Penangkapan Terduga Teroris
Terduga Teroris di Solo Sebar Kotak Infak untuk Sumber Pendanaan, S, Murid doktor Azahari Ditangkap
Terduga teroris yang ditangkap di Boyolali dan Sukoharjo gunakan kotak infak untuk mendanai aksi terornya.
Peran masing-masing
Dalam menjalankan aksi teror, kelima terduga teroris itu mempunyai peran masing-masing, mengutip TribunSolo.com.
S berperan sebagai ketua kelompok atau disebut amir kelompok kecil.
Ahmad mengatakan, S sudah memiliki rencana untuk melakukan teror bom di Mapolresta Solo.
Dikatakannya, S dan Agus Muslim, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, saling berkaitan.
"S dan AM (Agus Muslim) sebetulnya memilih di dua tempat, waktu itu AM memilih tempat di Bandung, sedangkan S memilih di Solo," ungkapnya.
Beruntung, petugas lebih dulu mengamankan lima orang tersebut sebelum sempat melancarkan teror di Mapolresta Solo.
"Alhamdulillah ini bisa kita cegah, karena memang ada satu, satu paket yang sudah dia siapkan," jelasnya.
Selain itu, S juga berperan dalam merekrut orang untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Diketahui S sudah cukup lama belajar merakit bom.
Baca juga: Bawaslu Gianyar Pantau Pendataan DPT, Hartawan: Semoga Tidak Menjadi Bom Waktu
"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu Dr. Azahari," ujar Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Pol Aswin Siregar.
Sementara tersangka lainnya, yakni, TN, AG, PS, dan RS mempunyai peran untuk membantu pembuatan bom.
"Misalnya, mencari bahan-bahan yang dibutuhkan oleh S," ujar Ahmad.
RS, kata Ahmad, berperan sebagai istri Agus Muslim.
Ia juga mendorong suaminya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.