Berita Klungkung

Gerombolan Monyet Serbu 3 Desa Nusa Penida, Habiskan Hasil Perkebunan, Petani Kewalahan Mengusir

Gerombolan monyet menyerang perkebunan petani di Nusa Penida, Klungkung. Berbagai macam hasil kebun seperti pisang, mangga, pepaya, hingga jagung dll

Eka Mita Suputra
Monyet yang berada di Destinasi Wisata Pantai Kelingking di Desa Bunga Mekar belum lama ini. Warga Nusa Penid dikeluhkan dengan keberadaab kera yang merusak lahan perkebunan warga. 

TRIBUN-BALI.COM  - Gerombolan monyet menyerang perkebunan petani di Nusa Penida, Klungkung. Berbagai macam hasil kebun seperti pisang, mangga, pepaya, hingga jagung habis dimakan.

Anggota dewan asal Nusa Penida, I Wayan Misna mengatakan, masalah ini sudah dikeluhkan para petani sejak enam bulan lalu. Gerombolan monyet yang awalnya berhabitat di hutan justru turun ke perkebunan warga.

Monyet merusak kebun petani di Desa Kutampi, Desa Batununggul dan Desa Bunga Mekar. Bahkan mereka juga banyak ditemui di destinasi unggulan Pantai Kelingking. "Saat reses banyak warga yang mengeluhkan soal monyet ini. Hasil perkebunan dimakan hingga petani merugi," ujar Misna, Selasa (20/6).

Misna mengatakan, monyet itu sampai ke perkebunan warga bukan karena imbas pembangunan yang kian marak di Nusa Penida, namun memang habitat monyet yang tidak terkontrol. Sementara dalam musim kemarau saat ini, kemungkinan makanan di habitat alami mereka berkurang.

Baca juga: Intim Pada Laga Timnas Indonesia Vs Argentina! Pengamat: Upaya Jokowi Jodohkan Prabowo-Erick

Baca juga: Disel Astawa Sebut Penetapannya Jadi Tersangka Tak Sah! Praperadilan Kasus Reklamasi Pantai Melasti

Baca juga: Lima Wilayah di Buleleng Tanpa Lurah, Lihadnyana: Pengisian Harus Selektif Agar Bisa Kerjasama!

Ilustrasi - Gerombolan monyet menyerang perkebunan petani di Nusa Penida, Klungkung. Berbagai macam hasil kebun seperti pisang, mangga, pepaya, hingga jagung habis dimakan.
Ilustrasi - Gerombolan monyet menyerang perkebunan petani di Nusa Penida, Klungkung. Berbagai macam hasil kebun seperti pisang, mangga, pepaya, hingga jagung habis dimakan. (Tribunnewswiki)

"Hutan di Nusa Penida masih banyak, habitat mereka tidak terganggu. Tapi kemungkinan karena populasi kera yang terus bertambah. Sementara makanan mereka yang sudah berkurang di hutan. Sampai akhirnya monyet ini mencari makan ke tegalan warga," ungkap Misna.

Misna mengatakan, ada petani yang semua pisang di kebunnya habis dimakan oleh gerombolan monyet. Bahkan ada lahan pertanian jagung yang sudah siap panen justru semuanya dimakan dan dirusak oleh gerombolan monyet.

Sejak itulah warga sampai harus berjaga di kebun tiap hari hanya untuk menghalau monyet. "Kadang warga harus seharian menjaga kebun atau lahan pertanian mereka, agar tidak dirusak monyet," ungkap dia.

Kadang petani kalah saat mengusir mereka karena monyet yang datang bergerombol. Monyet itu justru menunjukkan perilaku mengancam saat diusir. "Warga terkadang juga takut dengan monyet itu, karena mereka datang berkelompok," ujarnya.

"Saat diusir warga, mereka galak. Masyarakat banyak bertanya, bagaimana menangani kera ini. Sehingga para warga bisa berkebun dengan tenang dan hasil perkebunan atau pertanian warga tidak dimakan kera," sambung Misna. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved