialihkan ke tengah laut disesalkan tokoh masyarakat Desa Adat Serangan, I Wayan Loka.

Ia mengaku mendukung pembangunan tersus LNG Sidakarya jika direalisasikan di titik sebelumnya, kawasan Muntig Siokan yang dinilai sudah aman dan tidak mengganggu lingkungan ekosistem mangrove dengan sistem yang dijalankan.

I Wayan Loka menuturkan, tersus LNG Sidakarya bakal lebih mendatangkan dampak positif bagi masyarakat apabila dibagun di kawasan yang direncanakan sebelumnya bukan di tengah laut.

Sebelumnya, warga Serangan sudah mendukung dan membuat kesepakatan kemitraan dengan pelaksana proyek tersus LNG tersebut.

"Seandainya itu memang akan dibangun di tengah laut, buat apa kami mendukung dan membuat kesepakatan kemitraan terkait manfaat yang nantinya bisa diperoleh warga bisa terealisasi,” kata I Wayan Loka kepada Tribun Bali, pada Sabtu 10 Juni 2023.

Kemitraan itu, dijelaskan Wayan Loka adalah MoU atau nota kesepahaman yang pernah dibuat antara warga dengan PT DEB (Dewata Energi Bersih) terkait sistem dividen proporsional untuk Desa Serangan.

“Sudah ada kesepakatan beberapa hal diantaranya adalah bagaimana meningkatkan pendapatan bagi Desa Serangan dengan sistem dividen proporsional dengan Bumdes,” jelasnya.

Baca juga: Luhut Sebut Pembangunan LNG Dipindah 4 km Lepas Pantai, PT. DEB Balik Pertanyakan Hal Ini

Hal itu dikarenakan Desa Serangan dinilai yang paling terkena dampak dari segi ekonomi, lingkungan dan sosial.

Warga juga berencana mengembangkan dermaga, kemudian pendapatan yang diperoleh desa adat bisa digunakan untuk membiayai acara-acara ritual keagamaan warga desa.

"Untuk biaya ritual keagamaan, jadi lebih meringankan warga, karena membutuhkan biaya yang cukup besar,” ujarnya.

Sementara itu, hasil timbunan pun bisa dimanfaatkan untuk mencegah abrasi di sekitar lokasi upacara melasti.

Selama ini, memang sudah ada sumber pendapatan warga dari dermaga, namun jika ada Terminal LNG mereka berharap ada tambahan pendapatan.

Selain itu, terkait dengan sosial keagamaan, Wayan Loka menyampaikan warga berharap SDM dari desa bisa diserap untuk tenaga terminal LNG.

“Proporsional saja, sesuai kemampuan SDM yang ada agar bisa ikut bekerja di Terminal LNG,” tutur dia.
Tak kalah pentingnya, kata dia, warga bisa merasakan penataan kawasan yang ada di sekitar lokasi, karena kebetulan sepanjang jalan Pulau Serangan banyak tersedia wisata kuliner.

Namun perlu ditata dan disediakan lahan parkir dan sebagainya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved