Budaya
Kenang Jasa Maestro Lukis Bali, Karya I Gusti Nyoman Lempad Kembali Dipamerkan di Nusa Dua
Pameran dibuka pada 9 Juli 2023 lalu, dimana melalui pendekatan media baru karya seni lukis tradisional Bali yang diolah menjadi karya multimedia.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Karya maestro lukis Bali, I Gusti Nyoman Lempad, dipamerkan di c|artspace Nusa Dua, Badung.
Pameran ini bertajuk “Darkness Is White” yang saat ini sedang berlangsung hingga 9 Agustus 2023 mendatang.
Pameran dibuka pada 9 Juli 2023 lalu, dimana melalui pendekatan media baru karya seni lukis tradisional Bali yang diolah menjadi karya multimedia.
Selain itu, juga disertai dengan kegiatan program publik yakni talk show, pemutaran film Lempad karya John Darling, pameran dengan media kertas-kanvas, serta diskusi terbuka yang melibatkan sekolah seni yang ada di Bali.
Pameran multimedia “I Gusti Nyoman Lempad: Darkness Is White” ini adalah gagasan Yoke Darmawan, Restu Imansari Kusumaningrum, e.a. natanegara, Jean Couteau, dan Nirwan Dewanto.
Acara ini diselenggarakan Yayasan Taut Seni dengan menggandeng Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca juga: Pemobil Kecelakaan Tunggal di Underpass Dewa Ruci, Tiang Roboh dan Pecahan Kaca Berserakan
Baca juga: Minat Warga Gianyar Kerja ke Jepang Masih Minim, Kalah Dibandingkan Bangli Karangasem dan Singaraja

Karya Lempad yang dipamerkan mendapat dukungan dari koleksi museum di Bali, yaitu Museum Puri Lukisan Ubud dan Museum Arma serta para kolektor dan penerbit buku, yang ingin karya- karya Lempad menjadi jembatan budaya yang lebih luas.
Pameran ini bertujuan untuk lebih mengenalkan seorang maestro yang pada masanya sebagai undagi telah menjalani kehidupan yang luar biasa hingga menjadi inspirasi dan pembelajaran tentang dedikasi seniman besar Bali, baik kepada masyarakat lokal, nasional serta internasional.
Untuk mengoptimalisasi tampilan karya Lempad, pihak yayasan menyajikannya dalam berbagai ragam ekspresi termasuk multimedia, berupa video mapping.
Gagasan besar dari pameran multimedia adalah untuk “masuk ke pikiran Lempad” lebih dalam lagi dengan menstimulasi tiga indra utama manusia pendengaran, penciuman, dan penglihatan yang dituangkan ke dalam musik eksperimental, dan permainan gambar “digital” lukisan dari dokumentasi karya Lempad.
Di bidang sastra, ada dua naskah yang menjadi perbincangan di kancah dunia internasional, yakni “Serat Centhini”, sebuah kitab sastra klasik dan ensiklopedia Jawa dan “La Galigo”, epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan yang merupakan kitab sastra klasik terpanjang di dunia, maka karya-karya Lempad adalah sebuah ikon dan simbol keabadian budaya Bali.
Pameran karya-karya Lempad yang diadakan di c|artspace Nusa Dua sempat diselenggarakan di Salihara Art Centre, Jakarta pada tahun 2019. Kini diselenggarakan lagi untuk mengenang jasa I Gusti Nyoman Lempad sebagai tokoh evolusioner yang membawa seni lukis Bali hingga tersohor ke seantero jagad dan karya-karyanya telah dikoleksi berbagai museum penting di dunia.
Dengan mempersembahkan karya Lempad dalam sebuah pameran yang dikemas dengan cara menarik ini diharapkan bisa memperlihatkan kebesaran seorang Lempad yang berkarya untuk mempersembahkan kemurahan hatinya bagi para dewa dan juga untuk mengajar keluarga, teman dan orang lain.
“Lempad meninggalkan banyak karyanya dalam keadaan seperti belum selesai namun ia menikmati tampilan estetika dari yang belum selesai itu,” kata salah satu penggagas, Yoke Darmawan.
Lempad tidak melanjutkan pekerjaannya karena mungkin ia berharap generasi selanjutnya yang meneruskan karyanya itu. Secara halus ia mengajarkan seni pada generasi muda. (sup)
Putu Intan Senang Suarakan Toleransi, VOPI Luncurkan Interfaith Golden Rule Youth Conference Bali |
![]() |
---|
400 Umat Ikuti Ritual Ciswak, Perayaan Cap Go Meh di Seng Hong Bio, Ini Maksud dan Tujuannya |
![]() |
---|
Malam Siwaratri Digelar di Candi Prambanan, Ari Dwipayana Ungkap Tempat Suci untuk Pemujaan Siwa |
![]() |
---|
Kongres Kebudayaan Bali IV, Ini Program Pemajuan dan Penguatan Kebudayaan 5 Tahun ke Depan |
![]() |
---|
12 Sekaa Ikuti Parade Gong Kebyar Wanita & Anak di Denpasar, Peserta Dapat Uang Pembinaan Rp35 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.