Jero Pasek Meninggal Dunia
SOSOK Jero Pasek Pawang Hujan Viral yang Tutup Usia, Dengan Kekuatan Rokok Pindahkan Awan di Langit
Jero Pasek, Pawang Hujan yang Viral di Bali dikabarkan meninggal dunia. Kabar ini dikonfirmasi oleh Bendesa Desa Adat Gelgel
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
SOSOK Jero Pasek Pawang Hujan Viral yang Tutup Usia, Dengan Kekuatan Rokok Pindahkan Awan di Langit
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Jero Pasek, Pawang Hujan Viral di Bali dikabarkan meninggal dunia.
Kabar meninggal pemilik nama lenkgap Made Sucipta ini dikonfirmasi oleh Bendesea Gelgel I Putu Arimbawa.
Jero Pasek yang merupakan warga Desa Kamasan, masuk wilayah Desa Adat Gelgel, Klungkung.
"Informasi dari pengempat Kamasan, benar jika beliau sudah meninggal dunia," ungkap Putu Arimbawa saat dikonfirmasi, Senin (14/8/2023) malam.
Baca juga: Breaking News! Amor Ing Acintya Jero Pasek, Sang Pawang Hujan Kondang Asal Klungkung Bali Tutup Usia
Sementara tetangga dari Jero Pasek, Gusti Giri mengatakan dirinya juga sudah mendapatkan kabar jika Jero Pasek meningga dunia.
Namun kemungkinan jenazahnya di Denpasar, karena anak-anak dari Jero Pasek yang tinggal di Denpasar.
"Saya tetangga jero mangku (Jero Pasek). Dari Tumpek Wayang katanya stroke, saya juga baru dengar," ungkap Gusti Giri saat dikonfirmasi, Senin (14/8/2023) malam.
Ia mengatakan, saat masih sehat biasanya Jero Pasek ada di rumahnya di Kamasan. Mobilnya biasanya parkir di depan rumah.
"Saya juga bertanya-tanya, akhir-akhir ini kenapa jero mangku (Jero Pasek) jarang kelihatan. Tadi dapat kabar di Facebook beliau sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Sosok Jero Pasek
Nama mendiang Pawang Hujan Jero Pasek sudah terkenal di media sosial.
Ia memiliki ciri khas menyulut rokok saat melakukan aksi nerangnya.
Momen viral itu sempat terekam tak kala mendiang nerang (menghalau hujan) di Puncak palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar pada Jumat 8 Oktober 2021 lalu.
Baca juga: Pawang Hujan Saat KTT G20 di Bali, Jero Pasek Akui Tidak Ada Uleman, Tetap Doakan Kesuksesan
Jero Pasek bercerita, menurut penerawangannya, pagi hari sebelum palebon sebenarnya akan turun hujan.
Ia mengaku mendapat pawisik bahwa akan terjadi hujan saat pagi hari.
"Memang saya menggunakan sarana rokok. Saya lihat sekitar pukul 04.00 WITA pagi akan turun hujan. Sebab ada pawisik juga bahwa akan turun hujan jam 4 pagi," tutur Jero Pasek kepada Tribun Bali, Senin 11 Oktober 2021.
Jero Pasek yang tahu bahwa akan ada acara besar di Sanur, Denpasar, akhirnya berangkat ke lokasi.
Terlebih lagi, Ida Pedanda yang lebar adalah sosok yang ia kagumi.

"Tatkala ida pedanda semasa hidupnya. Beliau setiap bertemu dengan saya selalu tertawa. Beliau bertanya siapa saya, dan saya bilang bahwa saya adalah tukang terang beliau," sebutnya.
Jero Pasek pun juga kerap nerang di acara sanak saudara dan anak-anak dari Ida Pedanda.
Tak hanya itu, ia juga sering mendapat panggilan untuk nerang dalam berbagai kegiatan.
"Kadang ada event di hotel, saya juga dipanggil buat nerang di sana," ucapnya.
Dijelaskan olehnya, saat palebon Ida Pedanda beberapa waktu lalu, memang niat Jero Pasek datang ke lokasi karena pawisik dan arahan sesuhunan untuk hadir membantu nerang.
Bahkan, Jero Pasek sudah tiba di lokasi sebelum pukul 4 pagi.
Ia sempat duduk di trotoar menjalankan tugasnya sebagai tukang terang sembari merokok.
Jero Pasek mengikuti prosesi hingga akhir guna memastikan tidak turun hujan sampai acara selesai.
Baca juga: Pawang Hujan Jero Pasek Hentikan Hujan di Acara Ultra Beach Bali
"Pagi saya berangkat dari Klungkung sampai di Masceti sudah ada hujan gerimis. Dan sampai di Sanur mendung sedikit dan gerimis," katanya.
Lantas, apa fungsi rokok saat nerang?
Jero Pasek menjelaskan bahwa sebagian awan mendung itu, ia tarik ke dalam rokok dan jadi pues atau ludah.
Kemudian digeseng dan dimusnahkan oleh apinya rokok.
"Kemudian sebagian saya pakai tangan ke atas api. Yang di akasa (langit) itu ngeseng atau ngusir agar menjauh mendungnya dari matahari kalau siang. Dan menjauh dari bulan kalau malam," jelasnya.
Sebab jika matahari atau bulan ditutupi mendung pasti akan terjadi hujan.
Jero Pasek dengan nama asli I Made Sucipta ini, menjelaskan bahwa tukang terang (nerang) berbeda dengan pawang hujan.
"Biasanya kalau tukang terang itu mulai dari seminggu sampai hari H sudah jaga tempat dengan memasang dupa," katanya.
Sementara hal yang Jero Pasek tekuni selama 20 tahun dari tahun 2000, adalah apabila sudah hujan terjadi, maka saat ia sampai dan merokok di lokasi acara maka biasanya hujan langsung berhenti.
Bahkan kata dia, air banjir pun kadang surut pelan-pelan.
Lantas, siapa yang dipuja saat nerang?
Jero Pasek enggan mengungkapkan hal itu.
Kisahnya, mulai tahun 2000 telah ada gejala tatkala ia masih bekerja di Bandara.
"Nah karena terus dicari pawisik supaya berhenti bekerja. Terpaksa tahun 2009 saya berhenti," ujarnya.
Kebetulan saat itu, ada formulir untuk pensiun muda.

Selama menjadi tukang terang, berbagai kisah telah ia lewati.
Baca juga: KISAH Jero Pasek Sang Pawang Hujan Viral, Dengan Kekuatan Sebatang Rokok Pindahkan Awan di Langit
"Ada saja yang tidak senang dengan saya," katanya.
Meski begitu, tak sedikit yang meminta tolong kepada dirinya.
Jika ada yang ingin menggunakan jasa sang juru terang, biasanya seseorang akan nunas dengan membawa pejati ke rumah Jero Pasek.
Apabila niatnya membantu, sesuai arahan sekala-niskala maka ia akan tetap hadir dan menjalankan tugasnya sebagai tukang terang. (
(*)
(Tribun-Bali.com/Eka Mita Suputra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.