Pujawali Pura Dalem Kahyangan Kedaton
Ngerebeg di Pujawali Pura Dalem Kahyangan Kedaton Bali, Usai Puja-puji, Dilanjutkan Pamedek Niskala
Pujawali Pura Dalem Kahyangan Kedaton, digelar pukul 13.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Dan di pura ini memang tidak diperbolehkan untuk menggunakan hal yang panas. Seperti pasepan dan dupa. Ini juga yang diyakini dan memang karena dekat dengan alas (hutan) maka itu tidak diperbolehkan. Dan hanya menggunakan don biu tunjung emas,” ungkapnya.
Dalam pujawali, sambungnya, juga menggunakan tradisi gebogan.
Di mana tidak terlalu tinggi penggunaan gebogan karena memang ada dua banjar yakni Tegal dan Batangwangi yang letaknya cukup jauh.
Jadi perkiraan hanya 10 centimeter penggunaan gebogannya.
“Jadi tradisi ngerebek itu dilakukan atau dimaksudkan sebagai tradisi greget dengan suka cita yang mendalam memperingati pujawali di Pura Dalem Kedaton ini,” bebernya.

Untuk rangkaian upacara Pujawali sendiri, dimulai dengan Mepekeling dengan sarana Upakara Pejati.
Kemudian, persiapan perlengkapan upacaranya.
Dilanjutkan Ngebijiang, Negteg, Ngaturang Pujawali, Mapeed dari 12 banjar adat, Ngerebeg, Pependetan dan Kincang Kincung, Ngelebar dan Puput.
Manager DTW Alas Kedaton, Wayan Sudarma mengaku, selain Pujawali untuk DTW Alas Kedaton akan dilakukan pembenahan.
Rencana ada perbaikan menambah patung dan kekinian menyediakan spot foto dan sarana prasarana lain sebagainya.
Dan yang masih menjadi PR ialah sisi pendanaan yang belum ada.
“Kami juga akan mencoba untuk bekerjasama dengan pihak ketiga. Tapi rencananya memang harus ada pembenahan,” jelasnya.
Sementara terkait kunjungan. Setiap hari rata-rata kunjungan ialah sekitar 100 hingga 150 orang ke DTW Alas Kedaton. (i made ardhiangga ismayana)
Kumpulan Artikel Tabanan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.