Berita Bali
KemenKopUKM Gelar Pertemuan Inclusive Business Summit ke-6 di Bali
Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dipercaya menjadi tuan rumah pada perhelatan The 6th ASEAN Inclusive Business
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
Ia merinci, bisnis inklusif merupakan model bisnis yang dapat menghasilkan barang, jasa, dan berperan sebagai mata pencaharian yang layak secara komersil, dalam skala usaha tertentu bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau berada di garis kemiskinan atau disebut Base of Pyramid (BoP).
Dimana hal tersebut menjadi bagian dari rantai nilai bisnis perusahaan.
Baik sebagai pemasok, distributor, pengecer, namun berbeda dengan bisnis lainnya.
“Karena di samping mencari keuntungan, bisnis inklusif juga bersifat inovatif. Yang terpenting memberi dampak bagi masyarakat dalam jangka panjang untuk mengurangi kemiskinan,” imbuh Siti Azizah.
Tak hanya itu, konsep bisnis ini juga berbeda dengan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), karena tujuan bisnis inklusif lebih spesifik.
Yakni memberikan dampak sosial yang positif pada kalangan BoP dan menjadikannya sebagai bagian dari rantai nilai bisnis.
Dalam penyelenggaraan ASEAN IB Summit, selain agenda utama yang digelar di The Mulia Resort Nusa Dua Bali, para peserta juga akan mengunjungi SMESCO Hub Timur, Pasar Nusa Dua, Fiveelements, dan Koperasi Radha Krisna.
“Kami berharap kegiatan ini turut mempromosikan koperasi dan UMKM lokal, terutama bagi para pebisnis inklusif yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” demikian kata Siti Azizah.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.