Berita Jembrana

2 Sapi Positif Rabies di Jembrana, Keluarkan Liur Berlebih, Agresif lalu Mati

Dua ekor sapi milik warga di wilayah Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana dan di lokasi lainnya mendadak mati dengan gejala positif rabies

Istimewa
Ilustrasi sapi - 2 Sapi Positif Rabies di Jembrana, Keluarkan Liur Berlebih, Agresif lalu Mati 


"Sebagai antisipasi (penularan ke manusia) kita upayakan berikan VAR. Itu karena penularan rabies tidak hanya karena gigitan. Jika ada air liur hewan positif rabies masuk ke bagian kulit yang luka, maka akan tertular."

"Apalagi sampai terjadi gigitan, maka yang kontak atau sempat digigit harus disuntik VAR," tegasnya.


Sementara itu, setiap desa di Kabupaten Jembrana diharapkan membentuk tim siaga rabies (Tisira) untuk membantu pemerintah menggelar sosialisasi, vaksinasi, pencegahan hingga penanganan kasus rabies di setiap wilayah.

Hingga kini, dari 51 Desa/Kelurahan yang ada, sudah ada 18 wilayah yang membentuk Tisira. Tim tersebut beranggotakan tenaga medis, perangkat desa, instansi terkait hingga tokoh masyarakat.


Hal itu disampaikan saat acara bimbingan teknis (Bimtek) program kemitraan Australia-Indonesia untuk menguatkan sistem ketahanan kesehatan dengan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana di Gedung Kesenian Ir Soekarno, Kota Negara, Senin.

Bimtek digelar lantaran kasus rabies hingga Juli 2023 meningkat.

Sudah ada 52 kasus, dua ekor diantaranya yang positif rabies adalah ternak sapi warga.


Wayan Widarsa mengakui hingga saat ini pembentukan tim siaga rabies di setiap desa/kelurahan dilakukan secara bertahap.

Diharapkan, ke depan seluruh wilayah bisa membentuk tim tersebut untuk membantu mencegah atau menekan kasus rabies di Gumi Makepung.

"Kita harapkan nantinya semua desa/kelurahan membentuk tim tersebut. Sementara, kita lakukan secara bertahap," kata Widarsa.


Menurutnya, Tisira ini nantinya bertugas sebagai ujung tombak penanganan di setiap wilayah desa/kelurahan. Dengan begitu, masyarakat diharapkan teredukasi dan peduli terhadap rabies.

Minimal, masyarakat yang memiliki peliharaan khususnya HPR agar divaksin secara rutin.


Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra mengakui, kasus positif rabies di Jembrana diharapkan bisa ditekan ketika Tisira dibentuk di seluruh desa. Meskipun, kasus dan gigitan anjing HPR positif saat ini sudah menurun dibanding sebelumnya.

Jika hingga Juli 2023 tercatat 52 kasus, tahun 2022 lalu mencapai 201 kasus anjing positif rabies.


"Meskipun turun (kasus positif rabies), penanganan juga agar bisa ditekan lagi kasusnya. Diharapkan Tisira ini mampu membantu itu (penekanan kasus positif)," harapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved