Berita Klungkung

Piodalan dan Sejarah Keberadaan di Pura Agung Kentel Gumi di Klungkung

Piodalan dan Sejarah Keberadaan di Pura Agung Kentel Gumi di Klungkung

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Suasana piodalan di Pura Kentel Gumi Klungkung. 

SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Piodalan di Pura Kentel Gumi rutin digelar setiap Umanis Galungan atau Wraspati Dungulan, yang tahun ini jatuh pada Kamis (3/8/2023).

Rangkaian piodalan di pura kahyangan jagat ini, sudah berlangsung sejak Kamis (24/7/2023) lalu, hingga mesineb pada Minggu (6/8/2023) mendatang.

Bendesa Puta Agung Kentel Gumi Ngakan Putu Gede Bawa menyampaikan, rentetan piodalan di Pura Kentel Bumi diawali dengan ritual negtegang pada Kamis (24/7/2023) lalu.

Lalu dilanjutkan dengan nedunang Ida bhatara di Pura Kentel Gumi yang berlangsung bertepatan dengan Hari Raya Galungan pada Buda Dungulan (2/8/2023) sore.

"Puncak Pujawali di Pura Agung Kentel Gumi pada Kamis (3/8/2023), dipuput Ida Pedanda Putra Manuaba dari Griya Gede Tusan. Serta kasaksiang oleh Ida Palungguh Dalem Semara Putra," ungkap Ngakan Puti Gede Bawa, Kamis (3/8/2023).

Sementara upacara penganyar berlangsung Jumat (4/7/2023) dan Sabtu (5/8/2023) dipuput langsung oleh Ida Pedanda 

Piodalan di Pura Kentel Gumi baru akan kesineb (ditutup) pada Minggu (6/8/2023) pukul 14.00 Wita. Sehingga umat hindu diseluruh penjuru Nusantara, bisa menghadiri persembahyangan di Pura Kentel Gumi sebelum kesineb.

Pura Agung Kentel Gumi yang berlokasi di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

Berdasarkan lontar Raja Purana Batur, pura ini merupakan salah satu dari Tri Guna Pura, yaitu kahyangan tiga jagat Bali bersama Pura Batur dan Pura Besakih, dengan fungsi untuk memohon kerahayuan dan penyegjeg jagat. Tiga pura itu lalu dikenal sebagai pemersatu pulau Bali

Keberadaan Pura Kentel Gumi tidak terlepas dari keberadaan Mpu Kuturan di Bali pada abad ke XI. Saat itu Mpu Kuturan mempersatukan kembali kemasyarakatan Bali, yang sebelumnya sering gonjang-ganjing karena kerusuhan pasca pemberontakan Maya Denawa.

Konon pada jaman dulu, Mpu Kuturan menamkan pacek, atau tonggak bersejarah keajegan gumi Bali yang sebelumnya selalu terjadi kerawanan sosial.

Mpu Kuturan mempersatukan berbagai sekte dan aliran kepercayaan di Bali, sehingga Bali kembali kondisif dan tidak terjadi kerusuhan pada zaman Bali kuno.

Baca juga: Live Skor PSM Makassar vs Persik: Macan Putih Berhasil Balikkan Kedudukan Jadi 1-2


Pada abad ke XIV atau saat Bali diperintah oleh Sri Kresna Kepakisan, dilakukan pemugaran di Pura Kentel Gumi. Sehingga keberadaan Pura Kentel Gumi sangat penting bagi masyarakat di Bali. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved