Berita Gianyar

Sempat Terjungkal 7 Meter saat Tangani Bencana, Kabid BPBD Gianyar Gelar Pecaruan

Hujan ekstrem  yang menyebabkan 46 peristiwa alam sepekan lalu, masih menyisakan cerita. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar menggelar pecarua

Istimewa
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta dibimbing jero mangku menggelar upacara di Jalur TNI Manunggal Membangun Desa Penempahan - Malet Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Minggu 16 Juli 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR  - Hujan ekstrem  yang menyebabkan 46 peristiwa alam sepekan lalu, masih menyisakan cerita, Minggu 16 Juli 2023.

Yakni, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta menggelar upacara pecaruan di salah satu TKP, yang sempat ditanganinya bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gianyar pada 8 Juli 2023.

Baca juga: Digempur Sampah Kiriman, Polres Gianyar Gelar Aksi Bersih Pantai di Gianyar


Upacara ala Hindu di Bali itu digelar karena saat menormalisasi tanah longsor, Gusti Dibya sempat terjungkal ke jurang.

Beruntung, saat itu nyawanya masih tertolong dan tak mengalami luka.

Meski saat itu Gusti Dibya sempat tak sadarkan diri.

"Saya tak ingat bagaimana kejadiannya terjadi. Saya tidak apa-apa, fisik masih bagus usai kejadian. Tapi handphone sama kacamata telontar kemana-mana," ujar Dibya.

Baca juga: Sawah Terancam Kekeringan, BPBD Gianyar Kebut Bereskan Material Longsor Tutup Irigasi


Dibya mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat penanganan longsor di Jalur TNI Manunggal Membangun Desa Penempahan - Malet Manukaya, Kecamatan Tampaksiring. 


Selain kaca mata dan hp-nya yang telontar ke segala arah, saat itu tubuh Dibya juga tersangkut di rumpun bambu.

"Jatuh sekitar meter, dan tubuh tersangkut di rumpun bambu. Saat itu memang sedang berencana memindahkan bambu yang tumbang agar armada bisa masuk tangani longsor," ujarnya.

Baca juga: Balawista Gianyar Selamatkan 2 Korban Perahu Terbalik di Pantai Keramas Blahbatuh Gianyar Bali


Terkait upacara mecaru di TKP, Dibya mengatakan, hal tersebut bukan atas kemauan sendiri.

Namun disarankan oleh keluarga dan teman-temannya.

Sebab sesuai keyakinan masyarakat Hindu di Bali, ketika mengalami suatu musibah, terlebih lagi di alam, biasanya dilakukan upacara mecaru, dengan tujuan, aura negatif pada tempat tersebut tak melekat dalam diri.

Baca juga: Ikut Bantu Pendataan Pajak, Tunjangan Perbekel se-Gianyar Bali Diusulkan Naik

Sebab, jika aura negatif itu tak dinetralisasi, dapat membuat sakit-sakitan.


Selain itu, melalui upacara ini, Dibya juga meminta maaf jika ada tindakannya yang dinilai salah saat melakukan penanganan longsor di lokasi tersebut.

"Mudah-mudahan melalui upacara ini, apa yang kita harapkan bisa terwujud," ujar Dibya.

Baca juga: Balawista Gianyar Selamatkan 2 Korban Perahu Terbalik di Pantai Keramas Blahbatuh Gianyar Bali


Pasca upacara ini, Dibya pun beraktivitas seperti biasa. Bahkan ia masih turun ke sejumlah TKP.

Sebab pasca hujan ekstrem sepekan lalu, pihaknya masih mendapatkan laporan susulan. "Tetap kerja seperti biasa," ujar Dibya. (*)

 

 

Berita lainnya di Bencana di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved