Berita Jembrana

20 Banjar di Jembrana Terancam Kekeringan, Alami Debit Air Menurun Dampak El Nino

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana kembali melakukan pendataan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino

Ist/BPBD Jembrana
Personel BPBD Jembrana saat mendistribusikan air bersih di wilayah Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Rabu 23 Agustus 2023 kemarin. 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana kembali melakukan pendataan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino mulai Rabu 23 Agustus 2023 kemarin.

Dari dua kecamatan yang sudah didata, sedikitnya ada 20 banjar/lingkungan di tiga desa dan satu kelurahan yang berpotensi kekeringan.

Kemudian ada ribuan KK warga setempat yang terdampak.

Baca juga: Distan Minta Petani Tanam Umbi-umbian, Dampak El Nino Panjang, Ancaman Kekeringan Sawah


Menurut data yang diperoleh dari BPBD Jembrana, dua kecamatan yang sudah terdata adalah Kecamatan Melaya dan Negara.

Rinciannya, di Kecamatan Melaya ada dua desa yakni 7 banjar di Desa Tukadaya dan 5 banjar di Desa Manistutu.

Rata-rata wilayah ini mengalani debit air yang menurun dan sebagian besar tak memiliki bak penampungan air induk. 

Baca juga: Disiapkan Bantuan Dampak Bencana! Antisipasi Kekeringan untuk Petani Penarungan Badung Bali


Sementara di Kecamatan Negara tercatat ada 6 Banjar di Desa Berangbang dan 2 lingkungan di Kelurahan Baler Bale Agung.

Pemicunya hampir sama yakni mengalami debit air yang menurun dan tidak punya bak penampungan air.


"Sementara baru dua kecamatan yang dilakukan pendataan. Sisanya masih berproses hari ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Kamis 24 Agustus 2023.

Baca juga: Pompa Air Rusak, 136 KK di Silagading Buleleng Sulit Akses Air Bersih


Agus Artana melanjutkan, secara umum pendataan ini hampir sama dengan yang sebelumnya.

Namun, saat ini karena ada fenomena El Nino yang menyebabkan perubahan pola cuaca secara global sehingga didata ulang.

Ternyata, dari dua kecamatan ada tiga desa dan satu kelurahan yang berpotensi mengalami kekeringan.

Rata-rata mengalami debit air menurun serta sebagian besar tak memiliki bak penampungan air.

Baca juga: Warga di Kota Bangli Kesulitan Air Bersih, Distribusi Keliling Masih Dilakukan BPBD


"Kita data lagi untuk mengetahui kondisi riil saat ini," ungkapnya. 


Disinggung mengenai upaya penanganan atau solusi untuk ribuan KK yang terancam terdampak kondisi ini, Agus Artana menyebutkan pihaknya sudah merencanakan suplai air bersih sesuai kebutuhan warga. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved