Berita Klungkung

Lomba Bapang Barong Akan Meriahkan Aksiku 2023, Upaya Lestarikan Ikon Barong Swari Desa Jumpai

Lomba Bapang Barong Akan Meriahkan Aksiku 2023, Upaya Lestarikan Ikon Barong Swari Desa Jumpai

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Lomba Bapang Barong yang selalu digelar pada setiap helatan Aksiku di Klungkung, Sabtu (16/10/2022). Barong Jumpai bisa menjadi identitas budaya di Klungkung. 

SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Aksiku (Atraksi Melestarikan Seni dan Budaya Kabupaten Klungkung) tahun 2023 ini, akan dimulai dengan perlombaan bapang barong dan mekendang tunggal yang akan digelar, Sabtu (22/7/2023).

Lomba ini juga untuk melestarikan salah satu ikon budaya di Kabupaten Klungkung, yakni barong swari dari Desa Jumpai.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Museum Semarajaya Klungkung, Ida Bagus Gede Wibawa Adnyana menjelaskan, rangkaian Aksiku (Atraksi Melestarikan Seni dan Budaya Kabupaten Klungkung) 2023 ini akan digelar selama 3 bulan.

Dimulai bulan Juli ini, dengan menggelar lomba bapang barong di Alun-alun Kota Semarapura, Sabtu (22/7/2023).

Lalu pada bulan Agustus 2023, digelar lomba baleganjur tingkat SMP dan SMA, serta puncak kegiatan dari Aksiku rencananya akan digelar pada bulan September 2023.

"Jadi serangkaian AKSIKU ini, nantinya setiap bulan di Klungkung akan ada kegiatan pertunjukan kesenian dan kebudayaan," ujar Ida Bagus Gede Wibawa Adnyana, mendampingi Kadis Kebudayaan Klungkung Ida Bagus Jumpung Oka Wedana, dan Kepala UPT Museum Semarajaya, Cokorda Gde Naladukmaja, Kamis (20/7/2023).

Khususnya bapang barong dan mekendang tunggal diperlombakan, untuk melestarikan salah satu ikon kesenian atau identitas budaya dari Kabupaten Klungkung, yakni Barong Swari Jumpai. 

"Kami di Dinas Kebudayaan punya ikon Barong Swari Jumpai. Kesenian barong yang berkembang di berbagai daerah di Bali, pakemnya dari Barong Swari di Desa Jumpai. Ini yang ingin kami tonjolkan dan lestarikan," jelas Ida Bagus Gede Wibawa Adnyana.

Nantinya perlombaan ini akan diikuti oleh perwakikan di setiap kecamatan di Klungkung. Nantinya setiap kecamatan diwakili dua pasang barong, dan dua orang tukang kendang.

Dengan rutinnya digelar lomba bapang barong suwari ini, nantinya kesenian ini semakin dikenal. Serta semakin bermunculan kelompok-kelompok pelestari kesenian barong swari. Apalagi ia melihat kesenian bapang barong ini kian digemari generasi muda.

Baca juga: Pemkot Denpasar Bersama Forum Wartawan Sambangi Kota Malang


"Bahkan Barong Swari Jumpai yang menjadi ikon Klungkung, kami usulkan sebagai warisan budaya tak benda dari Klungkung pada tahun 2024 nanti. Kami berharap semakin memasyarakatnya barong swari, juga semakin melestarikan kesenian ini," jelasnya.

Sementara Kadis Kebudayaan Klungkung Ida Bagus Jumpung Oka Wedana, diharapkan juga kedepan setiap desa memiliki kelompok-kelompol bapang barong yang bisa mendukung desa wisata kedepannya.

"Seperti di Gianyar, atraksi barong bisa menjadi aktraksi bagi wisatawan. Ini yang diharapkan bisa juga diterapkan di Klungkung, untuk mendukung desa wisata," harap Ida Bagus Jumpung Oka Wedana. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved