Berita Karangasem
Hampir Sebulan Nelayan di Karangasem Bali Tak Melaut Lantaran Gelombang Tinggi dan Paceklik
Hampir sebulan nelayan di Karangasem Bali tak pergi melaut lantaran gelombang tinggi dan paceklik, hasil tangkapan sedikit.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
Nelayan melaut hingga Perairan Lombok, tapi tak ada ikan.
"Cuacanya di Kabupaten Karangasem berubah - ubah. Sekarang terang, beberapa menit kmudian hujan," akuinya.
Erick, rekan Romi yang berprofesi sebagai nelayan, mengutarakan hal yang sama.
Nelayan sementara tidak turun melaut karena paceklik.
Gelombang yang di tengah laut juga lumayan tinggi.
Sebagian nelayan di Banjar Ujung Pesisi khawatir untuk pergi melaut.
"Gelombang di laut lumayan tinggi. Saya sudah seminggu tidak turun melaut," kata Erick, sapaannya.
"Selain cuaca tidak bersahabat. Ikan di tengah laut juga jarang. Hasil tangkapannya kisaran 10 - 20 ekor. Makanya hasil tangkapan ikan tak sesuai dengan modal yang dikeluarkan. Perhari bisa membeli BBM 250 ribu. Belum makan minum, dan tenaganya. Sedangkan hasil tangkapannya hanya 15 - 20 ekor," jelas Erick.
Untuk harga ikan sekarang masih mahal.
Per ekornya bisa tembus di angka Rp5 ribu.
Untuk permintaan juga lumayan meningkat perharinya.
"Semoga hasil tangkapan kembali meningkat, dan cuaca di sekitar Karangasem segera membaik. Sehingga para nelayan bisa kembali turun laut, dengan tangkapan melimpah," imbuhnya.
Untuk mengisi waktu luang, nelayan yang tak turun melaut memilih perbaiki peralatan melaut.
Seperti menata jaringnya, memperbaiki jukung, dan memperbaiki mesin.
Selain itu, beberapa nelayan di daerah lain di Karangasem Bali juga mengeluhkan kondisi serupa.
Seperti para nelayan di Desa Seraya, Bugbug, & Purwakerti.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.