Berita Karangasem
Hampir Sebulan Nelayan di Karangasem Bali Tak Melaut Lantaran Gelombang Tinggi dan Paceklik
Hampir sebulan nelayan di Karangasem Bali tak pergi melaut lantaran gelombang tinggi dan paceklik, hasil tangkapan sedikit.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Nelayan di Banjar Dinas Ujung Pesisir, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Karangasem, Bali, tak melaut sejak dua minggu lalu.
Pemicunya karena paceklik, serta gelombang di sekitar Perairan Karangasem serta Lombok yang sedang tinggi.
Selain itu, kecepatan angin lumayan cepat sejak beberapa hari yang lalu.
Romi nelayan asal Banjar Ujung Pesisi, mengaku, sudah tak melaut selama satu bulan.
Menurutnya iIkan tangkapan di laut sudah tidak ada ada, alias paceklik.
Bayangkan saja, perharinya nelayan hanya mendapat ikan belasan ekor.
Hasil tangkapan tak sesuai dengan pengeluarannya.
Seperti biaya bahan bakar minyak, serta operasional lainnya.
"Sepuluh hari lalu ada beberapa nelayan turun melaut, tetapi sebagian besar mengeluh karena hasil tangkapannya sedikit. Katanya merugi. Tak sesuai dengan biaya operasional." ungkap Romi ditemui Tribun Bali di Pantai Ujung, Selasa 4 Juli 2023.
Bayangkan, sekali melaut biaya operasionalnya sekitar 250 - 300 ribu.
Baca juga: Warung Mak Beng Peringkat Ketiga Restoran Legendaris di Dunia, Sambal dan Sop Ikan Jadi Andalan
Untuk bahan bakar sekitar 20 liter, dan makan minum.
Sedangkan tangkapannya hanya 10 - 20 ekor.
"Harga tongkol per-ekornya dikisaran 5 ribu. Artinya terdapat selisih kekurangan cukup banyak," imbuh Romi, pria kelahiran Banjar Dinas Ujung Pesisi.
Diduga, minimnya hasil tangkapan dipicu karena sedikitnya ikan tongkol di permukaan laut.
Perubahan suhu tengah laut juga menjadi pemicu lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.