Video Viral Remaja di Kuta

Geng Bajing Kids Sepakat Bubar, Kapolres Panggil 13 Anggota dan Orangtuanya Bikin Surat Pernyataan

Buntut viralnya video geng Bajing Kids, 13 remaja beserta orangtuanya dipanggil ke Polresta Denpasar, Jumat (21/7/2023).

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ist
Geng Bajing Kids saat diamankan pihak kepolisian 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Buntut viralnya video geng Bajing Kids, 13 remaja beserta orangtuanya dipanggil ke Polresta Denpasar, Jumat (21/7/2023).

Pemanggilan tersebut dipimpin Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas didampingi Kepala Disdikpora Kota Denpasar dan MDA.


13 orang siswa tersebut merupakan siswa SMP di Denpasar yang tergabung dalam Geng Bajing Kids. Kapolresta Denpasar, dalam pertemuan tersebut mengharapkan tidak ada lagi Geng Bajing Kids yang membuat resah para orangtua, bahkan masyarakat.

Baca juga: Viral Video Bajing Kids Minum Miras Hingga Uji Kekuatan di Bali, Polisi Sebut Masih Remaja


“Kami lakukan pemanggilan terhadap para remaja beserta orangtua, juga pihak sekolah. Mereka sudah menuliskan surat pernyataan yang berisi bersedia untuk tidak berhubungan dengan temannya di luar dan siap untuk membubarkan kelompok tersebut,” papar Kapolresta.


Belakangan diketahui tujuan anak-anak tersebut membentuk geng Bajing Kids untuk menunjukkan diri berkuasa di SMP.

Ketika disinggung mengenai pesan berantai melalui WhatsApp, pihaknya membenarkan bahwa pemungutan uang Rp 50 ribu tersebut digunakan untuk menyewa vila dan membeli minuman keras.

Baca juga: Geng Bajing Kids Bubar, Ketua Geng Minta Maaf Atas Video Viralnya


“Nanti kami akan koordinasi untuk pihak lainnya. Agar mengecek jika ada yang menyewa vila dengan jumlah yang banyak itu kan harus perlu diperiksa ya,” katanya.


Pemukulan dalam vieio tersebut, dikatakan Kapolresta, merupakan salah satu candaan mereka dalam melakukan pemilihan ketua geng.

Kini Geng Bajing Kids tersebut pun sudah dibubarkan dengan bukti surat pernyataan yang telah dibuat oleh para remaja tersebut.

Baca juga: 13 Siswa SMP Kelompok Bajing Kids dan Orang Tua di Panggil, Sepakat Tulis Surat Pernyataan Bubar


Dalam pertemuan tersebut Kapolresta juga mengimbau orangtua murid untuk lebih melakukan pengawasan yang baik terhadap anaknya. Mengingat anak hanya dapat dibantu oleh sekolah selama 7 jam di waktu sekolah saja.


Setelah viralnya pesan berantai WhatsApp yang menuliskan munculnya geng Bajing Kids kini geng tersebut dikatakan telah bubar.

Hal ini dijelaskan pada viralnya sebuah video yang menampakan seorang anak laki-laki yang diduga merupakan Ketua Geng Bajing Kids meminta maaf, Jumat (21/7/2023).


“Saya sebagai Ketua Bajing Kids, ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas video viralnya saya, pas pemilihan perangkat Bajing Kids. Saya tidak akan mengulangi lagi. Mulai sekarang Bajing Kids bubar,” ungkap seorang laki-laki berbaju hitam dalam video tersebut.


Dengan postingan video ini pun, beragam komentar bermunculan dari netizen.

Banyak pihak yang menyayangkan perbuatan anak-anak yang masih SMP hingga SMA tersebut membuat geng untuk tujuan yang negatif. Tak sedikit netizen yang merasa bahwa segerombolon remaja tersebut hanya kurang diarahkan.


Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesan terkait adanya geng remaja yang mabuk, bahkan malak di Jalan Kunti, Kuta, Badung, ramai beredar dan menjadi perbincangan di media sosial, Kamis (20/7).


Pesan berantai tersebut bertuliskan "Ijin tiyang (saya) mengimbau agar semeton, rekan semua lebih ketat dan terarah mengawasi anak, cucunya yang sebagai pelajar baik SMP maupun SMA.

Karena saat ini banyak anak SMP dan SMA ikut bergabung ke grup (bernama) Bajing Kid, yang anak-anak ikut dikenakan biaya Rp 50 ribu. Giat itu dilakukan kumpul dan perekrutan di wilayah Jalan Kunti, Kuta.

Giatnya termonitor, minum miras, malak dan lain-lain. Seandainya ada anak, cucu semeton dan rekan-rekan mohon diimbau dan diputus grupnya, atau suruh keluar dari grup itu. Karena akan membawa dampak yang negatif," tertulis dalam pesan berantai di grup-grup WhatsApp tersebut.


Kapolresta Denpasar mengakui video yang beredar tersebut. Bahkan pihaknya melalui Kapolsek Kuta Kompol Yogie Pramagita, langsung terjun kelapangan melakukan penyelidikan.

"Dari hasil penyelidikan petugas, benar peristiwa dalam video tersebut terjadi di wilayah Polresta Denpasar dan diketahui video diambil pada Sabtu 15 Juli 2023 di Villa Amansmara jalan Dewi Sri Kuta Badung," kata Kapolresta Denpasar.


Ditambahkan Kombes Bambang, anak yang tergabung dalam kelompok Bajing Kids ini sekitar 41 anak.

Puluhan remaja tersebut merupakan pelajar SMP dan SMA di wilayah Denpasar dan Badung, bahkan kejadian ini telah diketahui pihak sekolah. "Kami telah mendata anak-anak yang tergabung di kelompok Bajing Kids dengan mengedepankan fungsi Binmas serta bekerjasama dengan pihak terkait," kata Kapolresta.


Polda Bali mengimbau para orangtua agar mengawasi pergaulan anaknya. Terlebih lagi anak yang memasuki usia remaja.

Hal tersebut dilakukan menyusul viralnya cuplikan video yang memperlihatkan sejumlah remaja tengah pesta minuman beralkohol alias miras.


“Kami Polda Bali mengimbau para orangtua siswa, agar mengawasi pergaulan anak-anaknya dan sesering mungkin diajak berkomunikasi. Serta kumpul keluarga ataupun diajak beraktivitas positif lainnya,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali, Kamis malam.


Bukan hanya memanggil para siswa dan para orangtuanya, Polresta Denpasar dan jajaran Polsek terus mengoptimalkan peran eleman Sipandu Beradat yang tidak hanya berperan mencegah terjadinya kriminalitas, tetapi juga menciptakan rasa aman dan nyaman di masyarakat.


“Polresta Denpasar dan jajaran lebih mengoptimalkan peran elemen Sipandu Beradat dalam menjaga keamanan wilayah, terutama dari aksi balap liar dan termasuk yang viral beberapa waktu terkait kelompok anak muda Bajing Kids yang meresahkan,” tambahnya.


Seperti yang dilakukan elemen Sipandu Beradat wilayah Polsek Denpasar Selatan, di kawasan Jalan Taman Pancing, Kamis (20/7). Kegiatan ini menindaklanjuti laporan dari masyarakat terkait adanya aksi balap liar di kawasan Denpasar Selatan tepatnya di Jalan Taman Pancing, Gelogor Carik.


Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Ketut Tomiyasa, bersama Kapolsek Densel AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari memimpin langsung kegiatan patroli atensi balap liar atau trek-trekan. Seizin Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas, Kompol Tomiyasa mengatakan, kegiatan ini sebagai antisipasi aksi balapan liar di malam hari.


Hal tersebut dikatakan sesuai dengan laporan dari masyarakat bahwa biasanya menjelang subuh para remaja masih ada yang nongkrong hal tersebut disinyalir kerap dimanfaatkan untuk balap liar.


“Mengantisipasi anak-anak muda yang diduga balap liar agar tidak menjadi isu Kamtibmas di wilayah Polresta Denpasar dan wilayah Densel pada khususnya dan kita melaksanakan patroli gabungan Polresta dan Polsek Densel,” kata Kabag Ops. (hon/mah)


Sayangkan Aksi Kekerasan


SALAH satu pencetus geng Bajing Kids, Yoga Gunatika menyayangkan aksi penerusnya yang kini tengah viral di media sosial. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui Tribun Bali di kedai kopinya “Maisinggah Art & Coffee”, Jumat (21/7) malam.


Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Bli Yoga itu memandang, aksi kekerasan tersebut tak patut dicontoh lantaran tak sesuai dengan situasi dan kondisi. Baginya, aksi beradu pukulan maupun sejenisnya, idealnya berada di tempat latihan bela diri.


“Kalau untuk menyayangkan itu, nggak cocoklah di situ. Di tempat acara pergantian pengurus, atau acara party isi tendang-tendangan, pukul-pukulan kan nggak cocok. Tapi kalau untuk latihan, oke masih masuk akal,” kata Bli Yoga.


Kendati demikian, Bli Yoga yang didapuk sebagai Ketua Bajing Kids angkatan pertama itu juga memandang sisi lain. Bli Yoga mengatakan, bisa saja aksi kekerasan tersebut dilakukan dalam kondisi yang berbeda.


Seperti misalnya ada kesepakatan atau bisa saja sosok yang menjadi korban tendangan tersebut menerimanya dengan senang hati. Namun, jika korban merasa kesakitan, kesal dan dirugikan, dirinya sangat menyayangkan hal tersebut.


“Ini sebenarnya tergantung pandangan lagi. Aku nggak tahu, bisa jadi ditendang, dipukul itu dia (korban) senang. Tapi kalau memang orang itu merasa sakit, kesal, dirugikan, aku menyayangkan banget,” jelasnya.


Ia menyarankan, jika para remaja tersebut menyukai perkelahian, sebaiknya mengikuti bela diri. Sebab, dengan mengikuti bela diri, yang bersangkutan dapat lebih terarah dan bisa saja berprestasi.

“Kalau memang senang berkelahi, lebih bagus ikut bela diri. Tanding, dapat prestasi, nggak dapat polisi,” kelakarnya.


Di akhir, pria yang merupakan mantan atlet karate itu berharap, geng di Bali, khususnya di Denpasar dapat berubah ke arah yang positif. Seperti misalnya berkolaborasi dengan geng lainnya guna menggelar kegiatan bakti sosial, peduli lingkungan, dan sebagainya.


“Harapannya ya bisa ke arah yang lebih positif lagi. Apakah melakukan kolaborasi. Misalnya geng Bajing Kids kolaborasi dengan geng di Gianyar. Apakah buat acara soal lingkungan, pungut sampah, dan lain-lain. Banyak hal yang lebih positif,” pungkas pencetus sekaligus Ketua Bajing Kids angkatan pertama, Yoga Gunatika. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved