77 Hotel di Badung Gunakan Air PDAM Hanya Untuk Kebutuhan Izin, Meterannya Tercatat Nol

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Banyak hotel di Badung yang tercatat pelanggan Perumda Air Tirta Mangutama atau PDAM Badung namun sama sekali tidak menggunakan air.

Bahkan masuk pelanggan PDAM itu pun karena sebatas untuk kepentingan perizinan. 

Kendati demikian sampai saat ini tercatat ada 77 hotel di Badung yang sama sekali tidak menggunakan air Perumda alias 0 meter.

Menyikapi hal itu PDAM Badung pun mulai melakukan penjagjagan lapangan serta penekanan tentang imbauan pemerintah terkait pengurangan penggunaan Air Bawah Tanah (ABT) dan maksimalkan penggunaan Air Perumda.

Hal itu pun sangat disangayangkan PDAM Badung, mengingat banyak akomodasi pariwisata memilih menggunakan ABT.

Kendati demikian beberapa hotel yang dijagjagi, banyak beralasan akan segera melakukan penyesuaian untuk menggunakan air PDAM.

Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Made Sugita membenarkan bahwa pihaknya telah turun melakukan komunikasi dan pendekatan kepada puluhan akomodasi wisata.

Pasalnya dari pendataan sebelumnya puluhan akomodasi pariwisata itu selama ini diketahui 0 meter pemakaian air Perumda. 

"Kita sudah turun ke bawah. Itu dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya, silahkan koordinasi dengan Kabag Pelanggan," katanya Kamis 31 Agustus 2023.

Baca juga: Libatkan UMKM dan Kesenian Ramaikan Pasar, Donasi ASN Mulai Berlaku September 2023

Pihaknya mengakui penjagjagan itu dilakukan oleh Kepala Bagian Pelanggan, dengan mendatangi satu persatu usaha terkait bersama dengan LPM, kaling dan perangkat lainnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Kabag Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Mangutama, I Putu Wawan Widnyana menerangkan bahwa pendekatan itu sudah dilaksanakan sejak dirinya menjabat sebagai Kabag Produksi.

Namun kini semakin diinstensifkan sejak sebulan belakangan ini. 

"Dari.awal ada 77 hotel yang diketahui tidak memakai suplai air Perumda, kini jumlahnya telah berkurang menjadi 73 hotel," katanya.

Diakui dari hasil pendelatan yang dilakukan mereka mengaku secara bertahap akan segera memakai air Perumda.

"Setiap ada kesempatan keluar, kita rutin turun melakukan pendekatan. Kita sampaikan imbauan pemerintah terkait pengurangan penggunaan ABT dan maksimalkan penggunaan air Perumda. Disana kita jelaskan bahwa air baku yang kita pakai adalah air permukaan, sehingga tidak merusak lingkungan," ucapnya.